jagomart
digital resources
picture1_Bab Ii Rhillary Kusharsamita 22010115140140


 288x       Tipe PDF       Ukuran file 1.56 MB       Source: eprints.undip.ac.id


File: Bab Ii Rhillary Kusharsamita 22010115140140
bab ii tinjauan pustaka 2 1 asfiksia 2 1 1 definisi dan etiologi definisi asfiksia secara harfiah berasal dari bahasa yunani yang artinya 23 ketiadaan nadi absence of pulse atau ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 23 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                                        BAB II 
                                   TINJAUAN PUSTAKA 
                2. 1 Asfiksia  
                2.1.1 Definisi dan etiologi 
                     Definisi asfiksia secara harfiah berasal dari bahasa Yunani yang artinya 
                                                  23
                ketiadaan nadi (absence of pulse atau pulselessness).  Kekurangan atau ketiadaan 
                oksigen  dan  kaitannya  dengan  pulsasi  dapat  dijelaskan  dengan  fakta  bahwa 
                oksigen  sebagai  substansi  yang  diperlukan  untuk  memelihara  kehidupan  yang 
                dialirkan  melalui  aliran  darah.  Pergerakan  oksigen  akan  mengalami kemacetan 
                                                          24
                ketika  aliran  darah  terhenti  sehingga  terjadi  ketiadaan  nadi.   Segala  bentuk 
                intervensi  terhadap  transfer  oksigen  dapat  disebut  asfiksia,  seperti  penurunan 
                tekanan oksigen pada atmosfer, obstruksi saluran napas eksternal atau intenal, 
                kegagalan  kemampuan darah untuk membawa oksigen, maupun kegagalan sel 
                                    10
                untuk  menggunakan  oksigen.   Saat  ini,  asfiksia  secara  umum  didefinisikan 
                sebagai  kondisi  kekurangan  oksigen,  baik  parsial  (hipoksia)  maupun  komplit 
                      5
                (anoksia).  Hipoksia adalah istilah umum yang mengacu pada suplai oksigen ke 
                jaringan yang tidak adekuat atau gangguan penggunaan oksigen. Sementara itu, 
                                                 24
                istilah anoksia diartikan sebagai ketiadaan oksigen.  
                     Secara  umum,  terdapat  dua  jenis  asfiksia  yaitu  internal  dan  eksternal. 
                Asfiksia internal dapat terjadi dikarenakan gangguan ikatan oksigen-hemoglobin 
                maupun keracunan dikarenakan karbon monoksia atau sianida. Asfiksia eksternal 
                mengacu terutama pada terganggunya suplai oksigen dari luar, baik terjadinya 
                obstruksi  dikarenakan  tekanan  dari  luar  pada  saluran  pernapasan  maupun 
                        kekurangan oksigen di dalam ruangan yang kecil. Pada mayoritas kasus, asfiksia 
                        dikaitkan  dengan  sensasi  tidak  nyaman  yaitu  dispnea  yang  ditandai  dengan 
                        kesulitan  bernapas,  takikardia  yang  berlangsung  sementara,  peningkatan 
                                                                                         25
                        pelepasan katekolamin dan perasaan takut akan kekurangan napas.  
                               Berapa  lama  asfiksia  berlangsung  merupakan  pertanyaan  yang  sering 
                        muncul  pada  praktik  forensik.  Asfiksia  berlangsung  selama  tiga  sampai  lima 
                        menit yang dibagi lagi menjadi beberapa fase didalam patofisiologinya, dimana 
                        setiap fase nya berlangsung selama satu sampai dua menit. Patofisiologi asfiksia 
                                                                      25
                        secara umum dapat dilihat dalam tabel berikut:   
                       Tabel 1.  Patofisiologi asfiksia 
                        Fase               Patofisiologi  
                        Dispnea            Aktivitas respiratori meningkat, stridor, sianosis 
                        Efek neurologis    Kejang tonic-clonic (kejang asfiksia), takikardi, peningkatan 
                        terhadap           pelepasan katekolamin dari medulla adrenal (biasanya pada 
                        kekurangan         kekurangan napas dengan hiperkapnea), hipotensi, hilangnya 
                        oksigen            kesadaran  (blacking  out),  terkadang  disertai  defekasi 
                                           involunter,  ejakulasi  (dalam  manual  strangulasi  sampai 
                                           kesadaran hilang) 
                        Jeda pernapasan    Apnea, hipotensi, dan takikardia berlanjut 
                        preterminal 
                        Terminal apnea     Terengah-engah dengan tidak adanya pergerakan udara yang 
                                           efektif (final respiratory arrest) 
                         
                                                  24
                 Etiologi asfiksia secara umum dapat dibagi menjadi:   
                 1)  Mekanis: hal ini mengganggu kelancaran udara dalam traktus respiratorius 
                    melalui berbagai mekanisme. Terjadi penutupan jalur udara oleh tekanan 
                    eksternal  pada  leher  dalam  kasus  penggantungan  diri,  strangulasi,  dan 
                    pencekikan. Tekanan eksternal pada dada dapat terjadi pada kasus asfiksia 
                    traumatika. Penyumbatan saluran napas dapat terjadi dikarenakan adanya 
                    benda  asing  pada  kasus  tersedak  maupun  oleh  cairan  pada  kasus 
                    penenggelaman.  
                 2)  Patologis: terjadi apa bila masuknya oksigen ke dalam paru dihalangi oleh 
                    suatu penyakit saluran pernapasan atas seperti edema laryngeal, spasme, 
                    tumor, dan abses 
                 3)  Toksik atau kimia: terhentinya pergerakan saluran pernapasan dikarenakan 
                    keracunan dengan morfin atau barbiturat. Dapat pula terjadi dikarenakan 
                    terhalangnya penggunaan oksigen oleh darah pada keracunan sianida 
                 4)  Lingkungan:  terjadi  apabila  berada  pada  suatu  tempat  dengan  kadar 
                    oksigen yang rendah atau inhalasi karbon monoksida  
                 5)  Traumatik:  adanya  trauma  tumpul  pada  dada  yang  terjadi  dalam 
                    pneumothorax,  hemathorax,  atau  emboli  pulmonal  dapat  mengganggu 
                    oksigenasi dan ventilasi 
                 6)  Postural : dikarenakan posisi tubuh yang menghalangi pertukaran udara 
                    secara adekuat 
                     
                     
                         2.1.2 Klasifikasi asfiksia 
                                 Asfiksia dibagi menjadi tiga klasifikasi besar yaitu sufokasi (suffocation), 
                         strangulasi  (strangulation)  dan  asfiksia  kimiawi.  Klasifikasi  sufokasi  dan 
                         strangulasi  memiliki  subkategori  di  dalamnya.  Di  dalam  klasifikasi  sufokasi 
                         terdapat   sufokasi    lingkungan     (environmental     suffocation),   pembekapan 
                         (smothering), tersedak (choking), penenggelaman (drowning), asfiksia mekanik 
                         (mechanical asphyxia), gagging, dan sufokasi gas (gases suffocation). Sementara 
                         itu,  pada  strangulasi  terdapat  strangulasi  manual  (manual  strangulation), 
                         strangulasi  dengan  pengikat  (ligature  strangulation),  dan  penggantungan 
                                     26
                         (hanging).   
                          
                         2.1.2.1 Asfiksia kimiawi (chemical asphyxia) 
                                 Klasifikasi  pertama  selain  sufokasi  dan  strangulasi  adalah  asfiksia 
                         kimiawi. Pada asfiksia kimiawi, oksigen dapat memasuki pembuluh darah namun 
                         suatu  toxin  mencegah  baik  transfer  oksigen  dalam  darah  maupun  penggunaan 
                                                                        27
                         oksigen oleh sel sehingga timbul kematian.  Bahan kimia yang sering menjadi 
                         penyebab  asfiksia  kimiawi  adalah  karbon  monoksida,  hidrogen  sianida,  dan 
                                           28
                         hidrogen sulfide.  
                          
                         2.1.2.2 Sufokasi (suffocation) 
                                 Kematian  akibat  sufokasi  (suffocation)  memiliki  arti  kematian  yang 
                         disebabkan  oleh  ketidakmampuan  untuk  bernapas  atau  kesulitan  dalam 
                                   29
                         bernapas.  Menimbang kurangnya spesifisitas dari istilah ini, sangat dianjurkan 
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Bab ii tinjauan pustaka asfiksia definisi dan etiologi secara harfiah berasal dari bahasa yunani yang artinya ketiadaan nadi absence of pulse atau pulselessness kekurangan oksigen kaitannya dengan pulsasi dapat dijelaskan fakta bahwa sebagai substansi diperlukan untuk memelihara kehidupan dialirkan melalui aliran darah pergerakan akan mengalami kemacetan ketika terhenti sehingga terjadi segala bentuk intervensi terhadap transfer disebut seperti penurunan tekanan pada atmosfer obstruksi saluran napas eksternal intenal kegagalan kemampuan membawa maupun sel menggunakan saat ini umum didefinisikan kondisi baik parsial hipoksia komplit anoksia adalah istilah mengacu suplai ke jaringan tidak adekuat gangguan penggunaan sementara itu diartikan terdapat dua jenis yaitu internal dikarenakan ikatan hemoglobin keracunan karbon monoksia sianida terutama terganggunya luar terjadinya pernapasan di dalam ruangan kecil mayoritas kasus dikaitkan sensasi nyaman dispnea ditandai kesulitan bernapas takik...

no reviews yet
Please Login to review.