Authentication
210x Tipe PDF Ukuran file 0.15 MB Source: media.neliti.com
AGORA Vol. 1, No. 3, (2013) PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA RESTORAN A&W DI CITY OF TOMORROW SURABAYA Danny Albert Tilon Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: Danny_tilon@yahoo.com Abstrak-Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktual para pekerja harus mengikuti atau mengimbangi pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia pada perkembangan perusahaan sesuai dengan tugas yang dijabat restoran A&W City of tomorrow Surabaya. Penelitian ini atau yang akan dijabatnya. Hal ini yang mendorong menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan perusahaan untuk memfasilitasi pelatihan dan pengembangan data berupa wawancara dan observasi. Teknik penentuan karir para tenaga kerja guna mendapatkan hasil kinerja yang informan yang digunakan oleh penulis adalah purposive baik, efektif dan efisien. sampling. Manager, supervisor, serta para staff karyawan merupakan informan dalam penelitian ini. Penulis menggunakan Salah satu contoh perusahaan yang sukses dalam pelatihan teknik triangulasi sebagai teknik untuk menguji keabsahan data. dan pengembangan karyawannya adalah PT. ASTRA Hasil dari penelitian menujukkan metode yang digunakan International Tbk. Hal ini terbukti dengan diterimanya terbukti efektif, seperti proses pelatihan calon karyawan yang penghargaan sebagai Best Employers in Indonesia 2011. menggunakan metode pelajaran didalam kelas dan pelatihan Penghargaan ini adalah kolaborasi dari AON-Hewitt dan sambil bekerja, sedangkan dalam proses pengembangan Majalah Globe Asia. Best Employers Asia adalah sebuah karyawan, metode yang digunakan oleh A&W adalah metode penelitian terbesar di Asia Pasifik di bidang sumber daya rotasi pekerjaan, persiapan untuk pengganti dan juga memakai manusia yang meliputi lebih dari 900 organisasi yang kembali metode pelatihan (pelatihan sambil bekerja). mewakili pendapat lebih dari 2 juta karyawan, dimulai sejak 2001. Berkat dukungan 185.580 karyawan yang berkualitas, Kata kunci : Pelatihan, Pengembangan Sumber Daya Astra berhasil meraih berbagai prestasi. Astra memahami Manusia bahwa SDM memegang peran penting dalam pencapaian VXNVHV ELVQLV 0HQJDFX SDGD NHUDQJND VWUDWHJLV ³Winning Concept, Winning System & Winning Team´ $VWUD VHODOX berusaha meningkatkan kualitas karyawan sehingga mampu I. PENDAHULUAN berkontribusi signifikan terhadap kinerja perusahaan. Didalam persaingan bisnis global saat ini, perusahaan harus Hal yang sama juga dilakukan oleh restoran A&W, yaitu memiliki kekuatan dalam menghadapi pesaing-pesaingnya. melakukan pelatihan dan pengembangan karyawan di Salah satu yang dapat mendukung adalah aset sumber daya perusahaan mereka. Di A&W calon karyawan dilatih langsung manusianya (SDM). SDM mempunyai peran utama dalam dipusatnya yaitu di Wijaya Kusuma selama 2 minggu, minggu setiap kegiatan perusahaan. Walaupun didukung dengan pertama mengikuti teori didalam kelas, dan minggu kedua sarana dan prasarana, serta sumber dana yang menjanjikan, praktek langsung kelapangan. Sedangkan untuk tetapi tanpa dukungan SDM yang handal, kegiatan perusahaan pengembangan karyawan di A&W setiap beberapa bulan tidak akan terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan biasanya manajer memindahkan karyawan yang rajin dan bahwa SDM merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan berpotensi kedivisi lain, untuk mempelajari hal-hal yang baru. dengan segala kebutuhannya. Nama A&W sendiri bermula dari minuman root beer yang Dinamika lingkungan yang selalu berubah menuntut diciptakan pertama kali oleh Roy W. Allen, pada tahun 1919 perusahaan untuk memperoleh SDM yang berkualitas. di California. Pada tahun 1922 Allen mengambil pasangan Pelatihan dan pengembangan merupakan hal umum yang untuk rekan kerjanya, yaitu Frank Wright. Kedua mitra sering dilakukan oleh perusahaan, karena penempatan tersebut menggabungkan inisial nama mereka, "A" untuk karyawan secara langsung dalam pekerjaan tidak menjamin Allen dan "W" untuk Wright dan secara resmi menamai mereka akan berhasil. Karyawan baru sering sering merasa minumannya, A & W Root Beer ®, Pada tahun 1970, anak tidak pasti tentang peranan dan tanggung jawab mereka. perusahaan Amerika diakuisisi oleh The AMK Corporation, Sehingga dapat diasumsikan bahwa pelatihan dan yang membentuk perusahaan baru, Amerika Brands Company. pengembangan sangat penting bagi tenaga kerja untuk bekerja Dalam struktur ini perusahaan A&W Root Beer mengadopsi lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan yang merek dagang baru, mengubah namanya ke A&W dijabat atau akan dijabat kedepan. Dalam dunia kerja, International, Inc dan mulai proses menjadi restoran dan pelatihan dan pengembangan sering dilakukan sebagai upaya organisasi pelayanan makanan yang kemudian mulai dikenal meningkatkan kinerja para tenaga kerja yang dianggap belum dengan fast food restaurant yang memiliki khas Amerika. mampu untuk mengemban pekerjaannya karena faktor A&W merupakan salah satu restoran cepat saji (fast food perkembangan kebutuhan masyarakat dalam pendidikan. restaurant) milik perusahaan asing yang telah masuk ke Secara deskripsi tertentu potensi para pekerja mungkin sudah Indonesia sejak tahun 1985, dan mempunyai salah satu cabang memenuhi syarat administrasi pada pekerjaanya, tapi secara AGORA Vol. 1, No. 3, (2013) di City of Tomorrow, Surabaya. Restoran A&W telah kerja, (4) Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya memiliki fungsi manajemen SDM (Sumber Daya Manusia) manusia, (5) Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja, yang dibawahi oleh manajer HRD (Human Resources (6) Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu Development). Didalam industri ini, A&W tidak hanya berprestasi secara maksimal, (7) Meningkatkan kesehatan dan menjual produk makanan dan minuman saja, tetapi juga keselamatan kerja, (8) Menghindarkan keusangan, (9) service / pelayanan yang dapat memuaskan konsumen. Untuk Meningkatkan perkembangan pegawai. mendapatkan service yang berkualitas dibutuhkan SDM yang Selanjutnya Werther dan Davis (1996) mengkategorikan berkualitas pula. Untuk itu perusahaan perlu terus melakukan manfaat pelatihan kerja yang dapat dilihat dari sisi karyawan evaluasi dalam proses pelatihan dan pengembangan untuk maupun perusahaan, antara lain (dalam Setiawati dan SDMnya. Sehingga kualitas layanan yang diberikan pegawai Saksono, 2004, p. 7-8) : (1). Manfaat pelatihan kerja bagi dapat dimaksimalkan dan konsumen juga merasa puas atas perusahaan : (a) Meningkatkan efektivitas proses pengambilan layanan yang diberikan dan mengakuinya. keputusan dan pemecahan masalah, (b) Memperbaiki Untuk itu peneliti lebih memfokuskan penelitiannya pengetahuan dan ketrampilan di seluruh level perusahaan, (c) langsung pada proses pelatihan dan pengembangan SDM yang Membantu meningkatkan produktivitas atau kualitas kerja, (d) ada di restoran A&W di City of tomorrow, Surabaya. Dalam Menciptakan iklim kerja yang tepat untuk pertumbuhan dan pertumbuhan dan pengembangan usaha, perusahaan perlu komunikasi. (2). Manfaat pelatihan kerja bagi karyawan : (a) memperkaya SDM dalam segi kualitas dan kuantitas untuk Membantu mendorong dan mencapai pengembangan diri mencapai visi dan misi perusahaan yang nantinya menjadi sendiri dan kepercayaan diri, (b) Meningkatkan kepuasan keunggulan kompetitif dan menunjang pengembangan usaha kerja dan pengakuan, (c) Memberikan kepada peserta perusahaan. pelatihan kerja sebuah kesempatan untuk berkembang dan Menurut Abdurrahmat Fathoni (2006), sumber daya memberi pandangan tentang masa depan sendiri, (d) manusia merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari Membantu seseorang meningkatkan ketrampilan berbicara, setiap kegiatan manusia. Manusia sebagai unsur terpenting mendengar, dan kemampuan menulis. (3). Manfaat pelatihan mutlak dianalisis dan dikembangkan. Waktu, tenaga, dan kerja bagi sesama rekan kerja : (a) Memberikan sarana kemampuannya benar-benar dapat dimanfaatkan secara komunikasi antar kelompok dan antar karyawan, (b) optimal bagi kepentingan organisasi, maupun bagi Memberikan informasi dengan kesempatan yang sama dan kepentingan individu (dalam Subekhi, Jauhar, 2012, p. 13). tindakan penyesuaian, (c) Meningkatkan ketrampilan Menurut James Stoner (1986), manajePHQDGDODK³SURVHV hubungan antar pribadi. perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan Menurut Mathis dan Jackson (2001, p. 318), pelatihan dapat pengendalian upaya anggota organisasi dan proses dirancang untuk memenuhi tujuan berbeda dan dapat penggunaan semua sumber daya dalam organisasi untuk diklasifikasikan ke dalam berbagai cara, yang meliputi : (1) mencapai WXMXDQ RUJDQLVDVL´ GDODP $UGDQD 0XMLDWL Pelatihan yang dibutuhkan dan rutin yaitu dilakukan untuk Utama, 2012, p. 4). memenuhi berbagai syarat hukum yang seharusnya dan Di dalam dunia bisnis hari ini, eksekutif yang baik tidak berlaku sebagai pelatihan untuk semua karyawan (orientasi hanya beradaptasi terhadap kondisi perubahan, tetapi juga karyawan baru). (2) Pelatihan pekerjaan / teknis yaitu menerapkan prinsip dasar manajemen. Para eksekutif tetap memungkinkan para karyawan untuk melakukan pekerjaan, memberikan dasar-dasar yang diperlukan untuk membangun tugas dan tanggung jawab mereka dengan baik. (3) Pelatihan sebuah perusahaan (Bateman & Snell, 2009, p. 9). Dasar-dasar antarpribadi dan pemecahan masalah yaitu dimaksudkan untuk tersebut terdiri atas fungsi manajemen tradisional seperti mengatasi masalah operasional dan antarpribadi serta perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), meningkatkan hubungan dalam pekerjaan organisasional. (4) penggerakan (actuating), dan pengendalian (controlling). Pelatihan perkembangan dan inovatif yaitu menyediakan (Bateman & Snell, 2009, p. 19). fokus jangka panjang untuk meningkatkan kapabilitas Sebelum melaksanakan pekerjaan, karyawan harus individual dan organisasional untuk masa depan. menjalani suatu sesi dimana karyawan akan diberi pembekalan Pelatihan bisa dilakukan dengan banyak cara, berikut ketrampilan terlebih dahulu agar dapat menjalankan beberapa metode pelatihan menurut Subekhi & Jauhar (2012, pekerjaannya sesuai dengan standart atau ketentuan yang telah p. 87), yaitu : (a) On the job training adalah para peserta ditetapkan oleh perusahaan. Sesi yang dimaksud adalah latihan bekerja di tempat untuk belajar atau meniru suatu pelatihan. Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pekerjaan di bawah bimbingan seorang pengawas. Metode pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan tersebut dibedakan dalam dua cara. Cara informal yaitu pelatih teroganisir di mana pegawai non manajerial mempelajari menyuruh peserta latihan untuk memperhatikan orang lain pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan terbatas. yang sedang melakukan pekerjaan, kemudian ia diperintahkan (Mangkunegara, 2001, p. 44). untuk mempraktekkannya. Cara formal yaitu supervisor Setiap pelatihan yang diselenggarakan oleh organisasi tentu menunjuk seorang karyawan untuk memperhatikan pekerjaan memiliki tujuan atau sasaran pencapaian, sehingga dapat tersebut, selanjutnya para peserta latihan melakukan pekerjaan diketahui arah pelatihan yang diselenggarakan, dan pada akhir sesuai dengan cara-cara yang dilakukan karyawan senior. (b) masa pelatihan dapat dievaluasi apakah tujuan pelatihan telah Vestibule adalah metode latihan yang dilakukan dalam kelas tercapai atau tidak. Lebih lanjut lagi Mangkunegara (2001, p. atau bengkel yang biasanya diselenggarakan kepada karyawan 45) menyebutkan beberapa tujuan pelatihan yaitu : (1) baru dan melatih mereka mengerjakan pekerjaan tersebut. (c) Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi, (2) Demonstration and example adalah metode latihan yang Meningkatkan produktivitas kerja, (3) Meningkatkan kualitas dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasan bagaimana AGORA Vol. 1, No. 3, (2013) cara-cara mengerjakan sesuatu pekerjaan melalui contoh atau Menurut Hasibuan (2005, p. 70) tujuan pengembangan percobaan yang didemonstrasikan, di mana metode ini sangat sumber daya manusia tersebut pada hakikatnya adalah sebagai efektif serta melihat sendiri teknik pengerjaannya, bahkan jika berikut : (1) Produktivitas kerja, (2) Efisiensi, (3) Kerusakan, perlu boleh dipraktekkan. (d) Simulation merupakan situasi (4) Kecelakaan, (5) Pelayanan, (6) Moral, (7) Karier, (8) atau pekerjaan ditampilkan semirip mungkin dengan situasi Konseptual, (9) Kepemimpinan, (10) Balas jasa, (11) sebenarnya tapi hanya merupakan tiruan saja. (e) Pelanggan atau pengguna jasa. Apprenticeship adalah suatu cara mengembangkan untuk Menurut Mangkunegara (2001, p. 57) menyebutkan mengembangkan keahlian pertukaran sehingga para karyawan beberapa metode dalam pengembangan pegawai : (1) Metode yang bersangkutan dapat mempelajari segala aspek dari Pelatihan, metode pelatihan dapat digunakan pula dalam pekerjaanya. (f) Classroom methods adalah metode pertemuan pengembangan. Hal ini digunakan karena beberapa pegawai dalam kelas meliputi pengajaran, rapat, programmed adalah manajer, samua manajer adalah pegawai. Metode instruction, metode studi kasus, role playing, metode diskusi, pelatihan yang sering digunakan dalam pengajaran dan metode seminar. Metode studi kasus yaitu pelatih pengembangan antara lain : simulasi, metode konfrensi, studi memberikan suatu kasus kepada peserta pengembangan. Role kasus dan bermain peran. (2) Understudy adalah playing yaitu beberapa peserta ditunjuk untuk memainkan mempersiapkan peserta untuk melaksanakan pekerjaan atau suatu peran dalam sebuah organisasi tiruan. Metode diskusi mengisi suatu posisi jabatan tertentu. Konsep understudy yaitu dilakukan dengan melatih peserta untuk berani merupakan suatu teknik perencanaan pegawai yang berpendapat dan meyakinkan orang lain akan pendapatnya. berkualifikasi untuk mengisi jabatan manajer. Teknik Metode seminar yaitu bertujuan melatih peserta mempersepsi, pengembangan understudy serupa dengan metode on the job. mengevaluasi, dan memberikan saran-saran serta menerima Belajar dengan berbuat yang ditekankan melalui kebiasaan. atau menolak pendapat atau usul orang lain. (g) Lecture (3) Job Rotasi dan kemajuan bersama, job rotasi melibatkan (ceramah atau kuliah) adalah metode yang diberikan peserta perpindahan peserta dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. yang banyak di dalam kelas. Pelatih mengajarkan teori-teori Kadang-kadang dari satu penempatan ke penempatan lainnya yang diperlukan, sedangkan yang dilatih mencatat serta direncanakan atas dasar tujuan belajar. Kemajuan berencana mempresentasikan. (h) Conference (rapat) adalah pelatih tidak merubah keseimbangan status dan gaji, tetapi melibatkan memberikan suatu makalah tertentu dan peserta ikut penempatan kembali dengan asumsi mempunyai tugas dan berpartisipasi dengan mengemukakan ide dan sarannya untuk tanggung jawab yang lebih tinggi. Keuntungan dari job rotasi, memecahkan masalah tersebut. (i) Programmed instruction antara lain pegawai peserta mendapatkan gambaran yang luas adalah peserta dapat belajar sendiri karena langkah-langkah mengenai berbagai macam jenis pekerjaan, mengembangkan pengerjaan sudah diprogram. Program ini meliputi pemecahan kerja sama antar pegawai, mempermudah penyesuaian diri informasi dalam beberapa bagian kecil sedemikian rupa dengan lingkungan tempat bekerja. (4) Coaching-Counseling sehingga dapat dibentuk program pengajaran yang mudah adalah suatu prosedur pengajaran pengetahuan dan dipahami dan saling berhubungan. keterampilan-keterampilan kepada pegawai bawahan. Peranan Agar program pelatihan yang diberikan pada karyawan job Coaching adalah memberikan bimbingan kepada pegawai dapat mencapai sasarannya, serta biaya yang dikeluarkan tidak bawahan dalam menerima suatu pekerjaan atau tugas dari sia-sia, maka hasil pelatihan perlu dinilai dan dievaluasi. atasannya. Penilaian terhadap pelatihan perlu dilakukan untuk Lebih lanjut Saydam (2000, p. 500) memaparkan manfaat mengetahui seberapa jauh bertambahnya pengetahuan yang diperoleh dengan kegiatan pengembangan SDM, yaitu : (knowledge), ketrampilan (skill), dan perbaikan sikap (1) Organisasi akan berkemampuan menyesuaikan diri dengan (attitude) dari karyawan yang mengikuti program pelatihan kebutuhan sekarang. (2) Organisasi akan mempunyai SDM tersebut. Penilaian keberhasilan pelatihan menurut yang selalu tampil meyakinkan dalam melaksanakan Heidjrachman dan Suad Husnan (1997, p. 108) yaitu : (1) pekerjaan. (3) Organisasi akan mampu menjawab tantangan Produktivitas sebelum dan sesudah training, apakah memang perkembangan keadaan masa depan. (4) Program organisasi terjadi peningkatan produktivitas, misalnya diukur dari tingkat akan tidak pernah ketinggalan dari para pesaingnya. (5) kualitas maupun kuantitas produksi. (2) Penurunan tingkat Organisasi dapat meningkatkan prestasi pegawai secara kecelakaan, apakah cukup berhasil program training tersebut individual maupun kelompok. (6) Mekanisme organisasi lebih mengurangi tingkat kecelakaan? Seberapa banyak biaya yang fleksibel dan tidak kaku dalam menggunakan teknologi baru. dapat dihemat karena menurunnya angka kecelakaan kerja?. (7) Biaya produksi yang dikeluarkan lebih efisien. (8) Selain adannya pelatihan sumber daya manusia, perusahaan Organisasi dapat mempersiapkan pegawai-pegawai untuk juga perlu untuk melakukan pengembangan sumber daya menduduki jabatan yang lebih tinggi. manusia. Menurut Saydam S ³3HQJHPEDQJDQ Menurut pendapat Handoko (2001, p. 104), pengertian sumber daya manusia merupakan kegiatan yang harus pelatihan dan pengembangan adalah berbeda. Latihan dilaksanakan organisasi, agar pengetahuan (knowledge), (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan kemampuan (ability), keterampilan (skill) mereka sesuai berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, dengan tuntutan pekerjaan yang mereka lakukan. Dengan terinci dan rutin. Latihan menyiapkan para karyawan untuk kegiatan pengembangan ini, maka diharapkan dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan sekarang. Di lain pihak, bila memperbaiki dan mengatasi kekurangan dalam melaksanakan manajemen ingin menyiapkan para karyawan untuk pekerjaan dengan lebih baik, sesuai dengan perkembangan memegang tanggung jawab pekerjaan di waktu yang akan LOPXGDQWHNQRORJL\DQJGLJXQDNDQROHKRUJDQLVDVL´ datang, kegiatan ini disebut pengembangan sumber daya manusia. Pengembangan (development) mempunyai ruang AGORA Vol. 1, No. 3, (2013) lingkup lebih luas dalam upaya untuk memperbaiki dan yang bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dan sifat-sifat fenomena yang terjadi pada masa sekarang. Penelitian ini juga kepribadian. bertujuan untuk mengurai sifat atau karakteristik dari suatu Menurut Mangkunegara (2001, p. 44), pelatihan dan fenomena tertentu dan hanya mengumpulkan fakta, pengembangan yang dilakukan kepada sumber daya manusia menguraikan secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan harus memiliki beberapa unsur-unsur sebagai berikut : (1) persoalan yang akan dipecahkan (Umar, 2005, p. 33-34). Tujuan dan sasaran pelatihan serta pengembangan harus jelas Theoretical sampling yang digunakan dalam penelitian ini dan dapat diukur, hal ini perlu agar sumber daya manusia tahu adalah purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik kompetensi apa yang harus dicapai setelah mengikuti penarikan sampel dengan menentukan kelompok peserta yang pelatihan yang dilakukan oleh organisasi. (2) Para pelatih menjadi informan sesuai dengan kriteria tepilih yang relevan harus memiliki kualifikasi yang memadai, hal ini perlu agar dengan masalah penelitian. Ukuran besaran individu key sumber daya manusia bisa memahami materi latihan. (3) person atau informan, yang mungkin atau tidak mungkin Materi latihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan ditunjuk sudah ditetapkan sebelum pengumpulan data, tujuan yang hendak dicapai, sehingga pelatihan dilakukan atas tergantung pada sumber daya dan waktu yang tersedia, serta tujuan dan dasar yang kuat, tidak asal-asalan melakukan tujuan penelitian. Dengan kata lain besaran key person yang pelatihan. (4) Metode pelatihan dan pengembangan harus digunakan sebagai informan disesuaikan dengan struktur sesuai dengan tingkat kemampuan sumber daya manusia, sosial saat pengumpulan data dilakukan. Kunci dasar dari sehingga sumber daya manusia tersebut bisa menyerap materi purposive sampling ini adalah penguasaan informasi dari yang diberikan oleh pelatih. (5) Peserta pelatihan dan informan dan secara logika bahwa tokoh-tokoh kunci di dalam pengembangan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan. proses sosial selalu langsung menguasai informasi yang terjadi Menurut Mangkunegara (2001, p. 44) ada beberapa faktor di dalam proses sosial itu (Bungin, 2009, p. 107). Peneliti yang perlu diperhatikan dan juga dipertimbangkan dalam menggunakan teknik tersebut karena peneliti ingin para melakukan pelatihan dan pengembangan sumber daya informan yang dipilih benar-benar sesuai dan tepat dengan manusia, yaitu : (1) Perbedaan individu setiap sumber daya kebutuhan penelitian. manusia, setiap sumber daya manusia tentu memiliki Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data kemampuan yang berbeda, kepandaian yang berbeda dan juga kualitatif. Data kualitatif adalah data yang bersifat tidak motivasi yang berbeda dalam mengikuti pelatihan. Hal ini bisa terstruktur, dalam arti variasi data yang diberikan oleh menjadi penghambat dalam penyampaian materi latihan, sumbernya beragam dengan tujuan untuk memperoleh sehingga pelatih perlu mendesain materi latihan yang bisa pandangan yang mendalam dan meluas dari setiap informan mencakup semua sumber daya manusia yang menjadi subjek penelitian (Istijanto, 2005, p. 46). pelatihan. (2) Hubungan dengan analisa jabatan, materi dan Peneliti menggunakan dua sumber data, yaitu data primer metode pelatihan yang dilakukan harus berguna bagi sumber dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung daya manusia tersebut agar pelatihan yang diterima bisa diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau menunjang pekerjaan yang dilakukan. (3) Motivasi, sumber objek penelitian. Penulis memperoleh data primer melalu hasil daya manusia harus mempunyai motivasi yang cukup dalam observasi atau wawancara. (Bungin, 2009, p. 122). Data mengikuti pelatihan, sehingga penerimaan materi latihan bisa primer yang digunakan oleh penulis adalah hasil wawancara maksimal. (4) Partisipasi aktif, sumber daya manusia harus dengan Bapak Rudy Purwanto, selaku manajer di restoran ikut berpatisipasi sehingga ada pelatihan dua arah dengan A&W City of Tomorrow Surabaya, lalu supervisornya dan 4 pelatih, dengan partisipasi semisal bertanya apabila materi orang karyawan yang bekerja di restoran tersebut untuk belum jelas, maka akan membantu sumber daya manusia itu mengetahui bagaimana proses pelatihan dan pengembangan sendiri dalam proses pengertian dan pemahaman akan materi pada restoran A&W. Lalu data sekunder adalah data yang latihan. (5) Seleksi peserta pelatihan, tentu tak semua sumber diperoleh dari hasil pengumpulan orang lain. Dalam hal daya manusia bisa mengikuti program pelatihan, harus ada tertentu peneliti tidak dapat atau sukar memperoleh data dari seleksi sumber daya manusia. Sehingga sumber daya manusia sumber data primer, hal ini karena menyangkut sesuatu yang yang telah memenuhi kualifikasi yang bisa mengikuti sangat pribadi, sehingga sulit data tersebut didapat langsung pelatihan. (6) Metode pelatihan dan pengembangan, harus dari sumber data primer (Bungin, 2009, p. 122). Penulis sesuai dengan tujuan pelatihan dan juga selaras dengan visi memperoleh data sekunder berupa company profile melalui misi organisasi. data yang sudah dipublikasikan, seperti internet (website perusahaan yang terkait). II. METODE PENELITIAN Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus ini adalah wawancara dan observasi. Wawancara adalah dengan metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, mengajukan pertanyaan dan terwawancara (Interviewee) yang motivasi, tindakan, dan lain-lain; secara holistik, dan dengan memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011, p. cara deskripsi dalam bentuk kata ± kata dan bahasa, pada suatu 186). Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan semi terstruktur dengan teknik wawancara in-depth interview, berbagai metode alamiah (Moleong, 2011, p. 6). Definisi lain yang merupakan merupakan metode pengumpulan data yang dari metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian sering digunakan dalam penelitian kualitatif. In-depth interview adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
no reviews yet
Please Login to review.