Authentication
1892x Tipe DOCX Ukuran file 0.38 MB
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
HORMON DAN PERTUMBUHAN
PENGARUH ETILEN PADA PEMATANGAN BUAH PISANG (Musa paradisiaca L.)
Disusun oleh :
Nama : 1. Rima Dewi (F1D019025)
2. Dinda Zuliani Putri (F1D019011)
3. Eliza Febrianti (F1D019037)
4. Akhmad Rizki Fauzan (F1D019049)
5. Shintania Shalsabila (F1D019063)
Hari/Tanggal : Selasa/14 September 2021
Kelompok : 4 (Empat) A
Dosen Pengampu : 1. Dra. R. R. Sri Astuti, MS
2. Dedi Satriawan, S. Si., M. Si
3. Dra. Steffanie Nurliana, MS, MM
4. Fatimatuzzahra, S. Pd, M. Sc
Asisten Dosen : 1. Rimala Erisa (F1D017008)
2. Leni Maryana (F1D017011)
3. Zayadi Sudayu (F1D017044)
4. Fetri Rahma Widowati (F1D017062)
5. Aryo Nur Rizqi (F1D018013)
6. Ririn Nurinda Swari (F1D018033)
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
JURUSAN S1 BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hormon merupakan senyawa organik aktif yang memiliki peranan penting dalam
aktivitas fisiologi setiap makhluk hidup karena berfungsi sebagai regulator atau
pengontrol. Pada tumbuhan, hormon disebut dengan fitohormon yang berarti
sekumpulan senyawa organik bukan hara, baik yang terbentuk secara alami maupun
dibuat oleh manusia, yang tersedia dalam kadar sangat kecil, mendorong,
menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan dan pergerakan (taksis)
tumbuhan. Hormon tumbuhan dapat bersifat endogen dihasilkan sendiri oleh individu
yang bersangkutan maupun eksogen diberikan dari luar sistem individu. Hormon
eksogen dapat juga merupakan bahan non-alami (sintetik), tidak dibuat dari ekstraksi
tumbuhan. Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan tersebut dipakai istilah
zat pengatur tumbuh (Mulono, 2017).
Dalam fisiologi tumbuhan dikenal ada lima zat pengatur tumbuh yaitu auksin,
giberelin, sitokinin, etilen dan asam absisat. Masing-masing dari zat pengatur tumbuh
tersebut memiliki peran dan fungsinya terkait dengan gejala fisiologi tertentu. Di
dalam proses fisiologis, etilen mempunyai peranan penting. Pengaruh etilen dalam
fisiologi tanaman yang salah satunya adalah mendukung respirasi klimaterik dan
pematangan buah (Napitupulu, 2013).
Berdasarkan paparan di atas maka dilakukanlah pratikum mengenai pengaruh
etilen pada pematangan buah pisang untuk mengetahui pengaruh hormon etilen pada
proses pematangan buah pisang.
1.2 Tujuan
Pada pratikum Fisiologi Tumbuhan yang berjudul pengaruh etilen pada
pematangan buah pisang bertujuan untuk membandingkan proses pematangan buah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pisang merupakan salah satu komoditi hortikultura yang disukai oleh
penduduk Indonesia, hampir disemua daerah memiliki tanaman. Buah pisang
termasuk buah klimakterik yang ditandai dengan meningkatnya laju respirasi pada
saat buah menjadi matang, dan hal ini berhubungan dengan meningkatnya laju
produksi etilen. Pada buah klimakterik, etilen berperan dalam perubahan fisiologis
dan biokimia yang terjadi selama Pemberian etilen eksogen pada buah klimakterik
dapat mempercepat proses pematangan dan menghasilkan buah dengan tingkat
kematangan yang seragam(Kader, 2002).
Pisang biasanya dipanen sebelum matang dengan tingkat kematangan tertentu
dan berbagai pertimbangan pemasaran. Pemanenan buah yang akan dipasarkan
dengan jarak jauh umumnya pada tingkat kematangan 75-80% dengan ciri-ciri sudut-
sudut pada pisang masih tampak jelas, sedangkan untuk pemasaran jarak dekat
dipanen dengan tingkat kematangan 85-90% dengan ciri-ciri sudut buah berkembang
penuh walaupun sudut buah masih tampak nyata (Pantastico, 1993).
Hormon merupakan senyawa organik aktif yang memiliki peranan penting
dalam aktivitas fisiologi setiap makhluk hidup karena berfungsi sebagai regulator
atau pengontrol. Hormon tumbuhan dapat bersifat endogen dihasilkan sendiri oleh
individu yang bersangkutan maupun eksogen diberikan dari luar sistem individu.
Hormon eksogen dapat juga merupakan bahan non-alami (sintetik, tidak dibuat dari
ekstraksi tumbuhan). Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan tersebut
dipakai istilah zat pengatur tumbuh (Mulono, 2017).
Pematangan merupakan suatu proses perubahan yang terjadi pada buah meliputi
perubahan rasa, kualitas, warna dan tekstur. Pematangan berhubungan dengan
perubahan pati menjadi gula. Sifat pematangan buah ditentukan dengan melihat pola
respirasi pada buah tersebut. Hal tersebut membedakan menjadi buah klimakterik dan
buah non klimakterik. Buah klimakterik merupakan buah yang apabila sudah dipanen
akan memasuki fase klimakterik yaitu peningkatan dan penurunan laju respirasi
secara tiba-tiba. Selama pematangan, memancarkan etilen untuk meningkatkan laju
respirasi. Proses klimaterik dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu klimaterik menaik,
pucak klimaterik dan klimaterik menurun, contoh buah klimakterik yaitu mangga,
pisang dan apel. Sedangkan buah non klimakterik merupakan buah yang menjelang
kematangan, laju respirasi menurun lalu tidak menunjukkan adanya fase klimakterik.
Buah tersebut tidak menunjukkan respon apabila diberi perlakuan etilen. Buah
tersebut memiliki kandungan etilen yang sedikit, contohnya yaitu jeruk, anggur,
strawberry dan blackberry (Efendi dan Lukman, 2018).
Etilen adalah suatu gas tanpa warna dengan sedikit berbau manis. Etilen
merupakan suatu hormon yang dihasilkan secara alami oleh tumbuhan dan
merupakan campuran yang paling sederhana yang mempengaruhi proses fisiologi
pada tumbuhan. Proses fisiologi pada tumbuhan antara lain perubahan warna kulit,
susut bobot, penurunan kekerasan, dan penurunan kadar gula. Etilen disebut hormon
karena dapat memenuhi persyaratan sebagai hormon yang dihasilkan oleh tanaman,
bersifat mobile dalam jaringan tanaman, dan merupakan senyawa organik (Purwoko
dan Suryana, 2000).
Agen pematangan yang paling efektif adalah dengan penggunaan etilen. Agen
tersebut dapat mematangkan pisang dalam waktu yang singkat. Selain dapat
mempercepat proses pembusukan, etilen dapat dimanfaatkan sebagai agen yang dapat
menstimulus pemasakan pada buah klimaterik dan mendorong pembentukan warna
pada buah-buahan Zat etilen tersedia secara komersial dalam bentuk gas atau cair.
Alternatif lain yang digunakan untuk mempercepat kematangan buah adalah
penggunaan bioetilena atau etilena dari sumber alami (Utami dkk, 2008).
Etilen dapat mempercepat pematangan buah. Perubahan tingkat keasaman dalam
jaringan juga akan mempengaruhi aktivitas beberapa enzim diantaranya adalah
enzim-enzim pektinase yang mampu mengkatalis degradasi protopektin yang tidak
larut menjadi substansi pektin yang larut. Perubahan komposisi substansi pektin ini
akan mempengaruhi kekerasan buah-buahan (Mulono, 2017).
Gas etilen memiliki beberapa fungsi yaitu mendorong pematangan, memberikan
pengaruh yang berlawanan dengan beberapa pengaruh dari hormon auksin,
no reviews yet
Please Login to review.