Authentication
363x Tipe DOCX Ukuran file 0.03 MB
HAKEKAT SIKAP KONSUMEN
Presented by:
WAWAT SETIAWATI
3208030
Konsep Sikap
Sikap seseorang sering dinyatakan oleh rasa suka atau tidak suka terhadap sesuatu,
termasuk produk atau jasa yang mereka jumpai dalam kehidupan mereka sebagai
konsumen. Pemasar sangat berkepentingan pada sikap konsumen terhadap produknya,
karena sikap yang positif akan menghasilkan pembelian, bukan saja dari konsumen yang
bersangkutan tetapi rekomendasi kepada teman-teman maupun keluarganya juga akan
membuahkan pembelian yang menguntungkan pemasar, sebaliknya sikap negatif terhadap
produk akan menghasilkan penolakan, dan sikap yang demikian ini akan diteruskan untuk
mempengaruhi orang lain. Maka dari itu pemasar harus mempedulikan sikap konsumen
dimana sikap yang positif tetap positif atau bertambah positif, sikap yang negatif
diupayakan diubah menjadi positif.
Definisi sikap:
Menurut seorang ahli psikologi, sikap adalah pola perasaan, keyakinan dan
kecenderungan perilaku terhadap orang, ide, atau objek yang tetap dalam jangka
waktu yang lama.
Menurut Schiffman dan Kanuk, sikap adalah predisposisi yang dipelajari dalam
merespons secara konsisten sesuatu objek dalam bentuk suka atau tidak suka.
Konsep-konsep sikap sebagai berikut:
Objek
Objek disini mempunyai arti yang sangat luas seperti: issues (masalah, pokok
persoalan), tindakan, perilaku, cara kerja, orang atau peristiwa.
Objek dapat diartikan sebagai kategori produk, brand (merek), service (jasa), iklan,
harga, penyalur, dan sebagainya.
Sikap adalah Suatu Predisposisi yang Dipelajari (Learned Predisposition)
Predisposisi disebut juga kecenderungan umum. Dalam sikap, ada kecenderungan
umum yang dipelajari atau dibentuk dan karena itu sikap memiliki kualitas
motivasional yang dapat mendorong konsumen kepada suatu perilaku tertentu. Dalam
terapan pemasaran, sikap yang relevan terhadap perilaku beli terbentuk dari
pengalaman langsung menggunakan produk, dari informasi yang diperoleh dari orang
lain atau dari media massa.
Sikap itu Konsisten
Secara relatif, sikap selalu konsisten dengan perilaku yang diperlihatkannya. Sikap itu
juga resisten terhadap perubahan, dimana sekali sikap itu terbentuk maka tak mudah
untuk mengubahnya. Namun walaupun resisten terhadap perubahan, sikap bisa
berubah namun sulit.
Sikap Terjadi dalam Suatu Situasi
Situasi adalah peristiwa atau keadaan pada saat pengamatan. Situasi mempengaruhi
hubungan antara sikap dan perilaku.
Sikap itu Terarah, dan Mempunyai Intensitas Tertentu
Dikatakan terarah karena sikap menyebabkan orang mempunyai pandangan negatif
atau positif terhadap objek sikap. Seberapa besar keetidaksukaannya atau
kesukaannya terhadap objek sikap dinyatakan oleh intensitas sikap itu.
Model Struktural Mengenai Sikap
Three Component Attitude Model
Perhatian dari model ini terfokus pada penentuan secara tepat komposisi sikap dengan
maksud agar perilaku dapat dijelaskan dan diprediksi. Menurut model ini sikap terdiri
dari tiga komponen.
a. Komponen Kognitif ialah pengetahuan (cognition) dan persepsi yang diperoleh
melalui kombinasi dari pengalaman langsung dengan objek sikap (attitude object)
dan informasi terkait yang didapat dari berbagai sumber. Komponen ini seringkali
dikenal sebagai keyakinan/kepercayaan (beliefs) sehingga konsumen yakin bahwa
suatu objek sikap memiliki atribut-atribut tertentu dan bahwa perilaku tertentu
akan menjurus ke akibat/ hasil tertentu.
b. Komponen Afektif ialah emosi atau perasaan terhadap suatu produk atau merek
tertentu. Emosi dan perasaan terutama mempunyai hakikat evaluative, yaitu
apakah konsumen suka atau tidak terhadap produk tertentu.
c. Komponen Konatif ialah kecenderungan seseorang untuk melaksanakan suatu
tindakan dan perilaku dengan cara tertentu terhadap suatu objek sikap. Konsumen
konatif lazimnya diperlakukan sebagai ekspresi niat konsumen untuk membeli
atau menolak suatu produk.
Ketiga komponen itu cenderung untuk konsisten, dalam arti bahwa perubahan salah
satu komponen akan selalu diikuti oleh perubahan komponen-komponen lain. Bila
konsumen dipengaruhi oleh sikap emosional-komponen afektif, maka pengaruh ini
juga akan mempengaruhi proses kognitif, yaitu keyakinan akan atribut produk dan
kemudian ditunjukkan dengan perilaku beli sehingga sehingga pemasar selalu
menyajikan gambar dengan latar belakang dan music latar yang mempengaruhi salah
satu.
Namun ada faktor-faktor yang bisa mengurangi konsistensi ketiga komponen tersebut:
Sikap positif mensyaratkan kebutuhan dan motivasi sebelum sikap tersebut dapat
diwujudkan dalam bentuk tindakan. Jadi, seseorang bisa bersikap positif terhadap
suatu barang, tetapi sikap ini tidak diwujudkan dalam tindakan karena dia sudah
memiliki produk tersebut.
Untuk memanifestasikan sikap positif ke dalam bentuk kepemilikan dibutuhkan
kemampuan.
Pengukuran suatu sikap biasanya dilakukan untuk objek sikap tertentu. Padahal
kadang-kadang hal itu tidak mencerminkan sikap yang sebenarnya.
Bila komponen kognitif dan afektif tidak kuat, dan apabila konsumen bisa
mendapatkan informasi lain pada waktu berbelanja, maka sikapnya bisa mudah
berubah.
Sikap seringkali tidak berasal atau dimiliki oleh konsumen secara individu, tetapi
terbentuk dari pengaruh orng lain seperti teman dan keluarga.
Sikap terhadap merek sering diukur tanpa mempertimbangkan situasi. Dalam
situasi yang serba mendesak, perilaku beli belum tentu sebagai manifestasi dari
sikap positif terhadap produk, demikian pula bila seseorang tidak memiliki suatu
produk, belum tentu karena dia mempunyai sikap negative terhadap produk itu,
mungkin karana situasi yang kurang tepat.
Bila seseorang bertanya kepada orang lain tentang sikapnya terhadap suatu
produk, belum tentu dia bisa mengekspresikan dengan baik komponen kognitif
dan afektifnya.
Single Component Attitude Model
Model ini memperlakukan affective atau perasaan sebagai sikap (attitude) itu sendiri.
Menurut model ini hanya ada baik atau buruk, suka atau tidak suka, positif atau
negative, dan sebagainya.
Multiattributive Attitude Model
Model ini membandingkan dua atau lebih produk atas dasar atribut-atributnya. Salah
satu model multiattributive yang banyak dikenal adalah "The Multiattributive
Fishbein Model”. The Multiattributive Fishbein Model, terdiri dari tiga model:
1. Attitude Toward Object Model atau model yang menggambarkan sikap terhadap
objek.
no reviews yet
Please Login to review.