jagomart
digital resources
picture1_Book Template Word Free Download 6790 | 187 Makalah Pembelajaran - Psikologi Dan Filsafat


 219x       Tipe DOCX       Ukuran file 0.03 MB    


File: Book Template Word Free Download 6790 | 187 Makalah Pembelajaran - Psikologi Dan Filsafat
bab ii tinjauan pustaka a teori koneksionisme koneksionisme merupakan teori yang paling awal dari rumpun berhaviorisme teori belajar koneksionisme dikembangkan oleh edward l thorndike 1874 1949 thorndike berprofesi sebagai seorang ...

icon picture DOCX Word DOCX | Diposting 25 Jun 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                         BAB II
                      TINJAUAN PUSTAKA
          A. Teori Koneksionisme
             Koneksionisme   merupakan   teori   yang   paling   awal   dari   rumpun
          Berhaviorisme. Teori belajar koneksionisme dikembangkan oleh Edward L.
          Thorndike (1874-1949). Thorndike berprofesi sebagai seorang pendidik dan
          psikolog yang berkebangsaan Amerika. Lulus S1 dari Universitas Wesleyen tahun
          1895, S2 dari Harvard tahun 1896 dan meraih gelar doktor di Columbia tahun
          1898. Buku-buku yang ditulisnya antara lain Educational Psychology (1903),
          Mental and social Measurements (1904), Animal Intelligence (1911), Ateacher’s
          Word Book (1921),Your City (1939), dan Human Nature and The Social Order
          (1940).
             Teori Thorndike dikenal dengan teori Stimulus-Respons. Menurutnya,
          dasar belajar adalah asosiasi antara stimulus (S) de¬ngan respons(R). Stimulus
          akan memberi kesan ke-pada pancaindra, sedangkan respons akanmendorong
          seseorang   untuk   melakukan   tindakan.   Asosiasi   seperti   itu   disebut
          Connection.Prinsip itulah yang kemudian disebut sebagai teori Connectionism.
             Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi
          tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan respon
          dari adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang.
          Dari eksperimen kucing lapar yang dimasukkan dalam sangkar (puzzle box)
          diketahui bahwa supaya tercapai hubungan antara stimulus dan respons, perlu
          adanya kemampuan untuk memilih respons yang tepat serta melalui usaha –usaha
          atau   percobaan-percobaan   (trials)   dan   kegagalan-kegagalan   (error)   terlebih
          dahulu. Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trial and error learning atau
          selecting and connecting learning” dan berlangsung menurut hukum-hukum
          tertentu. Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering
          disebut   dengan   teori   belajar   koneksionisme   atau   teori   asosiasi.   Adanya
          pandangan-pandangan Thorndike yang memberi sumbangan yang cukup besar di
                          dunia pendidikan tersebut maka ia dinobatkan sebagai salah satu tokoh pelopor
                          dalam psikologi pendidikan.
                                  Pendidikan yang dilakukan Thorndike adalah menghadapkan subjek pada
                          situasi yang mengandung problem. Model eksperimen yang ditempuhnya sangat
                          sederhana, yaitudengan menggunakan kucing sebagai objek penelitiannya. Kucing
                          dalam keadaan lapar dimasukkan ke dalam kandang yang dibuat sedemikian rupa,
                          dengan model pintu yangdihubungkan dengan tali. Pintu tersebut akan terbuka
                          jika tali tersentuh/tertarik. Di luar kandang diletakkan makanan untuk merangsang
                          kucing agar bergerak ke-luar. Pada awalnya, reaksi kucing menunjukkan sikap
                          yang tidak terarah, seperti meloncat yang tidak menentu, hingga akhirnya suatu
                          saat gerakan kucing menyentuh tali yang menyebabkan pintu terbuka.Setelah
                          percobaan itu diulang-ulang, ternyata tingkah laku kucing untuk keluar dari
                          kandang menjadi semakin efisien. Itu berarti,   kucing   dapat   memilih   atau
                          menyeleksi antara respons yang berguna dan yang tidak. Respons yang berhasil
                          untuk membuka pintu, yaitu menyentuh tali akan dibuat pembiasaan, sedangkan
                          respons lainnya dilupakan. Eksperimen itu menunjukkan adanya hubungan kuat
                          antara stimulus dan respons.
                                  Percobaan tersebut menghasilkan teori “trial and error” atau “selecting and
                          conecting”, yaitu bahwa belajar itu terjadi dengan cara mencoba-coba dan
                          membuat salah. Dalam melaksanakan coba-coba ini, kucing tersebut cenderung
                          untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak mempunyai hasil. Setiap
                          response menimbulkan stimulus yang baru, selanjutnya stimulus baru ini akan
                          menimbulkan response lagi, demikian selanjutnya, sehingga dapat digambarkan
                          sebagai berikut:
                                              S          R         S1          R1           dst
                          B. Hukum-Hukum Belajar
                                     Dari percobaan yang Thorndike lakukan seperti yang telah dipaparkan
                          pasa subbab sebelumnya, ia menemukan hukum-hukum belajar sebagai berikut :
                           1.  Hukum Kesiapan(law of readiness), yaitu semakin siap suatu organisme
                               memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku
            tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung
            diperkuat.
            Prinsip   pertama   teori   koneksionisme   adalah   belajar   suatu   kegiatan
            membentuk   asosiasi(connection)   antara   kesan   panca   indera   dengan
            kecenderungan bertindak. Misalnya, jika anak merasa senang atau tertarik
            pada kegiatan jahit-menjahit, maka ia akan cenderung mengerjakannya.
            Apabila hal ini dilaksanakan, ia merasa puas dan belajar menjahit akan
            menghasilkan prestasi memuaskan. Prinsip pertama teori koneksionisme
            adalah belajar suatu kegiatan membentuk asosiasi(connection) antara kesan
            panca indera dengan kecenderungan bertindak. Misalnya, jika anak merasa
            senang atau tertarik pada kegiatan jahit-menjahit, maka ia akan cenderung
            mengerjakannya. Apabila hal ini dilaksanakan, ia merasa puas dan belajar
            menjahit akan menghasilkan prestasi memuaskan.
            Masalah pertama, bila sese¬orang sudah siap melakukansuatu tingkah laku,
            pelaksanaannya   akan   memberi   kepuasan   baginya   sehingga   tidak
            akanmelakukan tingkah laku lain. Contoh, peserta didik yang sudah benar-
            benar   siapmenempuh   ujian,   dia   akan   puas   bila   ujian   itu   benar-benar
            dilaksanakan.
            Masalah kedua, bila seseorang siap melakukan suatu tingkah laku tetapi tidak
            dilaksanakan, makaakan timbul kekecewaan. Akibatnya, ia akan melakukan
            ting¬kah laku lain untuk mengurangi kekecewaan. Contoh peserta didik yang
            sudah   belajar   tekun   untuk   ujian,tetapi   ujian   dibatalkan,   ia   cenderung
            melakukan hal lain (misalnya: berbuat gaduh, protes) untuk melampiaskan
            kekecewaannya.
            Masalah ketiga, bila seseorang belum siap melakukan suatu perbuatan tetapi
            dia harusmelakukannya, maka ia akan merasa tidak puas. Akibatnya, orang
            tersebut akanmelakukan tingkah laku lain untuk menghalangi terlaksananya
            tingkah laku tersebut.Contoh, peserta didik tiba-tiba diberi tes tanpa diberi
            tahu lebih dahulu, mereka pun akan bertingkah untuk menggagalkan tes.
            Masalah keempat, bila seseorang belum siap melakukan suatu tingkah laku
            dan tetap tidak melakukannya, maka ia akan puas. Contoh, peserta didik akan
                               merasa lega bila ulanganditunda, karena dia belum belajarHukum Latihan
                               (law   of   exercise),   yaitu   semakin   sering   tingkah   laku   diulang/   dilatih
                               (digunakan) , maka asosiasi tersebut akan semakin kuat. 
                               Prinsip law of exercise adalah koneksi antara kondisi (yang merupakan
                               perangsang) dengan tindakan akan menjadi lebih kuat karena latihan-latihan,
                               tetapi akan melemah bila koneksi antara keduanya tidak dilanjutkan atau
                               dihentikan. Prinsip menunjukkan bahwa prinsip utama dalam belajar adalah
                               ulangan. Makin sering diulangi, materi pelajaran akan semakin dikuasai.
                           2.  Hukum akibat(law of effect), yaitu hubungan stimulus respon cenderung
                               diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah   jika
                               akibatnya tidak memuaskan.  Hukum ini menunjuk pada makin kuat atau
                               makin lemahnya koneksi sebagai hasil perbuatan. Suatu perbuatan yang
                               disertai akibat menyenangkan cenderung dipertahankan dan lain kali akan
                               diulangi.   Sebaliknya,   suatu   perbuatan   yang   diikuti   akibat   tidak
                               menyenangkan cenderung dihentikan dan tidak akan diulangi.
                               Koneksi antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak dapat
                               menguat atau melemah, tergantung pada “buah” hasil perbuatan yang pernah
                               dilakukan. Misalnya, bila anak mengerjakan PR, ia mendapatkan muka manis
                               gurunya.   Namun,   jika   sebaliknya,   ia   akan   dihukum.   Kecenderungan
                               mengerjakan PR akan membentuk sikapnya.
                                  Thorndike berkeyakinan bahwa prinsip proses belajar binatang pada
                          dasarnya sama dengan yang berlaku pada manusia, walaupun hubungan antara
                          situasi   dan   perbuatan   pada   binatang   tanpa   dipeantarai   pengartian.  Binatang
                          melakukan respons-respons langsung dari apa yang diamati dan terjadi secara
                          mekanis(Suryobroto, 1984).
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Bab ii tinjauan pustaka a teori koneksionisme merupakan yang paling awal dari rumpun berhaviorisme belajar dikembangkan oleh edward l thorndike berprofesi sebagai seorang pendidik dan psikolog berkebangsaan amerika lulus s universitas wesleyen tahun harvard meraih gelar doktor di columbia buku ditulisnya antara lain educational psychology mental and social measurements animal intelligence ateacher word book your city human nature the order dikenal dengan stimulus respons menurutnya dasar adalah asosiasi de ngan r akan memberi kesan ke pada pancaindra sedangkan akanmendorong seseorang untuk melakukan tindakan seperti itu disebut connection prinsip itulah kemudian connectionism suatu perubahan lingkungan eksternal menjadi tanda mengaktifkan organisme beraksi atau berbuat respon sembarang tingkah laku dimunculkan karena adanya perangsang eksperimen kucing lapar dimasukkan dalam sangkar puzzle box diketahui bahwa supaya tercapai hubungan perlu kemampuan memilih tepat serta melalui usaha pe...

no reviews yet
Please Login to review.