Authentication
Mirza Fuady: KONSEP KOTA EKOLOGIS TROPIS…
KONSEP KOTA EKOLOGIS TROPIS
DANTANTANGANTERHADAP KEBERADAAN RUANG
TERBUKA HIJAU PERKOTAAN
Mirza Fuady
mirzafuady2@gmail.com
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
ABSTRAK
Pendekatan perencanaan kota ekologis yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan telah menjadi trend global. Kesadaran untuk ikut berperan menjaga
lingkungan hidup dan menciptakan lingkungan kota yang sehat selain menjadi kebutuhan
lokal juga telah menjadi kebutuhan bersama di seluruh dunia. Sebagai bagian dari
komponen dalam konsep kota ekologis maka keberadaan ruang terbuka hijau kota menjadi
unsur penting mendukung terciptanya kota ekologis. Namun secara umum keberadaan ruang
terbuka hijau perkotaan di Indonesia saat ini, dalam hal luas dan distribusinya masih belum
memadai sebagaimana harapan ideal. Tulisan dalam artikel ini berupaya memaparkan
peranan ruang terbuka hijau perkotaan dalam konteks konsep kota ekologis tropis.
Kata kunci: kota berkelanjutan, kota ekologis tropis, ruang terbuka hijau
PENDAHULUAN
Kepedulian terhadap lingkungan hidup telah menjadi trend yang mendunia dan
mempengaruhi berbagai bidang termasuk perencanaan kota. Beberapa pendekatan
dalam perencanaan kota dengan memperhatikan berbagai persoalan lingkungan atau
yang lebih dikenal dengan istilah perencanaan berwawasan lingkungan telah menjadi
isu utama dalam perencanaan kota saat ini. Pendekatan ini secara umum sering
dikaitkan dengan konsep pembangunan berkelanjutan, yang kemudian berkembang
menjadi konsep perencanaan kota berkelanjutan hingga lebih spesifik menjadi
perencanaan kota ekologis (ecological city).
Lama sebelum lahirnya konsep pembangunan berkelanjutan yang dipopulerkan
dari laporan Komisi Brundtland dalam sidang di Perserikatan Bangsa-bangsa tahun
1987, konsep perencanaan kota yang melibatkan pentingnya unsur lingkungan alami
sudah pernah dimulai, yang diantaranya konsep Garden City (Ebenezer Howard,
1898), Bio Region (Pattrick Geddes, 1915) dan Design with Nature (Ian McHarg,
1969). Demikian pula menurut Budiharjo (1995), konsep perencanaan kota yang
menghadirkan lingkungan alami dalam pembangunan kota selain berperan
Edisi III, Vol. 1, Periode September - Desember 2015 1
Mirza Fuady: KONSEP KOTA EKOLOGIS TROPIS…
melembutkan suasana kota yang penuh dengan kesesakan bangunan juga berperan
menjaga kesehatan lingkungan kota.
Sebagai bagian dari lingkungan alami kota maka keberadaan ruang terbuka
hijau kota menjadi unsur penting mendukung terciptanya kota ekologis yang
berkelanjutan. Namun umumnya keberadaan ruang terbuka hijau kota-kota di
Indonesia saat ini, sebagai bagian lanskap kota dengan pemanfaatan lahan berupa
ruang terbuka dengan penghijauan berbagai jenis tanaman, baik dalam bentuk taman,
hutan kota dan infrastruktur kota lainnya yang berkaitan, luasannya masih belum
memadai. Sebagai contoh rata-rata luas ruang terbuka hijau untuk kota berukuran
sedang adalah sebesar 11,39%, hal yang sama seperti terlihat pada tabel 1,
menunjukkan umumnya memiliki luas ruang terbuka dibawah 20%. Jumlah ini
belum memenuhi ketentuan proporsi luas ruang terbuka hijau perkotaan sesuai
Undang-undang Tata Ruang no. 26 tahun 2007 yaitu sebesar 30% (Ditjen Penataan
Ruang, 2011).
Tabel.1 Persentase luas rata-rata ruang terbuka hijau perkotaan di Indonesia
Kota Metro politan Kota Besar Kota Sedang
11,69% 14,89% 11,39%
(sumber: Ditjen Penataan Ruang, 2011)
Perencanaan berkelanjutan untuk kota-kota di Indonesia juga tidak lepas dari
kenyataan terjadinya peningkatan jumlah penduduk perkotaan dengan berbagai
kegiatannya yang menuntut kebutuhan akan lahan untuk pembangunan. Sementara
itu luas lahan kota terbatas sehingga alternatif lokasi yang sering menjadi pilihan
untuk lokasi kegiatan pembangunan baik perumahan, pertokoan, perkantoran dan
lain-lain adalah ruang terbuka hijau kota. Berkurangnya luasan ruang terbuka hijau
kota akan mempengaruhi berkurangnya jumlah pohon dalam ruang terbuka hijau,
yang kehadirannya memiliki banyak manfaat untuk kawasan perkotaan seperti
diantaranya untuk menjaga dan memperbaiki kualitas udara, mengontrol suhu
setempat dan meredam kebisingan.
Untuk mendapatkan ruang terbuka hijau yang fungsional baik secara ekologis
maupun dan estetik maka luas minimal, pola dan struktur, serta bentuk dan
2 Edisi II, Vol. 1, Periode September - Desember 2015
Mirza Fuady: KONSEP KOTA EKOLOGIS TROPIS…
distribusinya harus menjadi pertimbangan dalam membangun dan
mengembangkannya. Selain itu ruang terbuka hijau dengan berbagai elemen non
vegetasi juga berperan sebagai perekat sosial dan ruang interaksi warga kota.
Sebagaimana diprediksikan mengikuti kecenderungan pertumbuhan kota di
dunia, kota-kota di Indonesia juga mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Penduduk perkotaan dewasa ini sudah mencapai lebih dari 50 % penduduk total
Indonesia. Tahun 2008 jumlah penduduk kota telah melampaui penduduk perdesaan,
dan berdasarkan sensus penduduk 2010 ditengarai sebanyak 118 juta penduduk dari
total 237,6 juta penduduk Indonesia tinggal di perkotaan (SUD, 2011).
Namun dalam kenyataan pertumbuhan kota yang sangat pesat tersebut tidak
diimbangi oleh kemampuan pengelolaan kota yang baik, sehingga sering
memunculkan berbagai persoalan seperti semakin berkurangnya ruang terbuka hijau
perkotaan, menurunnya kualitas lingkungan akibat alih fungsi lahan, meningkatnya
frekuensi bencana dan perubahan iklim, menurunnya pelayanan infrastruktur,
kemacetan lalu lintas, meningkatnya kawasan pemukiman kumuh perkotaan,
menurunnya kapasitas pengelolaan perkotaan dan meningkatnya urbanisasi dan
migrasi penduduk dari desa-kota
Berdasarkan berbagai permasalahan yang disebutkan diatas, maka yang
menjadi fokus perhatian dalam artikel ini adalah bagaimana peran ruang terbuka
hijau perkotaan dengan keterbatasan kondisi unsur lingkungan alaminya dalam upaya
merencanakan kota ekologis berkelanjutan. Artikel ini bertujuan untuk memaparkan
kajian mengenai peran ruang terbuka hijau kota dalam upaya merencanakan kota
ekologis berkelanjutan. Adapun manfaat dari kajian ini adalah secara praktis dapat
dijadikan bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan atau pembuat kebijakan
dalam merencanakan kota ekologis yang berkaitan dengan keberadaan ruang terbuka
hijau kota khususnya untuk kota-kota di Indonesia dan memperkaya pemahaman
keilmuan di bidang perencanaan kota ekologis.
KAJIAN TEORI
Konsep Pembangunan Berkelanjutan
Konsep Pembangunan Berkelanjutan dipopulerkan oleh Komisi Dunia untuk
Lingkungan dan Pembangunan atau World Commission on Environment and
Edisi III, Vol. 1, Periode September - Desember 2015 3
Mirza Fuady: KONSEP KOTA EKOLOGIS TROPIS…
Development dalam dokumen berjudul “Our Common Future” (hari depan kita
bersama) yang diterbitkan pada tahun 1987. Laporan yang sering disebut juga
laporan Komisi Brundtland ini mendefinisikan Pembangunan Berkelanjutan sebagai
pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi
kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri
(WCED, 1987).
Di dalam konsep Pembangunan Berkelanjutan terkandung dua gagasan
penting. Pertama, gagasan kebutuhan, yang dapat dipahami sebagai ketergantungan
manusia pada ketersedian sumber daya alam yang menjadi penyedia segala bahan
yang menjadi kebutuhan dalam kehidupan manusia. Kedua, gagasan keterbatasan,
yang bersumber pada kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebututuhan kini dan
hari depan. Untuk itu dalam mencapai keberhasilan dalam pembangunan
berkelanjutan maka harus dilakukan berbagai upaya mencegah kerusakan lingkungan
tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Terkait dengan konteks perencanaan kota, konsep pembangunan berkelanjutan
diatas maka dapat didefinisikan kota yang berkelanjutan adalah kota yang dapat
menjalankan fungsi dan peranan dalam pembangunan berkelanjutan. Kota itu harus
mampu melindungi dan memelihara sumber daya alam di kota dan di wilayah
sekitarnya agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Ini artinya bukan hanya
kota itu sendiri yang berlanjut tetapi juga fungsi dan peranan regionalnya
(Koeswartojo, 2006).
Menurut Newman (2008), beberapa kota di dunia telah membuat perumusan
mengenai bagaimana menerapkan konsep kota berkelanjutan, baik secara regional
seperti masyarakat uni eropa ataupun lokalitas dalam sebuah wilayah kota.
Perumusan prinsip atau asas kota berkelanjutan ini menyediakan seperangkat
pernyataan sederhana tentang bagaimana kota yang berkelanjutan berfungsi sehingga
dapat memandu pemikiran dan menyediakan suatu kerangka strategis untuk
bertindak namun asas ini masih membolehkan kota mengembangkan solusinya
sendiri sesuai dengan keadaan yang khusus.
Sebagai contoh Asas Melbourne untuk Kota Berkelanjutan akan membantu
warga kota dan pengambil keputusan untuk bekerjasama menetapkan hal penting
dalam menjadikan kotanya berkelanjutan. Menurut asas ini kota yang berkelanjutan
4 Edisi II, Vol. 1, Periode September - Desember 2015
no reviews yet
Please Login to review.