Authentication
480x Tipe PDF Ukuran file 0.63 MB Source: repository.ump.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diare
Diare atau penyakit diare (Diarrheal disease) berasal dari bahasa
Yunani yaitu “diarrai” yang berarti mengalir terus, merupakan keadaan
abnormal dari pengeluaran tinja terlalu frekuen. Diare didefiniskan
sebagau pasase feses cair lebih dari tiga kali dalam sehari disrtai
kehilangan bayak cairan elektrolit melalui feses (Watson, dikutip Jones &
Irving, 1996; Behrman, kligman, & Arvin, 1996).Diare adalah keadaan
diama tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit melaui
feses.Kelainan yang mengganggu penyerapan di usus halus cenderung
lebih banyak menyebabkan diare, sedangkan kelainan penyerapan di
kolon lebih sedikit menyebabkan diare.
Epidemiologik biasanya diare didefinisikan dengan keluarnya feses
lunak atau cair tiga kali atau lebih dalam satu hari, namun para ibu
mungkin menggunakan istilah yang berbeda untuk menggambarkan
diare. Depkes RI & DITJEN PPM & PLP (1999), lebih praktis
mendefinisikan diare sebagai meningkatnya frekuensi feses atau
konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh
ibunya. Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi buang air besarnya
lebh dari 3-4 kali per hari, keadaan ini tidak dapat disebut diare, tetapi
masih bersifat fisiologi atau normal.
Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak
tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat
belum sempurnanya perkembangan saluran cerna. Untuk bayi yang
minum ASI secara eksklusif definisi diare yang praktis adalah
7
Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014
meningkatnya frekuensi buang air besar atau konsistensinya menjadi cair
menurut ibunya abnormal atau tidak seperti biasanya. Kadang – kadang
pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari, tetpai
konsistensinya cair, keadaan inii sudah dapat disebut diare.
Patogenesis dari kebanyakan episode diare mungkin dari kelainan
sekretorik, osmotik, motilitas, atau kombinasi dari ketiganya.Diare
sekretorik umumnya menetap waaupun anak tidak diberi makanan per
oral (dipuasakan).
Beberapa asam lemak interalumen dan garam empedu menyebabkan
sekresi mukosa kolon melalui mekanisme ini.Diare tidak disertai dengan
zat pemicu sekresi eksogen juga mempunyai komponen sekretorik
(seperti penyakit inklusi mikrovili kongenital).Diare sekretorik cenderung
menjadi diare cair yang volumenya banyak, osmolalitas dapat dihitung
dengan adanya elektrolit.
1. Macam – Macam Diare
Secara klinik, diare dibedakan menjadi tiga macam sindrom,
masing – masing mencerminkan patogenesis berbeda dan
memerlukan pendekatan yang berlainan dalam pengobatannya.
a. Diare akut (gastroenteritis)
Diare akut ialah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi
dan anak yang sebelumnya sehat (Noerasid, Suratmadja & Asnil,
dikutip Suharyono, Boediarso & Halimun, 1998).Diare berangsung
kurang dari 14 hari (bahkan kebanyakan kurang dari tujuh hari)
dengan disertai pengeluaran feses lunak atau cair, sering tanpa
darah, mungkin disertai muntah dan panas (Depkes RI &DITJEN
PPM & PLP, 1999). Diare akut (berlangsung kurang dari tiga
minggu), penyebabnya infeksi dan bukti penyebabnya harus
Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014
dicari(perjalanan ke luar negri, memakan makanan mentah, diare
serentak dalam anggota keluarga dan kontak dekat), Wetson,
dikutip Jones & Irving, 1996; Behram, Kliegman, & Arvin, 1996.
Diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak yang
lebih besar.Penyebab terpenting diare cair akut pada anak-anak di
negara berkembang adalah rotavirus, Escherichia coli
enterotoksigenik, Shigella, Campylobacter jejuni dan
Crytosporidium (Depkes RI & DITJEN PPM & PLP, 1999).
Penyakit diare akut dapat ditularkan dengan cara fekal-oral
melalui makanan dan minuman yang tercemar. Peuang
mengalami diare akut antara anak laki-laki dan perempuan hampir
sama. Diare cair akut menyebabkan dehidrasi dan apabila
masukan makanan berkurang, juga mengakibatkan kurang gizi,
bahkan kematian yang disebabkan oleh dehidrasi.
b. Disentri
Disentri didefinisikan dengan diare yang disertai darah dalam
feses, menyebabkan anoreksia, penurunan berat badan dengan
cepat, dang kerusakan mukosa usus karena bakteri invasif.
Peyebab utama disentri akut yaitu Shigella, penyebab lain adala
Campylobacter jejuni, dan penyebab yang jarang ditemuai adalah
E. Coli enteroinvasife atau Salmonela. Pada orang dewasa muda,
disentri yang serius disebabkan oleh Entamoeba histolytica, tetapi
jarang menjadi penyebab disentri pada anak-anak.
c. Diare persisten
Diare persisten adalah yang pada mulanya bersifat akut tetapi
berlangsung lebih dari 14 hari, kejadian dapat dimulai sebagai
diare cair atau disentri.Diare jenis ini mengakibatkan kehilangan
Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014
berat badan yang nyata, denngan volume feses dalam jumlah
yang banyak sehingga beresiko mengalami dehidrasi.Diare
persisten tidak bole dikacaukan dengan diare kronik, yaitu diare
intermitten atau diare yang hilang timbul, atau berlangsung lama
dengan penyebab noninfeksi-seperti penyakit sensitif terhadap
gluten atau gangguan metabolisme yang menurun.
2. Cara Penularan dan Faktor Resiko
Cara penularan diare pada umumnya melalui cara fekal-oral yaitu
melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen,
aau kontak langsung tangan dengan penderita atau barang-barang
yang tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat.
Faktor resiko dapat meningkatkan penularan eteropatogen antara
lain : tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama
kehidupan bayi , tidak memadainya persediaan air bersih,
pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana kebersihan (MCK),
kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan
penyimpanan makanan yang tidak higienis dan cara penyapihan yag
tidak baik. Selama hal-hal tersebut, beberapa faktor pada penderita
dapat meningkatkan kecenderunfan untuk dijangkiti diare antara lain:
gizi buruk, imunodefisiensi, berkurangnya keasaman lambung,
menurunnya motilitas usus, menderita capak dalam 4 minggu terakhir
dan faktor genetik.
a. Faktor umur
Sebagian besar episode diare terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan.Insidensi terjadi pada kelompok umur 6 – 11 bulan
pada saat diberikan makanan pendamping ASI. Pola ini
menggambarkn kombinasi efek penurunan kadar antibodi ibu,
Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014
no reviews yet
Please Login to review.