Authentication
332x Tipe PDF Ukuran file 0.09 MB Source: eprints.umsida.ac.id
ASPEK-ASPEK DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN
Khusnul Khotimah& Susi Darwati
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
kquesnul@gmail.com
Dosen: Dr. Isa Anshori, Drs., M.Si.
Isaanshori67@gmail.com
ABSTRACT
There are three aspects in learning evaluation, which Benjamin S. Bloom called Bloom's
Taxonomy, namely cognitive, affective and psychomotor. The cognitive domain has six levels,
namely knowledge, understanding, application, analysis, synthesis and evaluation. Affective
domains have five aspects, namely: Receiving, Responding, Valuing, Organization,
Characteristics of value / Formation of life patterns. While the psychomotor domain is related
to skills (skills) or the ability to act after someone receives a particular learning experience.
Keywords: Aspects of Evaluation of Learning, Cognitive, Affective, Psychomotor
ABSTRAK
Terdapat tiga aspek dalam evaluasi pembelajaran, yang oleh Benjamin S. Bloom dinamkan
Taksonomi Bloom, yakni kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif memiliki enam
tingkatan, yakni pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah
afektif memiliki lima aspek yaitu : Penerimaan (Receiving), Jawaban (Responding), Penilaian
(Valuing), Organisasi, Karakteristik nilai / Pembentukan pola hidup. Sedangkan ranah
psikomotorik berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah
seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Katakunci: Aspek-Aspek Evaluasi Pembelajaran, Kognitif, Afektif, Psikomotorik
1. Pendahuluan tujuan-tujuan pembelajaran telah dicapai
Pembelajaran atau “talim” 1 , oleh siswa. Norman E. Gronlund.1976).
merupakan serangkaian proses belajar Evaluasi akan sangat mudah
mengajar yang diorientasikan untuk dilaksanakan apabila tolok ukurnya
mencapai tujuan pembelajaran. sudah diketahui dan dipahami yaitu
Disamping itu juga karakter2 yang akan aspek-aspek hasil belajar yang perlu di
dibentuk dan dikembangkan.melalui ukur. Berdasarkan dengan hal tersebut,
proses pembelajaran tersebut. apa makna aspek-aspek dalam evaluasi
Tujuan pembelajaran ialah suatu pembelajaran yang sebenarnya, seperti
target yang harus dicapai dalam setiap apa macam dan contoh aspek-aspek
proses pembelajaran. Oleh karena itu evaluasi akan dikaji dalam pembahasan
untuk mengetahui sampai sejauh mana berikut ini.
tujuan pembelajaran tersebut telah
tercapai, maka guru harus melaksanakan
evaluasi, yaitu suatu proses yang
sistematis untuk menentukan atau 2. Macam-macam aspek penilaian
membuat keputusan sampai sejauh mana pembelajaran
Sebelum melakukan penilaian
kita hendaknya mengetahui apa yang
harus kita nilai. Penilaian sendiri
1
Isa Anshori dan Imam Bawani, Cendekiawan memiliki makna sebagai upaya atau
Muslim dalam Persepektif Pendidikan islam, tindakan untuk mengetahui sejauh
Surabaya: Bina Ilmu, 1991, hal. 72
2 mana tujuan yang telah ditetapkan telah
Isa Anshori, “Penguatan Pendidikan Karakter di
Madrasah”, HALAQA: Islamic Education Journal 1 tercapai. Dengan kata lain penilaian
(2), Desember 2017, 11-22. memiliki fungsi sebagai alat untuk
http//ojs.umsida.ac.id/index.php/halaqa.
mengetahui keberhasilan proses dan Pemahaman ini dapat dibedakan
hasil belajar siswa. menjadi tiga kategori
Proses adalah kegiatan yang diantaranya:
dilakukan oleh siswa dalam mencapai a. Tingkat terendah/ pertama
tujuan pembelajaran, sedangkan hasil adalah pemahaman terjemahan,
belajar adalah kemampuan yang mulai dari terjemahan dalam arti
dimiliki oleh siswa setelah melalui yang sebenarnya, misalnya: dari
proses pembelajaran (pengalaman bahasa inggris ke dalam bahasa
belajar). Menurut Horward Kingsley Indonesia, mengartikan Bhineka
membagi tiga macam hasil belajar Tunggal Ika, mengartikan
yakni, a. keterampilan dan kebiasaan, Merah Putih, menerapkan
b. pengetahuan dan pengertian, c. sikap prinsip-prinsip listrik dalam
dan cita-cita. Sedangkan Gagne memasang sakelar.
membagi lima kategori hasil belajar b. Tingkat kedua adalah
yakni, a. informasi verbal, b. pemahaman penafsiran, yakni
keterampilan intelektual, c. strategi yang menghubungkan bagian-
kognitif, d. sikap, dan e. keterampilan bagian terdahulu dengan yang
motoris. Namun dalam sistem diketahui berikutnya.
pendidikan nasional menggunakan Menghubungkan pengetahuan
klasifikasi hasil belajar dari Benjamin tentang konjungsi kata kerja,
S. Bloom yang lebih dikenal dengan subjek, dan passesive pronoun
Taksonomi Bloom yang secara garis sehingga tahu menyusun kalimat
besar membaginya menjadi tiga ranah yang benar, misalnya My friends
yakni kognitif, afektif dan is studying bukan My friend
3
psikomotoris. studying.
1. Ranah Kognitif c. Pemahaman tingkat ketiga
atau tingkat tertinggi adalah
Adalah ranah yang mencakup pemahaman ekstrapolasi.
kegiatan mental (otak). Ranah Dengan ekstrapolasi diharapkan
kognitif ini dibagi menjadi enam4 : seseorang mampu melihat di
1) Pengetahuan, yaitu merupakan balik yang tertulis, dapat
kemampuan yang menuntut membuat ramalan tentang
peserta didik untuk dapat konsekuensi atau dapat
mengenali, mengingat, memperluas persepsi dalam arti
memanggil kembali tentang waktu, dimensi, kasus, ataupun
adanya konsep , prinsip, fakta, masalahnya
ide, rumus-rumus, istilah, nama. 3) Penerapan/Aplikasi
Dengan pengetahuan, siswa aitu kemampuan yang menuntut
dituntut untuk dapat mengenali peserta didik untuk
atau mengetahuai adanya mennggunakan ide-ide umum,
konsep, fakta, istilah-tilah, dan tata cara ataupun metode,
sebagainya tanpa harus mengerti prinsip, dan teori-teori dalam
atau dapat menggunakannya.5 situasi baru dan konkret 6 .
2) Pemahaman, yaitu kemampuan Aplikasi atau penerapan ini
yang menuntut peserta didik adalah merupakan proses
untuk memahami atau mengerti berpikir setingkat lebih tinggi
tentang materi pelajaran yang ketimbang pemahaman
disampaikan guru dan dapat 4) Analisis
memanfaatkannya tanpa harus yaitu kemempuan yang
menghubungkannya dengan hal- menuntut peserta didik untuk
hal lain. menguraikan suatu situasi atau
keadaan tertentu kedalam unsur-
3 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar unsur atau komponen
Megajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, Hal. pembentuknya
22 5) Sintesis
4 Ibid. Hal 22
5
Isa Anshori, Evaluasi Pendidikan, Sidoarjo:
6
Muhammadiyah University Press, Cet pertama Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung:
2004, hal 35 Remaja Rosdakarnya, 2009, Hal 21
Yaitu penyatuan unsur-unsur Mencakup kemampuan untuk
atau bagian-bagian kedalam membentuk suatu sistem nilai
bentuk menyeluruh sebagai pedoman dan pegangan
6) Evaluasi dalam kehidupan, yang
yaitu kemampuan yang dinyatakan dalam
menuntut peserta didik untuk pengembangan suatu perangkat
dapat mengevaluasi suatu nilai.
situasi, keadaan, pernyataan atau 5) Karakteristik nilai /
konsep berdasarkan criteria Pembentukan pola hidup
tertentu. Mencakup kemampuan untuk
Hal penting dalam evaluasi menghayati nilai-nilai
ini adalah menciptakan kondisi kehidupan sehari-hari sehingga
sedimikian rupa sehingga peserta pada dirinya dijadikan pedoman
didik mampu mengembangkan yang nyata dan jelas dalam
kriteria atau patokan untuk berbagai bidang kehidupan.
mengevaluasi sesuatu.7
3. Ranah Psikomotoris
2. Ranah Afektif Ranah yang berkaitan dengan
adalah ranah yang berkaitan keterampilan (skill) atau
dengan sikap dan nilai, sikap kemampuan bertindak setelah
seseorang dapat diramalkan seseorang menerima
perubahannya apabila ia telah pengalaman belajar tertentu.
memiliki penguasaan kognitif Hasil belajar ranah psikomotorik
tingkat tinggi. Ada beberapa dikemukakan oleh simpons
kategori ranah afektif8 sebagai (1956) yang menyatakan bahwa
hasil belajar yaitu : hasil belajar psikomotor ini
1) Penerimaan (Receiving) tampak dalam bentuk
Adalah kepekaan seseorang keterampilan (skill) dan
dalam menerima rangsangan kemampuan bertindak individu.
(stimulus) dari luar yang datang Hasil belajar ini sebenarnya
kepada dirinya dalam bentuk merupakan kelanjutan dari hasil
masalah, situasi, gejala dan lain belajar kognitif, afektif hal ini
sebagainya. Termasuk dalam bisa dilihat apabila peserta didik
jenjang ini misalnya adalah telah menunjukan perilaku atau
kesadaran unutk menerima perbuatan tertentu sesuai dengan
stimulus, mengontrol dan makna yang terkandung dalam
menyeleksi gejala-gejala atau ranah kognitif dan ranah
rangsangan yang datang dari afektifnya.
luar. 3. Contoh aspek kognitif dalam
2) Jawaban (Responding) penilaian pembelajaran
Yakn reaksi yang diberikan oleh Apabila melihat kenyataan
seseorang terhadap stimulasi yang ada dalam sistem pendidikan
yang datang dari luar. yang diselenggarakan, pada
3) Penilaian (Valuing) umumnya baru menerapkan
Menilai atau menghargai artinya beberapa aspek kognitif tingkat
memberikan nilai atau rendah, seperti pengetahuan,
memberikan penghargaan pemahaman dan sedikit penerapan.
terhadap suatu kegiatan atau Sedangkan tingkat analisis, sintesis
obyek, sehingga apabila apabila dan evaluasi jarang sekali
kegiatan itu tidak dikerjakan, diterapkan. Apabila semua tingkat
dirasakan akan membawa kognitif diterapkan secara merata
kerugian atau penyesalan. dan terus-menerus maka hasil
4) Organisasi pendidikan akan lebih baik.
Pengukuran hasil belajar ranah
7 Ibid. hlm.22 kognitif dilakukan dengan tes
tertulis.
8
Isa Anshori, Perencanaan Sistem Pembelajaran, Bentuk tes kognitif
Sidoarjo: Muhammadiyah University Press, Cet diantaranya; (1) tes atau pertanyaan
kedua, 2009, hal 39
lisan di kelas, (2) pilihan ganda, (3) menafsirkan, mempertimbangkan dan
uraian obyektif, (4) uraian non menentukan.
obyektif atau uraian bebas, (5) Contohnya siswa dibina
jawaban atau isian singkat, (6) kompetensinya menyangkut
menjodohkan, (7) portopolio dan (8) kemampuan melukis jaring-jaring
performans. kubus. Namun, untuk dapat melukis
Cakupan yang diukur dalam ranah jaring-jaring kubus setidaknya
Kognitif adalah: diperlukan pengetahuan (kognitif)
1) Ingatan (C1) yaitu kemampuan tentang bentuk-bentuk jaring kubus
seseorang untuk mengingat. Ditandai dan cara-cara melukis garis-garis
dengan kemampuan menyebutkan tegak lurus.
simbol, istilah, definisi, fakta, aturan,
urutan, metode. 4. Contoh aspek afektif dalam
2) Pemahaman (C2) yaitu penilaian pembelajaran
kemampuan seseorang untuk Kompetensi siswa dalam
memahami tentang sesuatu hal ranah afektif yang perlu dinilai
dengan memberikan penjelasan atau utamanya menyangkut sikap dan
uraian secara lebih rinci dengan kata- minat siswa dalam belajar. Secara
katanya sendiri. 9 Ditandai dengan teknis penilaian ranah afektif
kemampuan menerjemahkan, dilakukan melalui dua hal yaitu: a)
menafsirkan, memperkirakan, laporan diri oleh siswa yang
menentukan, menginterprestasikan. biasanya dilakukan dengan pengisian
3) Penerapan (C3), yaitu angket anonim, b) pengamatan
kemampuan berpikir untuk menjaring sistematis oleh guru terhadap afektif
& menerapkan dengan tepat tentang siswa dan perlu lembar pengamatan.
teori, prinsip, simbol pada situasi Ranah afektif tidak dapat
baru/nyata. Ditandai dengan diukur seperti halnya ranah kognitif,
kemampuan menghubungkan, karena dalam ranah afektif
memilih, mengorganisasikan, kemampuan yang diukur adalah:
memindahkan, menyusun, 1. Menerima (memperhatikan),
menggunakan, menerapkan, meliputi kepekaan terhadap
mengklasifikasikan, mengubah kondisi, gejala, kesadaran,
struktur. kerelaan, mengarahkan perhatian
4) Analisis (C4), Kemampuan 2. Merespon, meliputi merespon
berfikir secara logis secara diam-diam, bersedia
dalam meninjau suatu fakta/ objek merespon, merasa puas dalam
menjadi lebih rinci. Ditandai dengan merespon, mematuhi peraturan
kemampuan membandingkan, 3. Menghargai, meliputi menerima
menganalisis, menemukan, suatu nilai, mengutamakan suatu
mengalokasikan, membedakan, nilai, komitmen terhadap nilai
mengkategorikan. 4. Mengorganisasi, meliputi
5) Sintesis (C5), Kemampuan mengkonseptualisasikan nilai,
berpikir untuk memadukan konsep- memahami hubungan abstrak,
konsep secara logis sehingga menjadi mengorganisasi sistem suatu
suatu pola yang baru. Ditandai nilai. Karakteristik suatu nilai,
dengan kemampuan mensintesiskan, meliputi falsafah hidup dan
menyimpulkan, menghasilkan, sistem nilai yang dianutnya.
mengembangkan, menghubungkan, Contohnya mengamati tingkah
mengkhususkan. laku siswa selama mengikuti
6) Evaluasi (C6), Kemampuan proses belajar mengajar
berpikir untuk dapat memberikan berlangsung. Skala yang sering
pertimbangan terhadap suatu situasi, digunakan dalam instrumen
sistem nilai, metoda, persoalan dan (alat) penilaian afektif adalah
pemecahannya dengan menggunakan Skala Thurstone, Skala Likert,
tolak ukur tertentu sebagai patokan. dan Skala Beda Semantik.
Ditandai dengan kemampuan menilai, Contoh Skala Thurstone: Minat terhadap
9 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, pelajaran sejarah
Jakarta: Raja Grafindo persada, 2005, Hal 50
no reviews yet
Please Login to review.