Authentication
543x Tipe PDF Ukuran file 0.23 MB
Materi Pembelajaran BAB Jaringan Hewan Kelas XI
Jaringan Hewan
Di dalam tubuh hewan, tidak terkecuali hewan vertebrata, terdapat berbagai macam
organ. Namun demikian, berbagai organ ini tidak serta merta terbentuk bila tidak ada
jaringan menyusunnya. Secara umum, sel hewan memiliki struktur yang berbeda
dengan sel tumbuhan. Karena itu, kedua makhluk hidup ini mempunyai jaringan yang
berbeda. Uraian berikut akan menjelaskan berbagai macam jaringan hewan dan
fungsinya. Ahli histologi mengelompokkan jaringan hewan menjadi empat macam,
meliputi jaringan epitel, jaringan ikat/pengikat, jaringan syaraf, dan jaringan otot.
1. Jaringan Epitel
Seperti jaringan epidermis pada tumbuhan, jaringan epitel berperan sebagai pelapis
organ dan rongga tubuh bagian luar. Jaringan ini dapat ditemukan pada
permukaan tubuh yang membatasi organ tubuh dengan lingkungan luarnya.
Jaringan epitel yang melapisi permukaan tubuh atau lapisan luar tubuh dinamakan
epitelium. Sedangkan jaringan epitel yang membatasi rongga tubuh dinamakan
mesotelium, misalnya perikardium, pleura, dan peritonium. Kemudian, jaringan
yang membatasi organ tubuh dinamakan endotelium. Di dalam struktur tubuh,
jaringan epitel berfungsi sebagai pelindung jaringan di bawahnya dari kerusakan,
pengangkut zat-zat antar jaringan, dan tempat keluarnya enzim.
Berdasarkan strukturnya, jaringan epitel dibedakan menjadi 3 macam, yaitu epitel
pipih, epitel batang (silinder), dan epitel kubus. Kita bisa membedakan ketiga
jaringan epitel tersebut berdasarkan ciri-cirinya. Epitel pipih memiliki ciri yakni
selnya berbentuk pipih dengan nukleus bulat di tengah. Epitel batang (silinder)
tersusun oleh sel berbentuk seperti batang dengan nukleus bulat di dasar sel.
Sedangkan epitel kubus memiliki sel berbentuk kubus dengan nukleus bulat besar
di tengah. Menurut lapisan penyusunnya, jaringan epitel terbagi atas beberapa
jaringan, yakni epitel pipih selapis, epitel pipih berlapis banyak, epitel silindris
selapis, epitel silindris berlapis banyak, epitel kubus selapis, epitel kubus berlapis
banyak, dan epitel transisi.
1
2. Jaringan Ikat
Saat kalian menyambung tali yang putus menjadi dua bagian, kemudian kalian
mengikatnya, maka tali tersebut akan menjadi kuat kembali. Sama seperti tali,
organ dan jaringan tubuh kita dihubungkan oleh jaringan ikat sehingga menjadi
kuat. Karena itu, jaringan ikat disebut juga jaringan penyambung atau jaringan
penyokong. Jaringan ikat berfungsi melekatkan konstruksi antar jaringan,
membungkus organ, menghasilkan energi, menghasilkan sistem imun, dan mengisi
rongga-rongga di antara organ. Berbeda dengan jaringan epitel yang sel-selnya
tersusun rapat, kumpulan sel jaringan ikat amat jarang dan tersebar dalam matriks
ekstraseluler. Selain itu, sel-sel jaringan ikat memiliki bentuk yang tidak teratur.
Sebagian besar matriksnya terdapat serat-serat dan bahan dasar yang berupa
cairan. Jaringan ikat memiliki bahan dasar yang tidak berwarna, tidak berbentuk
(amorf), dan homogen. Bahan dasar ini berasal dari asam mukopolisakarida yaitu
asam hialuronat. Akibatnya, matriks menjadi lentur dan semakin banyak air. Di
dalamnya terdapat pula asam mukopolisakarida sulfan yang menjadikan struktur
jaringan ikat bersifat kaku. Serat jaringan ikat yang terbuat dari protein dan sebagai
penyusun matriks memiliki berbagai jenis serat, meliputi serat kolagen, serat elastis,
dan serat retikuler. Serat kolagen berwarna putih atau disebut serat putih.
Seratnya tersusun atas protein kolagen, sehingga memiliki sifat kuat, daya regang
tinggi, dan elastisitas yang rendah. Serat ini banyak terdapat pada kulit, tulang, dan
tendon. Sementara itu, serat elastis berwarna kuning atau disebut serabut kuning.
Serat elastis terbuat dari protein elastin dan mukopolisakarida, sehingga memiliki
elastisitas tinggi. Serat ini banyak terdapat pada bantalan lemak, ligamen, dan
pembuluh darah. Serat retikuler sangat tipis dan bercabang, tersusun atas kolagen
dan terhubung pula dengan serat kolagen. Karena itu, serat retikuler mempunyai
sifat yang sama dengan serat kolagen. Bahan dasarnya mengandung glikoprotein.
Serat ini berfungsi sebagai penghubung jaringan pengikat dengan jaringan
sebelahnya. Serat retikuler dapat ditemukan pada hati, limpa, dan kelenjar-kelenjar
limfa.
Selain ciri-ciri tersebut, jaringan ikat memiliki berbagai jenis sel meliputi, sel
fibroblas, sel makrofaga, sel tiang, sel lemak, berbagai jenis jaringan sel darah putih,
dan sel plasma. Fibroblas merupakan sel jaringan ikat berbentuk serat dengan
fungsi mensekresikan protein. Makrofaga merupakan sel jaringan ikat yang
bentuknya tidak tetap, memiliki fungsi fagositosis (memakan zat buangan, sel-sel
mati, dan bakteri) dan letaknya dekat pembuluh darah. Sel tiang (mast cell)
2
berperan menghasilkan hormon heparin dan histamin. Heparin berfungsi dalam
pembekuan darah, sedangkan histamin berfungsi meningkatkan permeabilitas
kapiler darah. Sel jaringan ikat juga tersusun dari sel lemak (sel adiposa) dan
berfungsi menyimpan lemak. Untuk melawan patogen (bakteri, virus, dan protozoa),
sel jaringan ikat mengandung sel darah putih (leukosit). Leukosit terbagi atas dua
jenis sel, yaitu sel bergranula (granulosit), misalnya eosinofil, basofil, dan netrofil
dan sel tak bergranula (agranulosit), contohnya monosit dan limfosit. Jaringan ikat
tersusun pula dari sel plasma. Sel ini kerapkali ditemukan di bawah membran
epitel, misalnya pada saluran pernafasan dan saluran pencernaan. Sel plasma
berfungsi memproduksi antibodi untuk melawan antigen (protein asing).
Berdasarkan jenisnya, jaringan ikat dikelompokan dalam tiga tipe, yakni jaringan
ikat sebenarnya, jaringan tulang rangka, jaringan darah dan jaringan limfa.
3. Jaringan Saraf
Coklat dan susu manis, bila kita nikmati saat bersantai akan terasa nikmat di lidah,
terutama rasanya yang manis. Sebaliknya saat sakit, lidah akan terasa pahit
terhadap semua makanan yang masuk ke mulut, lebih-lebih lagi bila obat yang
dimasukkan. Rasa manis atau pahit dapat dirasakan karena lidah terdapat jaringan
saraf. Jaringan saraf tersusun oleh sel-sel saraf yang disebut neuron. Sel saraf
berperan dalam menerima dan meneruskan rangsangan dari bagian satu tubuh ke
bagian tubuh yang lain. Sel saraf ini berbentuk unik, dengan sitoplasma yang
menjulur dan memanjang. Sel saraf memiliki bagian utama yaitu badan sel
(perikarion) dan penjuluran sitoplasma (prosesus) yang meliputi dendrit dan neurit
(akson). Dendrit merupakan serabut pendek yang berperan dalam menerima dan
memasukkan rangsangan ke badan sel. Adapun neurit (akson) adalah serabut
panjang, yang berfungsi menghantarkan impuls/rangsangan dari badan sel ke
neuron lain. Akson ini biasanya dibungkus oleh sel Schwann. Antara akson suatu
neuron dengan dendrit neuron lainnya ditautkan oleh suatu bagian yang disebut
sinapsis. Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dibedakan menjadi neuron sensorik,
neuron motorik, dan neuron asosiasi. Neuron sensorik berfungsi menerima dan
meneruskan rangsang dari indera ke saraf pusat. Kemudian, neuron motorik
berfungsi membawa atau menyampaikan impuls dari saraf pusat ke efektor.
Sementara, neuron asosiasi menyampaikan impuls dari neuron sensorik ke neuron
motorik.
3
4. Jaringan Otot
Jaringan otot tersusun oleh sel-sel panjang yang disebut serabut otot. Serabut otot
ini mampu menggerakkan tulang dan memiliki kemampuan untuk berkontraksi,
karena terdapat protein kontraktil yang disebut miofibril. Miofibril ini disusun oleh
aktin dan miosin. Otot adalah jaringan terbanyak pada sebagian besar hewan, dan
kontraksi otot juga banyak dilakukan pada kerja seluler oleh hewan yang aktif.
Lebih-lebih lagi saat kita melakukan kerja berat. Pada tubuh vertebrata, jaringan
otot dibedakan menjadi tiga, meliputi jaringan otot rangka, jaringan otot polos, dan
jaringan otot jantung.
4
no reviews yet
Please Login to review.