Authentication
557x Tipe PDF Ukuran file 0.75 MB Source: repository.uksw.edu
Bab IV
LANDASAN TEORI DAN
KERANGKA BERPIKIR
Peneliti perlu melakukan kajian ilmiah (teoritis) sebelum
menyusun instrumen penelitiannya. Kajian atau telaah teori-teori
yang sesuai dengan variabel penelitian tersebut merupakan bekal
untuk menyusun instrumen agar instrumen yang dibuat memang
benar-benar mengukur variabel yang sudah ditentukan oleh
peneliti. Pada bagian ini, penulis menjelaskan mengenai bagaimana
cara menyusun landasan teori, dan kerangka berpikir. Kedua hal ini
merupakan suatu rangkaian yang saling terkait, sehingga dibahas
secara berturutan dalam bagian ini.
A. Menyusun Landasan Teori
Landasan teori merupakan bagian yang tidak dapat
ditinggalkan dalam kegiatan penelitian. Menurut Azwar (dalam
Soesilo, 2010), teori adalah serangkaian pernyataan yang saling
berhubungan dan digunakan untuk menjelaskan mengenai
sekelompok kejadian. Semakin banyak kejadian yang dapat
dijelaskan oleh semakin sedikit pernyataan, berarti teorinya
semakin baik.
Pada bagian landasan teori mengulas teori-teori yang
digunakan peneliti dalam menyusun kerangka teoritis
41
penelitiannya sehingga peneliti memperoleh gambaran yang jelas
mengenai suatu konsep (dalam hal ini variabel) serta hubungannya
dengan konsep lainnya. Selain itu, melalui landasan teori yang
sudah ditentukannya maka peneliti dapat mengidentifikasi aspek-
aspek yang akan digunakan dalam mengukur variabel
penelitiannya.
Perlu dipahami bahwa penyusunan landasan teori bukan
merupakan perwujudan gagasan-gagasan atau asumsi peneliti
dalam bentuk tulisan. Justru peneliti perlu mencari teori-teori yang
relevan yang mendukung gagasan atau asumsi penelitiannya.
Apalagi jika peneliti tergolong peneliti pemula atau peneliti muda,
maka perlu dukungan teori dari para penulis (penyusun) teori yang
sudah ‘mapan’. Bagi peneliti senior, mungkin sudah memiliki
(pernah menyusun) teori-teori yang tepat untuk digunakan untuk
mendukung gagasan penelitiannya.
Penyusunan landasan teori juga bukan berarti sebagai
kegiatan yang mengutip berbagai teori yang relevan dan disusun
dalam satu bab (biasanya pada bab II). Sering kali terjadi, peneliti
melupakan aspek penting yang harus disusun dalam landasan
teorinya yakni konsep dari variabel yang diteliti, serta penjelasan
bagaimana cara pengukurannya. Bahkan banyak diketemukan,
peneliti seakan-akan hanya mengutip dan mengutip kumpulan
teori-teori belaka sehingga justru lebih sesuai sebagai materi untuk
menyusun suatu buku, bukan sebagai landasan teori untuk
penelitiannya.
Dalam menyusun landasan teori, peneliti sebaiknya mengkaji
teori-teori yang relevan dan memilih suatu teori yang tepat di
antara berbagai teori yang relevan tersebut untuk digunakan
sebagai landasan ilmiah dalam menyusun konsep dan pengukuran
42
variabel yang akan digunakan. Salah satu cara di dalam pemilihan
teori adalah berdasarkan kaitan antara isi teori dengan kondisi
subjek yang akan diteliti, atau keterkaitan antara kelengkapan isi
teori dengan kondisi sosial budaya subjek penelitian. Dengan
demikian, diupayakan isi dalam landasan teori berupa konsep-
konsep terkait dengan variabel penelitian, dan berupa penjelasan
mengenai aspek-aspek yang digunakan dalam mengukur variabel
tersebut.
Seperti yang dijelaskan oleh Azwar (1999), bahwa
“dalam ilmu sosial, teori mempunyai dua fungsi.
Pertama, teori berfungsi sebagai cara mudah bagi
ilmuwan untuk mengorganisasikan data. Teori dapat
dimanfaatkan sebagai semacam sistem penyimpanan
(reservasi) yang membantu para peneliti untuk
mengorganisasikan hasil-hasil penelitian yang relevan.
Kedua, teori memungkinkan ilmuwan
mengembangkan prediksi bagi situasi-situasi yang
belum ada datanya. Prediksi membawa kepada
hipotesis yang menjadikan tindakan penelitian lebih
terarah, efisien, dan sistematik”.
Dalam penulisan isi landasan teori, peneliti diharuskan untuk
memperhatikan kode etik penulisannya. Mengenai cara pengutipan
dan penulisannya akan dijelaskan pada bab yang lain. Penulisan
sumber dari teori (baik yang berisikan kalimat pendek maupun
panjang) yang dikutip oleh peneliti dari berbagai sumber perlu
ditulis secara benar, meskipun teori sebenarnya juga sebagai
rumusan hasil teori si peneliti itu sendiri pada masa sebelumnya.
Selain berisikan konsep beserta penjelasan bagaimana cara
pengukurannya, isi landasan teori juga mengulas (mereview) hasil-
hasil penelitian yang relevan yakni penelitian yang memiliki
43
variabel yang sama dengan penelitiannya. Hal ini (yang sering kali
dalam bab II) disebut sebagai Kajian Penelitian yang Relevan.
Berkaitan dengan hal ini, sangat disayangkan bahwa selama ini
banyak peneliti yang hanya mengutip (copy paste) hasil-hasil
penelitian, tanpa mengulasnya. Dalam mereview teori dan temuan
hasil penelitian tersebut, peneliti perlu melakukan analisis dan
sintesis sedemikian rupa tanpa menutupi hasil penelitian terdahulu
yang dapat melemahkan dugaan atau asumsi dasar yang
dipercayainya.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, peneliti harus bersikap
objektif dan terbuka terhadap fakta maupun kesimpulan hasil
penelitian-penelitian yang terdahulu. Peneliti tetap terbuka
terhadap hasil-hasil penelitian meskipun bertentangan dengan
asumsi (prediksi) nya. Oleh karena itu, rumusan hipotesis penelitian
dapat dirumuskan berdasar dari dasar teori-teori yang digunakan,
dan dukungan kenyataan yang diperlihatkan dari hasil penelitian
lain (sebelumnya) yang relevan. Dengan demikian, telaah (kajian)
teoretik dan temuan penelitian yang relevan tersebut berfungsi
untuk menjelaskan (mendukung) pada keyakinan peneliti terhadap
keterkaitan variabel-variabel penelitiannya. Selain itu, kajian
teoritis dan temuan penelitian tersebut juga untuk mendukung
perumusan hipotesis sebagai jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan penelitian.
B. Macam Sumber Informasi
Teori yang digunakan dalam menyusun landasan teori
maupun hipotesis dapat dikutip dari beragam sumber. Pada era
perkembangan teknologi dan informasi saat ini, beragam media
44
no reviews yet
Please Login to review.