Authentication
485x Tipe PDF Ukuran file 0.35 MB Source: repository.uki.ac.id
MODUL 1
ILMU POLITIK: RUANG LINGKUP DAN KONSEP
MATA KULIAH PENGANTAR ILMU POLITIK
DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH
DR. AUDRA JOVANI, S.SOS, MPS
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Agustus, 2021
MODUL 1
ILMU POLITIK: RUANG LINGKUP DAN KONSEP
A. Pendahuluan
Ilmu politik mengalami perkembangan yang sangat pesat dan saling mempengaruhi
dengan cabang ilmu sosial lainnya seperti sosiologi, antropologi, ekonomi, psikologi dan
hukum. Dalam ilmu politik sendiri terdapat lima bidang kajian utama yaitu: teori politik;
lembaga-lembaga politik; partai-partai, golongan-golongan (groups) dan pendapat umum; dan
hubungan internasional. Dan dalam memahami ilmu politik, terdapat beragam definisi, namun
secara umum terdapat lima aspek utama yang mendasari definisi ilmu politik yaitu negara,
kekuasaan, pengambilan kepurusan kebijakan umum dan pembagian kekuasaan.
Selain itu, ilmu politik berhubungan dengan konsep-konsep seperti negara, masyarakat,
kekuasaan politik, legitimasi, keadilan dan lain sebagainya. Setelah mempelajari modul ini,
mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan mengenai pengertian dan definisi ilmu politik,
bidang kajian ilmu politik, konsep-konsep dan pendekatan dalam ilmu politik.
B. Deskripsi Singkat
Modul 1 ini akan memperkenalkan ilmu politik, sejarah perkembangan, konsep-konsep
negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan umum dan pembagian kekuasaan.
Secara umum, mahasiswa akan memahami mengenai hal-hal dibawah ini:
1. Definisi ilmu politik dan konsep-konsep politik lainnya
2. Bidang-bidang ilmu politik termasuk sejarah dan hubungannya dengan ilmu-ilmu sosial
lainnya
C. Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Modul 1
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu menjelaskan definisi ilmu politik
dan menganalisis perkembangannya termasuk hubungannya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya
seperti sosiologi, antroplogi, ekonomi, psikologi yang saling mempengaruhi.
1
D. Prasyarat Kompetensi: tidak ada
E. Kegunaan Modul 1:
Mahasiswa mengetahui dan memahami modul 1 yang merupakan pengetahuan dasar
politik, termasuk definisi negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan umum dan
pembagian kekuasaan.
Modul mengenai ilmu politik ini sangat berguna bagi mahasiswa untuk memahami
lebih dalam mengenai pengertian ilmu politik, definisi ilmu politik, konsep-konsep politik.
Dengan mengetahui hal ini, mahasiswa dapat menganalisis mengenai politik dari berbagai
aspek.
Kegiatan Pembelajaran 1
A. Perkembangan Ilmu Politik
Para pemikir Yunani Kuno, dimulai dari Plato kemudian Aristoteles mengemukakan
gagasan bahawa harus mengedepankan nalar terhadap permasalahan kemanusiaan yang
bertujuan agar manusia dapat memerintah dirinya sendiri. Inilah yang menjadi titik tolak
penting karena alam semesta tidak lagi dianggap sebagai daerah kekuasaan supranatural (dewa-
dewa) tetapi dapat dipahami sebagai ilmu pengetahuan.
Pada masa Yunani Kuno, pemikiran tentang negara dan pemerintahan dimulai sekitar
450 S.M dalam karta filsafat Plato, Aristoteles, Herodotus dan sebagainya. Demikian juga di
Asia seperti India dan China, di mana terdapat tulisan-tulisan dalam kesusastraan Dharmasastra
dan Arthasastra yang berasal dari masa 500 S.M. di China ada Confucius ((± 350 S.M.),
Mencius (± 350 S.M) dan mazhab Legalists, antara lain Shang Yang (± 350 S.M.).
Di Indonesia terdapat karya tulis mengenai sejarah dan kenegaraan seperti
Negarakertagama yang ditulis pada masa Majapahit sekitar abad ke-13 dan ke-15 Masehi dan
Babad Tanah Jawi.
Di negara-negara benua Eropa seperti Jerman, Austria, dan Prancis bahasan mengenai
politik dalam abad ke-18 dan ke-19 banyak dipengaruhi oleh ilmu hukum dan fokusnya pada
negara. Di Inggris permasalahan politik termasuk dalam filsafat, terutama moral philosophy,
dan bahasannya pada sejarah. Akan tetapi dengan didirikannya Ecole Libre des Sciences
2
Politiques di Paris (1870) dan London School of Economics and Political Science (1895), ilmu
politik untuk pertama kali di negara-negara ini sebagai disiplin tersendiri yang banyak
dipengaruhi dari ilmu hukum, filsafat, dan sejarah sampai Perang Dunia II.
Di Amerika Serikat, perkembanganya berbeda, Mula-mula tekanan yuridis seperti yang
terdapat di Eropa memengaruhi bahasan masalah politik, namun demikian terdapat tekanan
yang kuat untuk lepas dari tekanan yuridis untuk lebih mendasarkan diri pada pengumpulan
data empiris. Pada perkembangan selanjutnya bersamaan waktunya dengan perkembangan
sosiologi dan psikologi, kedua cabang ilmu sosial ini banyak memengaruhi metodologi dan
terminologi ilmu politik. Pada tahun 1858 seorang sarjana kelahiran Jerman, Francis Lieber,
diangkat sebagai guru besar dalam sejarah dan ilmu politik di Columbia College, dan kejadian
ini dianggap sebagai pengakuan pertama terhadap ilmu politik sebagai ilmu tersendiri.
Perkembangan selanjutnya berjalan secara cepat, yaitu pada tahun 1904 didirikan American
Political Science Assosiation (APSA).
Sesudah Perang Dunia II perkembangan ilmu politik semakin pesat. Di Belanda, di
mana sampai saat itu penelitian mengenai negara dimonopoli oleh Fakultas Hukum, pada tahun
1947 didirikan Faculteit der Sociale en Politieke Wetenschappen (Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik) (sekarang namanya Faculteit der Sociale Wetenschappen – Fakultas Ilmu Sosial) di
Amsterdam. Di Indonesia didirikan fakultas-fakultas yang serupa, yang dinamakan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) seperti di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Di
sini ilmu politik menjadi jurusan tersendiri dengan nama Ilmu Pemerintahan. Selain itu ada
juga Fakultas Ilmu-ilmu Sosial, kemudian berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) seperti di Universitas Indonesia, Jakarta, di mana ilmu politik merupakan
jurusan tersendiri.
Di Eropa Timur, perkembangan ilmu-ilmu politik memperlihatkan bahwa pendekatan
tradisional dari segi sejarah, filsafat, yuridis yang sudah lama digunakan, masih berlaku hingga
saat ini. Tapi kemudian perkembangan ilmu politik mengalami kemajuan dengan pesat sesudah
runtuhnya komunisme pada akhir dekade 1990-an. Ini dicirikan dengan masih berlakunya
pendekatan tradisional tapi ditambah dengan pendekatan-pendekatan lain yang tengah
berkembang di negara-negara Barat.
Sesudah Perang Dunia II, perkembangan ilmu politik semakin pesat karena mendapat
dorongan dari beberapa badan internasional, terutama UNESCO. Terdorong oleh tidak adanya
keseragaman dalam terminologi dan metodologi dalam Ilmu Politik, UNESCO pada tahun
3
no reviews yet
Please Login to review.