Authentication
101x Tipe PDF Ukuran file 0.77 MB Source: dewey.petra.ac.id
2. LANDASAN TEORI 2.1 Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Dalam suatu organisasi kepemimpinan adalah salah satu faktor utama yang mendukung kesuksesan organisasi untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses mempengaruhi suatu kelompok yang terorganisasi untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Hughes (2006) kepemimpinan merupakan fenomena kompleks yang melibatkan tiga hal utama, yaitu pemimpin, pengikut, dan situasi. Bass (1985) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu interaksi antara dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok yang mengatur atau mengatur ulang situasi, persepsi, dan ekspektasi dari para anggota. Pemimpin adalah agen perubahan (agent of change), dimana perilakunya mempengaruhi orang lain. Kepemimpinan dapat berbentuk dalam suatu kelompok ketika satu anggota kelompok mengubah motivasi atau kompetisi antara satu sama lain dalam kelompok. Berdasarkan berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi perilaku, pikiran, dan sikap dari sekelompok orang, baik secara langsung tanpa adanya paksaan dari pemimpin mereka tetapi karena mereka mau melakukannya dengan sukarela. 2.1.2 Fungsi Kepemimpinan Seorang pemimpin merupakan pribadi yang memiliki keahlian khusus dengan kemampuan yang dapat mempengaruhi kelompok yang dimpimpinnya untuk melakukan usaha bersama yang mengarah kepada pencapaian sasaran tertentu. Hayati (2002) menyatakan bahwa fungsi dari pemimpin dalam organisasi yaitu memprakarsai struktur, menjaga koordinasi dan integritas organisasi, merumuskan tujuan organisasi, menentukan sarana serta cara-cara yang efisien, menengahi pertentangan dan konflik-konflik yang muncul, mengadakan 5 Universitas Kristen Petra evaluasi,mengadakan revisi, perubahan, inovasi, pengembangan serta melakukan penyempurnaan dalam organisasi. Berikut merupakan fungsi-fungsi pokok kepemimpinan agar kepemimpinan dapat berjalan secara efektif dan efisien: a. Mengambil Inisiatif Inisiatif merupakan langkah awal dari sesuatu kegiatan yang bersifat baru. Berusaha menciptakan suatu yang baru atau yang biasa disebut berkreasi. b. Mengambil Keputusan Inti dari pekerjaan memimpin adalah mengambil keputusan. Mengambil keputusan berarti menentukan pilihan yang dianggap terbaik dari beberapa alternatif dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam kata lain mengambil keputusan adalah berpikir logis. Efektifitas seorang pemimpin diukur dari cara bagaimana pemimpin tersebut mengambil keputusan secara tepat atau tidak. c. Berkomunikasi Komunikasi merupakan usaha dalam menyampaikan ide-ide atau informasi kepada orang lain. Berkomunikasi merupakan tugas pokok seorang pemimpin karena melalui saluran komunikasilah kepemimpinan berjalan. Dalam kegiatan sehari-hari, pekerjaan memimpin terwujud dalam bentuk meberikan perintah, instruksi, bimbingan penjelasan dan sebagainya kepada orang-orang yang berada di dalam kelompok kerjanya yang dilakukan secara lisan atau tulisan. Dengan demikian jelas bahwa wujud pekerjaan memimpin adalah berkomunikasi. d. Memotivasi Kegiatan dari seorang pemimpin adalah memotivasi para pengikutnya agar mereka senantiasa bersemangat melakukan tugas yang dikerjakan. Pemimpin yang ahli dalam memotivasi pengikutnya pasti akan berhasil dalam melakukan tugasnya karena dapat mencipatakan kelompok kerja yang efektif dan produktif. e. Mengembangkan anggota Tanggung jawab yang paling utama dari seorang pemimpin adalah pengembangan orang-orang yang berada di bawah pimpinannya, sehingga 6 Universitas Kristen Petra mereka dapat memiliki kemampuan yang dituntut dari posisi mereka masing- masing. 2.1.3 Gaya Kepemimpinan Konsep mengenai kepemimpinan yang diungkapkan oleh banyak ahli kemudian melahirkan sejumlah teori tentang kepemimpinan. Teori-teori tersebut mendeskripsikan karakteristik yang dimiliki pemimpin, faktor-faktor yang menyebabkan munculnya karakteristik atau faktor-faktor yang membuat seorang pemimpin menjadi efektif. Ada teori kepemimpinan yang menekankan pada pendekatan otokratik sebagai lawan demokratik. Ada juga teori kepemimpinan yang menekankan pada proses pengambilan keputusan, apakah bersifat direktif atau partisipatif. Selain itu, ada teori kepemimpinan yang fokus pada tugas pekerjaan sebagai lawan dari hubungan interpersonal. Di samping itu, ada teori yang digunakan untuk menjawab tentang perilaku yang dilakukan pemimpin, apakah inisiasi atau konsiderasi. Kepemimpinan transaksional dan transformasional yang dikembangkan oleh Bass (1985) bertolak dari pendapat Maslow tentang tingkat kebutuhan manusia. Menurut teori hierarki kebutuhan bawahan lebih rendah seperi kebutuhan fisik, rasa aman dan pengharapan dapat terpenuhi dengan baik melalui penerapan kepemimpinan transaksioanal. Namun, aktualisasi diri hanya dimungkinkan terpenuhi melalui penerapan kepemimpinan transformasional. 2.1.3.1 Kepemimpinan Transformasional Model kepemimpinan transformasional merupakan model yang relatif baru dalam studi-studi kepemimpinan. Model ini dianggap sebagai model yang terbaik dalam menjelaskan karakteristik pemimpin. Konsep kepemiminan transformasional mengintegrasikan ide-ide yang dikembangkan dalam pendekatan watak, gaya dan kontingensi. Hughes et al. (2012) mengemukakan bahwa pemimpin transformasional memiliki visi, keahlian retorika, dan pengelolaan kesan yang baik dan menggunakannya untuk mengembangkan ikatan emosional yang kuat dengan pengikutnya. Pemimpin transformasional diyakini lebih berhasil dalam 7 Universitas Kristen Petra mendorong perubahan orgaisasi karena tergugahnya emosi pengikut serta kesediaan mereka untuk mewujudkan visi sang pemimpin. Luthans (2006) mengemukakan bahwa pemimpin transformasional lebih sering menggunakan taktik dan melahirkan tingkat identifikasi dan internalisasi yang lebih tinggi, memiliki kinerja yang lebih baik, dan mengembangkan pengikutnya. Dengan demikian, pemimpin transformasional merupakan pemimpin yang karismatik dan mempunyai peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin transformasional juga harus mempunyai kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan. Menurut Robbins dan Judge (2007) dan Cavazotte (2012), terdapat empat komponen kepemimpinan transformasional, yaitu: 1. Idealized Influence (Pengaruh Ideal) Merupakan perilaku pemimpin yang memberikan visi dan misi,memunculkan rasa bangga, serta mendapatkan respek dan kepercayaan bawahan, Idealized Influence disebut juga sebagai pemimpin yang karismatik, dimana pengikutnya memiliki keyakinan yang mendalam pada pemimpinnya, merasa bangga bisa bekerja dengan pemimpinnya dan mempercayai kapasitas pemimpinnya dalam mengatasi setiap permasalahan. 2. Inspirational Motivation (Motivasi Inspirasional) Perilaku pemimpin yang mampu mengkomunikasikan harapan yang tinggi, menyampaikan visi bersama secara menarik dengan menggunakan simbol- simbol untuk memfokuskan upaya bawahan, dan menginspirasi bawahan untuk mencapai tujuan yang menghasilkan kemajuan penting bagi organisasi. 3. Intellectual Stimulation (Stimulasi Intelektual) Merupakan perilaku pemimpin yang mampu meningkatkan kecerdasan bawahan untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi mereka, meningkatkan rasionalitas, dan pemecahan masalah secara cermat. 4. Individualized Consideration ( Pertimbangan Individu) Merupakan perilaku pemimpin yang memberikan perhatian pribadi, memperlakukan masing-masing bawahan secara individual sebagai seorang individu dengan kebutuhan, kemampuan, dan aspirasi yang berbeda, serta 8 Universitas Kristen Petra
no reviews yet
Please Login to review.