Authentication
520x Tipe DOCX Ukuran file 0.27 MB Source: mahasiswa.yai.ac.id
TUGAS ANALISIS PERANCANGAN & USAHA
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD FAHRI HUSAENI
1744290025
DIAH PRAMESTARI, ST, MT
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
JAKARTA
2017
Area inovasi
Ketika membicarakan inovasi, maka sebenarnya inovasi tidak bisa dibatasi. Inovasi sangatlah
luas, batasnya adalah kemampuan berfikir manusia. Namun untuk masuk ke area yang tidak
terbatas tersebut, mungkin perlu pengantar contoh-contoh inovasi yang sudah banyak kita kenal.
Dalam tulisan ini, inovasi-inovasi yang bisa untuk menjadi contoh a.l. inovasi produk, inovasi
proses, inovasi servis, inovasi organisasi, dan inovasi model bisnis.
Inovasi produk. Perusahaan yang selalu melakukan inovasi produk misalnya produsen sepeda
motor. Setelah memproduksi mesin 2 tak dan 4 tak non-matic, saat ini yang banyak diminati
konsumen adalah mesin matic. Inovasi dilanjutkan dengan jenis rem, mulai dari rem tromol, rem
cakram, hidrolik, dll., dsb.
Inovasi proses. Contoh perusahaan yang banyak berinovasi proses adalah pabrik jamu dan pabrik
obat-obatan. Kalau jaman dahulu, sebelum merdeka, jamu disajikan di gelas oleh penjual jamu
gendong keliling, saat ini jamu sudah disajikan dalam sachet, tinggal dibuka, diminum di mana
saja dan kapan saja, tidak diperlukan lagi penjual jamu keliling. Di Perusahaan obat-obatan juga
telah banyak dilakukan inovasi proses, yang sebelumnya menggunakan mesin dengan kapasitas
10.000 kapsul per hari misalnya, telah diganti dengan mesin baru yang bisa memproduksi 10.000
kapsul per menit, dengan menggunakan tenaga kerja yang sama.
Inovasi servis. Inovasi ini banyak dilakukan oleh perusahaan pemasaran retail atau penjual jasa.
Para penjual retail saat ini tidak hanya menjajakan dagangannya di toko, kios atau warung, tetapi
telah ada yang beinovasi ‘jemput bola,’ dengan mendatangi konsumen. Begitu juga dengan
penjual jasa, kalau sebelumnya jasa kursus/pelatihan dilayani secara berkelompok, beberapa
waktu kemudian sudah ada jasa kursus/pelatihan door to door, atau pelatihan private.
Inovasi organisasi. Saran saya, sebaiknya semua perusahaan melakukan gebrakan inovasi
organisasi. Organisasi yang vertikal dan nggedabyah, perlu direvisi menjadi horizontal/flat atau
teamwork dan ramping. Sudah terbukti perusahaan yang mempunyai struktur organisasi yang
ramping lebih survive di saat krisis dari pada organisasi yang nggedabyah. Organisasi dengan
struktur flat biasanya disertai tanpa garis komando dari atasan ke bawahan. Garis komando
diganti masing-masing pekerja bekerja sesuai dengan agreement, mou atau komitmen yang telah
disepakati. Peran atasan bukan lagi sebagai supervisor atau tukang perintah dan mengawasi,
tetapi ia berperan sebagai mentor atau coach. Dan, otoritas tertinggi tidak terletak di pundak
pimpinan, tetapi ditempatkan di system atau value yang telah disepakati bersama sebelumnya,
yang umumnya dituangkan dalam visi, misi, kode etik, goal dan obyektif perusahaan.
Inovasi model bisnis. Contoh yang bisa jelas dilihat adalah dalam sistem pemasaran atau
distribusi produk. Model bisnis yang telah berkembang sejak dahulu adalah pemasaran
konvensional, yaitu dengan membuka cabang di beberapa tempat untuk melayani konsumen di
berbagai tempat. Sistem pemasaran seperti ini membutuhkan biaya/investasi yang sangat besar.
Saat ini sudah banyak perusahaan yang berinovasi, merevisi sistem pemasarannya dengan
menggunakan waralaba dan networking: a.l. member get member dan multilevel marketing.
Faktor penentu
Inovasi dalam perusahaan sebenarnya telah terjadi lebih dari yang tertulis di atas. Semuanya itu
serba mungkin, mengingat semakin ketatnya kompetisi di antara perusahaan di saat pasar bebas
dunia sudah semakin mendekat. Kalau perusahaan tidak melakukan inovasi, sangat mungkin
posisinya akan digeser oleh perusahaan yang lain, atau omsetnya diambil alih oleh perusahaan
lain yang mempunyai nilai kompetitif yang tinggi.
Semua perusahaan sebenarnya bisa melakukan inovasi, karena Inovasi itu adalah produk dari
kreativitas manusia. Kalau ada perusahaan yang belum atau lambat dalam berinovasi itu bukan
berarti perusahaannya yang keliru, tetapi bisa jadi stafnya atau sumberdaya manusianya (sdm)
yang tidak siap untuk berubah menjadi lebih baik.
Untuk merubah suatu perusahaan menjadi inovatif yang perlu dilakukan adalah pemberdayaan
staf/sdm dengan mengadakan shifting mind-set atau resetting mind-set. Staf/sdm yang masih
suka ongkang-ongkang, atau lebih suka menjadi user atau follower, perlu segera disetting ulang
mind-setnya agar bisa menjadi fighter atau inovator yang handal.
no reviews yet
Please Login to review.