Authentication
1241x Tipe DOCX Ukuran file 0.37 MB
LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA
KEGIATAN PEMBELAJARAN
DI PAUD BAITUL AFIAH atau RA MUSLIMAT LEDUG
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Belajar
Pengampu : Dra. Tri Na’imah, M.Si
Oleh :
1. Nadya Annisa Bella K (1707010144)
2. Aar Muhaemin (1807010008)
3. Salsabila (1807010027)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
DESEMBER, 2019
LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA
Kegiatan observasi dan wawancara ini dilakukan untuk menganalisis aplikasi
teori belajar yang dilaksanakan di Paud Baitul Afiah atau RA Muslimat Ledug.
Observasi difokuskan pada pelaksanaan :
1. Metode belajar dalam bermain
2. Permainan/aktifitas siswa
3. Media yang digu nakan guru
4. Outdoor
Observasi dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 6 desember 2019. Hasil
observasi diuraikan sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran menggunakan metode Albert Bandura
Guru menggunakan metode pembelajaran belajar sambil bermain di luar
ruangan ketika hari jumat dan sabtu. Guru menggunakan metode bermain
membawa bola dengan kepala. Anak didik dibagi menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok berisi 2 anak. Dokumentasi kegiatan :
Guru menjadi moderator
dan pengawas dalam
melakukan permainan.
Guru mengarahkan anak-
anak dalam suatu
permainan yang terdiri dari
2 anak. Anak-anak yang
sedang tidak terlibat, tidak
memperhatikan temannya
yang lain yang sedang
bermain. Mereka sibuk
dengan kegiatannya
masing-masing.
Hasil observasi yang kami temukan di Paud Baitul Afiah ini adalah, anak-anak
senang bermain tetapi belum dapat sepenuhnya mengerti tentang apa yang sedang
dilakukan. Anak-anak masih belum bisa mempertanggungjawabkan tugas atau
arahan yang diberikan oleh guru. Guru juga dalam memberikan instruksi tidak begitu
2
efisien, masih membiarkan anak-anak melakukan hal semaunya. Tidak memfokuskan
anak kepada temannya yang sedang bermain. Guru kurang memberikan stimulus
yang baik sehingga anak kurang berminat dengan permainan yang diberikan.
Teori yang digunakan pada pembelajaran di sekolah tersebut yaitu menggunakan
teori Maria Montesseri. Karena, menjadikan anak sebagai pembelajaran dan
observasi, Guru menyesuaiakan materi yang diberikan dengan periode-periaode
perkembangan anak, serta pembentukan grup untuk yang dapat mendorong
pembelajaran kelompok.
Bahan dan media yang digunakan guru : bola.
Proses pembelajaran diuraikan berikut ini :
Sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas anak didik selama proses
eksperimen disajikan dalam tabel berikut :
NO. ASPEK YANG DIAMATI PROSENTASE
1 Anak mengamati penjelasan guru tentang langkah- 45%
langkah permainan
2 Anak aktif berkomunikasi dengan guru 70%
3 Anak memberikan respon positif terhadap 45%
permainan yang diberikan guru
4 Anak berani mencoba melakukan permainan 75%
6 Anak bertanya tentang langkah-langkah permainan 30%
Hasil wawancara :
Untuk melengkapi hasil observasi kami juga melakukan wawancara dengan guru
dengan hasil sebagai berikut :
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, anak-anak dibiasakan untuk
membaca Al-Quran Asmaul Husna dan hadist. Anak-anak tidak diperbolehkan
membawa uang, hanya boleh membawa jajan atau makanan untuk dimakan
bersama ketika sedang istirahat. Setelah istirahat, anak-anak berdoa majelis
sesudah pembelajaran, doa keluar rumah, doa menaiki kendaraan, lalu bernyanyi
sayonara bersama. Lalu berbaris lurus untuk salim kepada ibu guru untuk pamit
pulang.
3
2. Analisis Hasil Observasi dan wawancara
a. Pada tahap pembukaan
Sebelum melakukan aktivitas pemblajaran outdoor, guru mengajak anak-anak
untuk mengaji terlebih dahulu sebelum memulai aktivitas lain setelah selesai mengaji
anak-anak diarahkan untuk keluar kelas untuk melakukan kegiatan diluar kelas yaitu
belajar dengan metode bermain. Aktivitas ini sesuai dengan pendapat Brunner
(Dalam sutarto, 2017) bahwa kesiapan belajar perlu dilakukan yang meliputi
kesiapan mental yang sifatnya sederhana yang memungkinkan anak didik menguasai
kompentesi yang sifatnya lebih tinggi. Saat guru mencontohkan permainan siswa
meniru dengan baik. Pada teori Albert Bandura dijelaskan bahwa manusia belajar
tentang sesuatu dengan cara meniru orang lain dan salah satu konsep dalam aliran
behaviorisme menekankan pada komponen kognitif serta pemikiran, pemahaman dan
juga evaluasi.
Bagi anak usia dini dengan kegiatan outdoor anak bisa memperoleh
kesempatan untuk mengobservasi, memperoleh informasi atau mengkaji segala
sesuatu secara langsung, Hilthebarand (Lilis Suryani, 2008:2). Menurut Maria
Montessori bahwa pembelajaran perlu adanya pembentukan grup dengan berbagai
usia yang dapat mendorong pembelajaaran kelompok. Menurut teori humanistik
proses belajar yang bermakna adalah belajar yang melibatkan pengalaman langsung,
berpikir dan merasakan, atas kehendak sendiri dan melibatkna seluruh pribadi peserta
didik. Hasil belajar harus dirasakan oleh individu. Ia menyadari terjadinya hasil
belajar dan bahkan mampu menilainya. Belajar yang bermakna tidak lain hanyalah
belajar yang dapat memenuhi kebutuhan nyata individu.
Kegiatan outdoor juga berarti membawa anak usia dini ke objek-objek tertentu
sebagai pengayaan, pengajaran, pemberian pengalaman belajar yang tidak mungkin
diperoleh anak didalam kelas. Welton dan Mallon (Lilis Suryani, 2008:2), dan juga
memberi kesempatan anak untuk mengobservasi dan mengalami sendiri dari dekat.
Media yang disiapkan oleh guru hendaknya merupakan bagian intregral dan
harus sesuai dengan proses pemblajaran secara menyeluruh. Ujung akhir dari
pemilihan media adalah penggunaan media tersebut dalam kegiatan pemblajaran,
sehingga memungkinkan anak dapat berinteraksi dengan media yang sudah dipilih.
4
no reviews yet
Please Login to review.