Authentication
426x Tipe DOCX Ukuran file 0.06 MB
Tugas Psikologi Klinis
Gambaran Kecemasan Perempuan Dewasa Muda yang Memiliki Ailurophobia
Nama: Ricky Pratama
NIM: 705090142
Fakultas Psikologi
Universitas Tarumanagara
Jakarta
2011
Kasus:
Subyek merupakan seorang perempuan dewasa muda, lahir di Jakarta. Saat
subyek ini berusia 21 tahun dan berdomisili di Jakarta Utara. Pendidikan terakhir
subyek adalah SMA dan sedang menempuh kuliah semester akhir. Subyek
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Subyek tinggal dengan kedua
orang tuanya, memiliki satu orang kakak perempuan, dan satu orang adik laki-
laki. Keluarga subyek juga memiliki pembantu dan juga memelihara dua ekor
anjing.
Subyek memiliki masalah kecemasan. Akhir-akhir ini subyek memiliki
kecemasan yang terkait dengan masalah akademis, yaitu masalah skripsinya
yang pengumpulannya masih memerlukan berbagai revisi. Subyek cemas
apakah dirinya mampu menyelesaikan skripsinya sesuai dengan waktu
pengumpulan yang telah ditentukan.
Biasanya untuk mengatasi kecemasannya subyek sering meluapkan
perasaannya dengan bercerita kepada temannya dan terkadang subyek
menangis. Biasanya setelah subyek melakukan hal-hal tersebut dirinya menjadi
lebih rileks dan tenang.
Saat subyek mengalami kecemasan biasanya subyek merasa kepalanya
pusing, tubuhnya terasa dingin, namun juga mengeluarkan banyak keringat,
subyek merasa jika suasana disekitarnya terasa panas. Subyek ketika merasa
panik juga sering mengeluarkan pernyataan atau kata-kata yang diulang-ulang
dan biasanya subyek mengeluarkan banyak keringat. Subyek juga mengatakan
jika detak jantungnya menjadi lebih cepat.
Subyek memiliki fobia terhadap hewan yaitu kucing. Subyek menggambarkan
kucing sebagi hewan yang menyeramkan, mengerikan, menjijikan, dan
merupakan suatu hal yang sangat menakutkan bagi subyek.
Subyek mengatakan dirinya saat melihat kucing akan menjadi panik dan tidak
bisa diam. Subyek cenderung untuk menghindari kontak mata dengan kucing
dan akan langsung pergi meninggalkan tempat tersebut. Bagi subyek mata
kucing terlihat amat sangat menakutkan dan kucing dinilai dapat menyerang
subyek, berbeda dengan anjing yang terlihat lebih bersahabat bagi dirinya.
Pengalaman-pengalaman yang dimiliki subyek terkait dengan ketakutannya
tehadap kucing antara lain pada masa SD, subyek pernah diganggu oleh teman-
temannya dengan mendekatkan kucing kepada dirinya. Subyek seketika itu
menangis dan menjerit-jerit ketakutan kepada kucing tersebut dikarenakan
subyek tidak dapat menghindar. Beberapa pengalaman lain subyek pernah
hampir tertabrak kendaraan karena berusaha menghindari kucing, subyek lari ke
jalan raya.
Subyek juga memiliki kakak yang takut akan kucing, namun ketakutan kakak
subyek tidak seperti subyek. Subyek menilai kakaknya masih berani mengusir
kucing dengan menendang kucing tersebut asalkan kakaknya mengenakan
celana panjang dimana tidak terjadi kontak fisik langsung dengan kucing
tersebut, tetapi subyek sendiri mengatakan dirinya tidak seberani kakaknya.
Subyek sendiri juga pernah berusaha untuk mengatasi ketakutannya terhadap
kucing, dengan berusaha tenang ketika ada kucing berada di dekatnya, namun
tidak lama kemudian subyek tidak dapat menahan rasa takutnya. Akibatnya
subyek langsung pergi menghindar.
Teori:
Menurut Erikson (dalam Feist & Feist, 2006) dewasa muda merupakan waktu
dari antara usia sembilan belas sampai tiga puluh tahun. Dalam mendefinisikan
anxiety, Freud (dikutip dalam Feist & Feist, 2006) menekankan anxiety
merupakan suatu keadaan tidak menyenangkan yang disertai sensasi fisik yang
fungsinya memberi tahu terhadap bahaya yang akan datang. Freud (dalam Beck,
2000) membedakan antara objective anxiety dengan neurotic anxiety. Objective
anxiety disebabkan oleh ketakutan akan objek yang spesifik, namun neurotic
anxiety disebabkan oleh ketakutan yang tidak jelas penyebabnya.
Barlow (dalam Mash & Wolfe, 2007) anxiety adalah suatu keadaan suasana
hati yang dikarakteristikan dengan emosi negatif yang kuat dan gejala-gejala fisik
berupa ketegangan dimana seseorang merasa gelisah mengantisipasi bahaya
atau malapetaka yang akan datang. Definisi ini terdapat dua hal penting yaitu
emosi negatif dan faktor ketakutan. Muris, Merckelbach, dan Collaris (dalam
Papalia, Olds, & Feldman, 2009) mengatakan bahwa ketakutan diakibatkan dari
pengalaman pribadi atau mendengar pengalaman orang lain. Anxiety sering
terjadi saat melakukan hal yang penting, dan dalam kadar yang tepat membantu
untuk bertindak lebih efektif, namun bila berlebihan dapat bersifat melemahkan
(Mash & Wolfe, 2007).
Seseorang yang mengalami anxiety yang berlebihan dikatakan memiliki
anxiety disorder (Barlow dalam Mars & Wolfe, 2007). Anxiety disorder adalah
suatu gangguan psikologis yang dicirikan dengan ketegangan motorik seperti
gemetaran dan ketidakmampuan untuk bersikap tenang; hiperaktivitas sepert
merasa pusing, detak jantung lebih cepat, dan berkeringat; dan rasa gelisah
akan ekspektasi serta pikiran (King, 2008).
Orang yang mengalami panic attack merasakan firasat, suatu perasaan akan
datangnya malapetaka dan terkait gejala-gejalanya seperti jantung yang
berdebar, detak yang lebih cepat, dan kesulitan bernapas seperti napas menjadi
pendek, sakit di daerah dada (Morrison,1995). Panic attack biasanya terjadi
sendiri atau terkait dengan berbagai kondisi anxiety disorder seperti
Agoraphobia, Social and Specific Phobia, atau Post Traumatic Stress Disorder
(Morrison, 1995).
Seseorang yang mengalami ketakutan terhadap sesuatu yang tidak irasional,
berlebihan, dan ketakutan tersebut bersifat menetap akan obyek atau situasi
tertentu mengalami anxiety disorder yang disebut phobic disorder atau fobia
(King, 2008). Ketakutan akan menjadi fobia saat suatu situasi menjadi sangat
menakutkan dan individu tersebut berusaha untuk menghindari keadaan
tersebut. Terkait faktor psikologis, Prochaska & Nocross (dalam King, 2008)
mengatakan fobia dapat dijelaskan dalam pandangan teoritis yang berbeda;
perspektif psikodinamika mengatakan fobia hasil dari defence mechanism untuk
mencegah ancaman atau impuls yang tidak dapat diterima; teori belajar
mengatakan fobia terjadi akibat proses belajar misalnya dari pengalaman atau
mendengar dari orang lain. Watson menyimpulkan manusia mempelajari rasa
takut dikarenakan adanya classical conditioning; dimana stimulus netral yang
diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna akan menghasilkan respon yang
mirip (King, 2008). Fobia dapat terjadi pada berbagai usia, tetapi puncaknya
biasa terjadi pada usia sepuluh sampai tiga belas tahun (Strauss & Last dikutip
dalam Mars & Wolfe, 2007).
Ailurophobia merupakan salah satu tipe dari specific phobia yang ditandai
dengan ketakutan yang irasional dan berlebihan terhadap kucing, ailurophobia
lebih populer dengan sebutan fobia kucing. (Yuwanto, Ailurophobia, 2010).
Dalam penanganan fobia telah dikembangkan berbagai treatment. Systematic
desensitization merupakan yang pertama kali digunakan dalam behavioral
no reviews yet
Please Login to review.