Authentication
546x Tipe DOC Ukuran file 0.09 MB
TUGAS KODE ETIK PSIKOLOGI
Nama : Sarah Octaviany Thiodora
Nim : 707111005
I. PELANGGARAN KODE ETIK PSIKOLOGI
1.1 Kasus Pelanggaran Kode Etik
Therapist Admits Sex With Teen Patient
Smith of Allentown started counseling the girl when she was 13 and initiated a sexual
relationship with her in 2004 when she was 17 and Smith was 37, according to the patient's
lawsuit filed in 2006. Smith has claimed he didn't have a sexual relationship with the girl until
the month she turned 18, according to the patient's attorneys. "I took advantage of a
vulnerable mentally ill teenage girl who I had been entrusted to help," Smith said Monday, as
the victim, now 23, listened intently. "I acknowledge that my misconduct caused severe
psychological and emotional harm to [the patient], a young woman that I was charged with
the responsibility of treating and helping."
Smith made the admission before President Judge Carol K. McGinley after attorneys
announced a settlement in the case had been reached. Smith had been scheduled to begin
a trial Monday morning. As part of the settlement, two of Smith's former employers have
agreed to pay at least $1.8 million, according to the patient's attorneys, Thomas R. Kline and
David Inscho of the Philadelphia law firm Kline and Specter. Kline said the settlement could
reach as much as $3.8 million, depending on further litigation with insurance companies
representing Smith and the psychologists he worked for. "This will help [the patient] put her
life back together," Kline said. "She's a very broken and fragile young woman."
The patient spoke with police in 2005, but no charges were filed against Smith.
"An investigation was conducted, and there was no evidence of sexual encounters or of
photographs being taken before the girl's 18th birthday," Chief Deputy District Attorney
1
Matthew Falk said. Falk said a charge of institutional sexual assault doesn't fit because the
teen was seeing Smith as a private patient. Prison guards and mental health workers in
hospitals have been charged with that crime for having sex with adult patients.
The patient's lawsuit claimed the following Allentown psychologists hired Smith between
1995 and 2005and failed to properly supervise him: Geoffrey Sherman of Cedar Crest
Counseling; George Perovich of Lehigh Valley Associates in Psychology; Philip Kinney, who
ran a private practice; and Adnan Zawawi of American Medical and Neuropsychiatric
Services. All were named as defendants, but Kinney and Perovich were dismissed and paid
nothing. Kline and Inscho said they were dismissed because they don't have applicable
insurance. The attorneys said insurance companies for Zawawi and Sherman paid $1.8
million to settle the case.
February 01, 2011|By Kevin Amerman, OF THE MORNING CALL
1.2. Ulasan Kasus Pelanggaran Kode Etik
Smith dari Allentown memulai proses konseling terhadap kliennya ketika kliennya
berumur 13 dan melakukan hubungan seksual dengannya pada tahun 2004 ketika ia
berusia 17 dan Smith adalah 37, sesuai dengan gugatan yang diajukan kliennya pada tahun
2006. Smith mengaku telah mengambil keuntungan dari kliennya, seorang gadis remaja
yang rentan sakit mental, yang telah dipercayakan kepadanya. Perbuatan Smith tersebut
menyebabkan kerugian psikologis dan emosional yang berat untuk kliennya.
2
II. TEORI YANG BERKAITAN
2.1. Kode Etik Psikologi
A. Faktor Yang Melatarbelakangi Hubungan Seks Antara Terapis dan Klien
Pope et. al. (1986) mengatakan ketika orang merasa sakit, tidak bahagia, takut, atau
bingung, mereka mungkin mencari bantuan dari terapis. Hubungan terapeutik adalah hal
yang sangat spesial, ditandai dengan kerentanan yang luar biasa dan kepercayaan.
Sesorang bisa berbicara dengan terapis mereka tentang pikiran, perasaan, kejadian, dan
perilaku yang mereka tidak akan pernah ungkapkan kepada orang lain. Sebuah minoritas
yang relatif kecil dari terapis memanfaatkan kepercayaan klien dan kerentanan serta
kekuatan yang melekat dalam peran terapis dengan klien untuk mengeksploitasi seksual
klien mereka. Setiap negara telah melarang hal penyalahgunaan kepercayaan, kerentanan,
dan kekuasaan melalui peraturan lisensi. Seks antara terapis dan pasien juga tunduk pada
hukum sipil, sebagai kerugian pada klien, pelaku (terapis) dapat dituntut untuk malpraktek.
B. Dampak Terhadap Klien
Pope (2001) mengatakan ada 10 reaksi yang paling umum yang sering dikaitkan dengan
seks antara terapis-pasien. Reaksi-reaksi ini: (a) ambivalence, (b) cognitive dysfunction, (c)
emotional lability, (d) emptiness and isolation, (e) impaired ability to trust, (f) guilt, (g)
increased suicidal risk, (h) role reversal and boundary confusion, (i) sexual confusion, and (j)
suppressed anger.
a. Ambivalence
Klien yang mengalami pelecehan seksual oleh terapis dapat merasa
terperangkap di antara dua kondisi impuls yang saling bertentangan. Di satu
sisi, mereka mungkin ingin untuk melarikan diri dari terapis, dari hubungan
yang merusak, dan dari efek berlanjut dari pelecehan tersebut. Namun di sisi
lain, mereka mungkin percaya bahwa mereka perlu melindungi terapis.
3
Terapis sering sangat mahir menciptakan dan memelihara dinamika ini.
Pasien yang dieksploitasi dapat belajar dari terapis bahwa hal yang paling
penting adalah untuk menjaga rahasia hubungan seksual sehingga tidak
membahayakan karir terapis. Mereka mungkin telah dituntun untuk percaya
bahwa hubungan seksual adalah suatu tindakan pengorbanan diri yang besar
pada bagian dari terapis, tindakan moral dan etika yang satu-satunya cara
yang terapis bisa "menyembuhkan" apa yang salah dengan pasien.
b. Cognitive Dysfunction
Banyak klien yang telah terlibat secara seksual dengan seorang terapis, akan
mengalami bentuk intens disfungsi kognitif, seperti interferensi dengan
perhatian, memori, konsentrasi, terganggu oleh pikiran-pikiran refleks,
gambar yang mengganggu, kilas balik, fragmen memori, atau mimpi buruk.
c. Emotional Lability
Labilitas emosional dapat melibatkan gangguan aliran pengalaman dengan
ekstrim, tak terduga, perasaan cepat berubah. Klien mulai merasa tak
berdaya, seolah-olah emosi benar-benar di luar kendali.
d. Emptiness and Isolation
Rasa kekosongan sering disertai dengan rasa isolasi, seolah-olah mereka
tidak ada anggota masyarakat lagi, terputus selamanya dari rasa ikatan sosial
dengan orang lain.
e. Impaired ability to trust
Kode etik dari semua profesi kesehatan mental yang mengakui tanggung
jawab utama terapis untuk menjaga kerahasiaan klien. Ketika Terapis
mengingkari klien dengan mencoba berhubungan seksual, klien akan merasa
terapis yang dapat dipercaya telah mengkhianati dirinya. Hal tersebut dapat
menyebabkan klien juga mungkin tidak mudah untuk mempercayai orang
lain.
4
no reviews yet
Please Login to review.