Authentication
405x Tipe PPTX Ukuran file 1.03 MB
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam dunia Pendidikan Inovasi adalah hal yang
mutlak dilakukan karena tanpa inovasi akan
terjadi kemandekan pada dunia pendidikan yang
kemudian berimbas pada elemen-elemen
kehidupan yang lain seperti: politik, ekonomi,
sosial dan lain-lain.
Dalam inovasi pendidikan, secara umum dapat
diklasifikasikan menjadi dua buah model inovasi
yang baru yaitu top-down model dan bottom-
up model.
Permasalahan
Bagaimanakah model inovasi pendidikan
yang terbaru?
Bagaimanakah ruang lingkup dari masing-
masing model inovasi pendidikan tersebut?
Bagaimanakah kelebihan dari masing-masing
model inovasi pendidikan tersebut?
Bagaimanakah kekurangan dari masing-
masing model inovasi pendidikan tersebut ?
TOP DOWN INNOVATION
Top down innovation adalah Top down innovation
salah satu usaha pemerintah menyangkut tentang kebijakan-
untuk meningkatkan mutu kebijakan dan peraturan-
pendidikan atau pemerataan peraturan yang dibuat oleh
kesempatan untuk memperoleh pemerintah mengenai
pendidikan, meningkatkan pendidikan, seperti kurikulum,
efisiensi waktu, dan sebagainya. Standar Kompetensi (SK), dan
Inovasi ini diterapkan kepada Kompetensi Dasar (KD). Selain
bawahan dengan cara mengajak, pada pendidikan formal di
menganjurkan, bahkan sekolah, top down innovation
memaksakan apa yang menurut juga terjadi pada pola
atasan baik untuk kepentingan
bawahannya. Bawahan tidak pendidikan di rumah, yaitu dari
berwenang untuk menolak orang tua pada anaknya. Anak-
pelaksanaannya. Jadi, dapat anak harus patuh terhadap
dikatakan bahwa top down peraturan-peraturan yang
innovation sama halnya dengan dibuat oleh orang tua.
pendidikan yang otoriter. Tujuannya agar mereka
menjadi anak yang disiplin dan
penurut.
Kelebihan dan kekurangannya
Kelebihan penggunaan model top kekurangan penggunaan model top
down innovation, di antaranya: down innovation, antara lain:
a. Kesempatan untuk a. Terbatasnya kreativitas guru
memperoleh pendidikan merata. dalam hal pengembangan
pembelajaran sesuai dengan tingkat
b. Menerapkan sistem yang berpikir guru.
terstruktural sehingga dapat b. Ketidaksesuaian antara kebijakan
menggunakan waktu seefisien pemerintah dengan kompetensi
dan seefektif mungkin. yang dimiliki oleh sekolah karena
c. Standar pengajaran sebagai sumber daya yang dimiliki masing-
tolak ukur ketuntasan belajar masing sekolah berbeda.
siswa. c. Peran guru yang hanya sebagai
d. Ujian dilaksanakan serempat, penerima keputusan atau hasil dari
sehingga akan mengurangi suatu program tanpa mengetahui
kecurangan dalam adanya jalannya proses pembentukan
evaluasi hasil belajar atas program.
ketercapaiannya kurikulum yang d. Keterbatasan fasilitas dan
telah disusun. finansial bagi daerah yang terpencil
untuk standar pendidikan.
e. Monitoring dari pemerintah.
no reviews yet
Please Login to review.