Authentication
387x Tipe PDF Ukuran file 0.55 MB Source: perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Kebidanan pada kehamilan
Manajemen kebidanan disusun guna memberikan arahan bagaimana
bidan berfikir kritis, analisis dan sistematis dalam mengenai kliennya.
Sehingga pada saat memberikan pelayanan bidan memberikan tindakan
aspiratif, tindakan emergensi dan tindakan komprehensif dengan cepat dan
tepat. Manajemen kebidanan adalah metode atau alur yang di gunakan oleh
bidan dalam menentukan, melakukan dan mencari langkah – langkah
pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk melakukan pelayanan
dan menyelamatkan pasien dari gangguan kesehatan. Penerapan manajemen
kebidanan melalui proses yang secara berebutan yaitu identifikasi masalah,
analisis, dan perumusan masalah, rencana dan tindakan penatalaksanaan
serta evaluasi hasil tindakan (Heryani, 2011).
Kehamilan adalah kondisi dimana seseorang wanita memiliki janin
yang sedang tumbuh didalam tubuhnya tepatnya berada dalam rahim, usia
kehamilan bekisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode
menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan dibagi menjadi 3
trimester, TM I pada usia kehamilan 0 – 12 minggu, TM II pada usia
kehamilan 13 – 26 minggu, TM III pada usia kehamilan 27 – 40 minggu
(Siwi, 2015).
8
9
Pengkajian dilakukan bidan untuk melakukan pengkumpulan data
yang didapatkan secara langung ke masyarakat baik berupa (data subjektif)
dan data yang tidak langsung ke yaitu (data objektif). Data Subjektif
diperoleh dari informasi langsung berupa pernyataan atau keluhan pasien.
Berupa pendokumentasian yang berisikumpulan data klien melalui anamesa,
data yang diperoleh hasil dari bertanya dari pasien, suami, atau keluarga
(identitas umum, keluhan, riwayat kesehatan, riwayat menarche, riwayat
perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat KB, pola hidup)
(Heryani, 2011). Riwayat kesehatan meliputi dari riwayat penyakit dahulu,
sekarang dan keluarga apakah memiliki penyakit, riwayat obstetri
kehamilan, persalinan nifas yang lalu, riwayat haid awal mulainya haid,
lama, siklus, nyeri atau tidak (Prawirohardjo, 2011). Pengkajian berisi
semua informasi atau keluhan yang telah dikaji dari klien ketika pertama
kali datang ke tenaga kesehatan, mencakup keluhan utama, riwayat
penyakit/ kesehatan, hasil laboratorium (Handayani, 2012). Menurut Siwi
(2015), keluhan yang biasanya dirasakan ibu hamil TM III yaitu susah tidur,
cemas, nyeri punggung. Menurut Ardiana (2016), sebagian ibu hamil TM III
mengalami kecemasan saat menjelang proses persalinan.
Keluhan nyeri punggung pada ibu hamil dapat diatasi dengan berbagai
macam cara menurut Siwi (2015), nyeri punggung dapat diatasi denga cara
bersandar dalam posisi nyaman guna menjaga tompangan pada punggung
ibu. Menjaga postur tubuh yang baik, postur tubuh sesuai dengan anatomis
akan membantu mengurangi keluhan pada pungung, pernafasan dan saluran
10
pencernaan. Cara menjaga postur tubuh dengan cara mengangkat dada
(membusungkan dada) dapat membantu menjaga punggung tetap lurus,
pakai baju dan sepatu yang nyaman guna mencegah nyeri punggung. Susah
tidur memberikan informasi bahwa istirahat yang cukup sangat penting
dalam masa kehamilan dan memberikan penjelasan tentang posisi tidur pada
ibu hamil TM III dengan posisi tidur miring kanan ataupun kiri dan dapat di
berikan bantal antara lutut dan bawah perut ibu.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Umi (2014), perubahan
fisiologi yang dialami pada ibu hamil TM III dapat mengakibatkan keluhan
seperti konstipasi, insomnia, dan nyeri punggung. Nyeri punggung yang
dialami pada ibu hamil terjadi karena otot – otot perut melemah, otot perut
berfungsi untuk menopang tulang belakang dan mempertahankan kesehatan
punggung, otot perut mengalami peregangan dan melemah sehingga
menyebabkan nyeri punggung. Nyeri punggung dapat dikurangi dengan
posisi tidur miring dengan bantal atau penyangga diantara kedua tungkai.
Dengan posisi tidur miring kiri dengan menggunakan bantal dapat
mengurangi tekanan pada pembuluh darah balik besar, yang mengembalikan
darah dari tubuh bagian bawah kembali ke jantung. Posisi miring kiri
memastiakan sirkulasi darah sangat sehat untuk janin, bukan hanya
memaksimalkan sirkulasi darah dan gizi ke pasenta tetapi juga
meningkatkan fungsi ginjal, pembuangan yang lebih baik dari produk cairan
sisa sehingga pembengkakan (edema) di tangan, kaki, dan pergelangan kaki
bisa berkurang.
11
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ardiana (2016), sebagian besar
ibu hamil TM III sering mengalami kecemasan saat akan mengalami proses
persalinan, hal tersebut akan menimbulkan ketegangan pada jiwa dan fisik
segingga otot dan persendian menjadi kaku, ibu hamil di katakan siap fisik
bila tidak mudah lemah, lemas, kualitas tidur meningkat, fleksibelitas dan
daya tahan tubuh meningkat. Siap secara psikologis bila ibu tenang, rileks,
bahagia dan percaya diri dalam menghadapi persalinan. Semua ini
dipersiapkan oleh bidan dalam memberikan perawatan selama kehamilan
dan memberikan perhatian kepada ibu hamil dengan penuh kesabaran.
Setelah dilakukan anamesa telah didapatkan hasil dan kemudian dilanjut
dengan pengumpulan data berupa pengumpulan data objektif
Data Objektif adalah data yang diobservasi oleh tenaga kesehatan
berupa hasil analisa dan pemeriksaan fisik klien, hasil lab, dan test
diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung
assasment. Tanda gejala data ojektif diperoleh dari hasil pemeriksaan KU,
fital sign, fisik, khusus, kebidanan, pemeriksaan dalam, laboratorium dan
pemeriksaan penunjang, pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, auskultasi
dan perkusi (Heryani, 2011). Pemeriksaan umum terdiri dari pemeriksaan
nadi, suhu, tekanan darah, pernapasan, pemeriksaan dari Head to too,
pemeriksaan dilengkapi dengan pemeriksaan laboratorium, misalnya Hb,
leukosit, dan pemeriksaan urin (Prawirohardjo, 2011). Menurut Mochtar
(2012), pemeriksaan pada ibu semasa hamil sebanyak 4 x, 1 kali pada TM I,
1 kali pada TM II, dan 2 x pada TM III, pemeriksaan pada ibu hamil terdiri
no reviews yet
Please Login to review.