Authentication
399x Tipe PDF Ukuran file 0.04 MB Source: alicezah.files.wordpress.com
1. Konsentrasi
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan
pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan
jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam
perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan
konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm).
Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer
(berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).
2. Pelarutan
Molekul komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam keadaan
tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan antarpartikel komponen murni terpecah
dan tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika
pelarut dan zat terlarutnya sama-sama polar, akan terbentuk suatu sruktur zat
pelarut mengelilingi zat terlarut; hal ini memungkinkan interaksi antara zat
terlarut dan pelarut tetap stabil.
Bila komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut, pada
suatu titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika
zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik
padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat
terlarut dalam larutan tersebut adalah maksimal, dan larutannya disebut sebagai
larutan jenuh. Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor lingkungan, seperti suhu, tekanan, dan kontaminasi. Secara umum,
kelarutan suatu zat (yaitu jumlah suatu zat yang dapat terlarut dalam pelarut
tertentu) sebanding terhadap suhu. Hal ini terutama berlaku pada zat padat,
walaupun ada perkecualian. Kelarutan zat cair dalam zat cair lainnya secara
umum kurang peka terhadap suhu daripada kelarutan padatan atau gas dalam zat
cair. Kelarutan gas dalam air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu.
3. Larutan ideal
Bila interaksi antarmolekul komponen-komponen larutan sama besar dengan
interaksi antarmolekul komponen-komponen tersebut pada keadaan murni,
terbentuklah suatu idealisasi yang disebut larutan ideal. Larutan ideal mematuhi
hukum Raoult, yaitu bahwa tekanan uap pelarut (cair) berbanding tepat lurus
dengan fraksi mol pelarut dalam larutan. Larutan yang benar-benar ideal tidak
terdapat di alam, namun beberapa larutan memenuhi hukum Raoult sampai batas-
batas tertentu. Contoh larutan yang dapat dianggap ideal adalah campuran
benzena dan toluena.
Ciri lain larutan ideal adalah bahwa volumenya merupakan penjumlahan tepat
volume komponen-komponen penyusunnya. Pada larutan non-ideal, penjumlahan
volume zat terlarut murni dan pelarut murni tidaklah sama dengan volume larutan.
4. Sifat koligatif larutan
Larutan cair encer menunjukkan sifat-sifat yang bergantung pada efek kolektif
jumlah partikel terlarut, disebut sifat koligatif (dari kata Latin colligare,
"mengumpul bersama"). Sifat koligatif meliputi penurunan tekanan uap,
, penurunan titik beku, dan gejala tekanan osmotik.
peningkatan titik didih
5. Jenis-jenis larutan
Larutan dapat diklasifikasikan misalnya berdasarkan fase zat terlarut dan
pelarutnya. Tabel berikut menunjukkan contoh-contoh larutan berdasarkan fase
komponen-komponennya.
Zat terlarut
Contoh larutan
Gas Cairan Padatan
Bau suatu zat padat
Udara (oksigen yang timbul dari
Uap air di udara
Gas dan gas-gas lain larutnya molekul
dalam nitrogen) (kelembapan) padatan tersebut di
udara
Etanol dalam air; Sukrosa (gula) dalam
Pelarut Air terkarbonasi air; natrium klorida
campuran berbagai
Cairan (karbon dioksida (garam dapur) dalam
dalam air) hidrokarbon (minyak air; amalgam emas
bumi) dalam raksa
Hidrogen larut Air dalam arang Aloi logam seperti baja
dalam logam, aktif; uap air dalam
Padatan dan duralumin
misalnya platina kayu
Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik, larutan dapat
dibedakan sebagai larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit
mengandung zat elektrolit sehingga dapat menghantarkan listrik, sementara
larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
o Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
o Larutan elektrolit dapat berupa asam, basa maupun garam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH, NaCl
Larutan elektrolit dibedakan menjadi 2 yaitu :
a) Larutan elektrolit kuat = ditandai dengan lampu yang menyala terang
(contoh: larutan NaCl, larutan H2SO4, larutan HCl, larutan NaOH)
.
b) Larutan elektrolit lemah = ditandai dengan lampu yang menyala redup
atau lampu yang tidak menyala namun dalam larutan timbul gelembung
gas (contoh : larutan amonia, asam cuka).
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik.Contoh : larutan gula, larutan urea, larutan alkohol. Air sebenarnya tidak
dapat menghantarkan arus listrik, tetapi daya hantar larutan tersebut disebabkan
oleh zat terlarutnya.
Perbedaan Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah:
Pada konsentrasi yang sama, elektrolit kuat mempunyai daya hantar lebih baik
daripada elektrolit lemah. Hal ini terjadi karena molekul zat elektrolit kuat akan
lebih banyak yang terion jika dibandingkan dengan molekul zat elektrolit lemah.
Banyak sedikitnya elektrolit yang mengion dinyatakan dengan derajat ionisasi
atau derajat disosiasi yaitu perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan
jumlah zat yang dilarutkan.
no reviews yet
Please Login to review.