Authentication
269x Tipe PDF Ukuran file 0.15 MB Source: media.neliti.com
Bambang Priadie Potensi IPAL Skala Individu untuk Pengolahan Limbah Cair Industri Batik di Pekalongan
POTENSI IPAL SKALA INDIVIDU UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH
CAIR INDUSTRI BATIK DI PEKALONGAN
POTENTIAL OF INDIVIDUAL SCALE OF WASTE WATER TREATMENT PLANT FOR
PROCESSING BATIK WASTEWATER IN PEKALONGAN
Bambang Priadie
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, Kemen PU Pera
Jl. Ir H. Juanda 193 Bandung
e-mail : bpriadie@yahoo.com
Diterima: 11 Mei 2016; Direvisi: 11 Mei 2016 ± 7 Desember 2016 ; Disetujui : 30 Juni 2017
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi pengolahan IPAL batik skala individu dalam
menurunkan kadar pencemar limbah cair batik melalui proses koagulasi, flokulasi, dan filtrasi. Bahan kimia yang
digunakan pada penelitian meliputi: asam sulfat, kapur, aluminium formulated chloride, polimer, zeolit dan arang
aktif. Pembuatan IPAL batik skala individu ini mudah dilakukan karena bahan konstruksi yang berupa drum-
drum plastik bekas penyimpanan bahan kimia mudah didapat dipasaran. IPAL batik skala individu berpotensi
untuk dijadikan teknologi tambahan IPAL komunal yang sudah ada karena dapat menurunkan kadar pencemar
BOD, COD, TSS, dan minyak & lemak sehingga air hasil olahannya tidak melebihi baku mutu limbah cair yang
sudah ditentukan. Potensi penerapan IPAL batik skala individu ini dapat diaplikasikan pada pengrajin batik skala
rumahan atau usaha kecil menengah (UKM).
Kata kunci : IPAL individu, koagulasi-flokulasi-filtrasi, koagulan, parameter pencemar
Abstract
The purpose of this study was to determine the efficiency of individual scale of WWTP batik in reducing
wastewater batik pollutants through coagulation, flocculation, and filtration. Chemicals used in the study include:
sulfuric acid, lime, aluminium formulated chloride, polymers, zeolites and activated charcoal. Making this batik
WWTP individual scale is easy to do because of construction materials such as plastic drums LV³used storage
of chemicals´DQG easily obtainable in the market. WWTP individual scale of batik potentially use to increase
capacity of the existing communal because it can reduce levels of pollutants BOD, COD, TSS, and oils and fats
so that the wastewater processed does not exceed the effluent quality standards. Potential application of the
::73EDWLNLQGLYLGXDOVFDOHFDQEHDSSOLHGRQDEDWLN¶VKRPH-industry scale or small and medium enterprises
(SMEs).
Keywords : individual WWTP, coagulation-flocculation-filtration, coagulant, pollutant parameters
PENDAHULUAN
Batik merupakan produksi tekstil batik diperlukan sejumlah besar air serta
yang hampir dapat dijumpai di seluruh bahan kimia yang berupa bahan organik
daerah di Indonesia, salah satunya di dan anorganik yang dapat
Kota Pekalongan Jawa Tengah. Produksi mengakibatkan beberapa parameter
batik di kota ini terus meningkat sebagai kualitas air limbah batik seperti BOD,
salah satu respon dinobatkannya batik COD, TDS, dan TSS kadarnya menjadi
sebagai karya budaya asli Indonesia oleh tinggi (Noor Syuhadah Subki, et al., 2011;
UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009. Kurniawan, et al., 2013), sehingga
Kenaikan produksi batik di Kota parameter-parameter tersebut kadarnya
Pekalongan diduga telah menyebabkan melebihi baku mutu yang yang telah
terjadinya pencemaran air pada sungai- ditetapkan (Perda Prop Jawa Tengah No.
sungai di Wilayah Kota Pekalongan 5/2012), hal ini menunjukkan bahwa
terutama di kawasan sentra industri batik limbah cair batik tersebut harus diolah
(Lemlit UNDIP, Dinas Penataan Kota dan terlebih dahulu sebelum dibuang ke
Lingkungan Hidup Kota Pekalongan, sungai.
2008). Pada proses produksi pembuatan
42
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 28 Nomor 1 Tahun 2017 Hal. 42-50
Sebenarnya Pemkot Pekalongan Selain jamur, tanaman Eichornia
sudah berusaha meminimalkan crassipes dan Salvinia molesta juga dapat
permasalahan pencemaran air yang dijadikan sebagai fitoremidiator
berasal dari industri batik di Kali pencemaran limbah cair batik karena
Pekalongan melalui pembuatan tiga buah kemampuannya dalam mengakumulasi
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) logam berat Cr (Sari Ayu Meiga, et al.,
komunal yaitu: di Kampung Batik 2014). Selain cara pengolahan air limbah
Kauman, di Kampung Jenggot, dan IPAL batik tadi, proses penggabungan fisika-
komunal di Kampung Pringrejo (dalam kimia-biologi yang meliputi: flokulasi-
tahap konstruksi). Namun demikian, koagulasi (koagulan tawas), filtrasi
selain kinerja IPAL batik komunal di (zeolit), dan pengolahan biologi dengan
Kauman dengan proses lumpur aktif dan eceng gondok, dapat menurunkan
IPAL batik komunal di Jenggot dengan parameter pencemar COD, BOD dan
proses biologi-fitoremediasi lahan basah logam berat Cr (Muljadi, 2009). Selain
(wetland) belum bisa menurunkan kadar metode fisika, kimia dan biologi, di
pencemar sesuai baku mutu, jumlah IPAL Indonesia, penelitian pengolahan air
yang ada juga belum bisa mengolah limbah berwarna telah dilakukan oleh
seluruh limbah cair batik yang dihasilkan Nugroho, et al., (2005) dengan
sehingga kadar BOD, COD, dan TSS di menggunakan ozon yang dikombinasikan
sungai-sungai di Kota Pekalongan masih dengan Advanced Oxydation Processes
lebih tinggi bila dibandingkan dengan (AOPs) yang dilakukan pada skala
Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 tahun prototip di laboratorium dan pengolahan
2001 (Lemlit UNDIP, Dinas Penataan air limbah batik melalui proses
Kota dan Lingkungan Hidup Kota elektrokoagulasi (Yulianto Andik, et al.,
Pekalongan, 2008). 2009), namun demikian, hasil penelitian
Pada penelitian-penelitian Sari Marita Miranti, et al., (2015)
sebelumnya, pengolahan limbah cair menunjukkan bahwa pengolahan air
batik dilakukan untuk menurunkan kadar limbah batik dengan proses fisika kimia
pencemar sesuai baku mutu yang telah lebih besar dibandingkan dengan proses
ditetapkan diantaranya: BOD, COD, TSS, elektrokoagulasi.
maupun warna melalui proses Solanki Meena, et al., (2013)
pengolahan air limbah secara fisika, kimia mengelaborasi pengolahan air limbah
dan biologi. Proses fisika dan kimia antara tekstil yang mendapatkan bahwa biaya
lain dengan sedimentasi, flokulasi, operasional pengolahan air limbah tekstil
koagulasi, adsorpsi, ultrafiltrasi, oksidasi dengan metoda koagulasi-flokulasi lebih
dengan ozon dan teknologi membran, efektif bila dibandingkan dengan metoda
sedangkan proses biologi menggunakan pengolahan lain seperti dengan oksidasi
aktivitas mikroorganisme dan tanaman ozon maupun proses lumpur aktif.
air. Penelitian pengolahan limbah cair Menurut Solanki Meena, et al., (2013)
batik secara fisika di laboratorium dengan biaya operasional metoda ozonisasi atau
menggunakan arang aktif yang berasal kombinasi dari UV-radiasi dan ozon H O
2 2
dari limbah serbuk gergajian kayu jati relatif lebih mahal, proses pengolahan
sebagai difungsikan sebagai penyerap dengan lumpur aktif walaupun
warna dan logam (Sudarja, et al., 2012), efisiensinya tinggi dalam penurunan
serta serbuk tanaman Kenaf (Hibiscus COD, tetapi kurang efisien dalam
cannabinus) untuk mereduksi malam penurunan warna air limbah, sehingga
(wax) yang terkandung pada air limbah metoda adsorpsi dengan koagulasi-
cair batik (Wong, et al, 2013) flokulasi dianggap relatif unggul karena
Selain pengolahan fisika tersebut, selain biaya rendah juga disainnya bisa
pengolahan air limbah batik melalui lebih sederhana. Koagulan yang paling
proses biologi dengan cara melalui umum digunakan dalam pengolahan air
proses isolasi jamur indigenous isolat limbah adalah poly aluminium chloride
genus Fusarium dan genus Aspergillus (PAC) dan Al (SO ) . H O (Solanki
2 4 3 4 2
untuk menurunkan warna pada limbah Meena, et al., 2013, dan Sutapa Ignasius
cair batik (Dewi Ratna Stia, et al., 2010). (2104). Sedangkan dalam penelitian ini
43
Bambang Priadie Potensi IPAL Skala Individu untuk Pengolahan Limbah Cair Industri Batik di Pekalongan
digunakan koagulan aluminium BAHAN DAN METODA
formulated chloride (AFC) tipe 142 (ISO
9001:2008 Standard, DAS Certification Bahan dan Alat
International Indonesia, December 2013) Deskripsi IPAL batik skala inidividu
yang harganya lebih murah dibandingkan IPAL batik skala individu untuk
dengan harga koagulan PAC di pasaran. penelitian dibuat pada lahan salah satu
Permasalahan pencemaran air di Kali pengrajin batik di kelurahan Padukuhan
Pekalongan yang dihadapi saat ini adalah Kraton, Kecamatan Pekalongan Utara,
selain kurangnya efisiensi pengolahan Kota Pekalongan. Pembuatan IPAL
IPAL komunal yang ada, juga kapasitas individu dilakukan pada Bulan Juli 2015,
IPAL belum bisa mengolah produksi setelah dilakukan uji hidraulis dan
limbah cair batik secara keseluruhan. commissioning, selanjutnya dilakukan
Masih banyak pengrajin batik skala penelitian kinerja IPAL pada Bulan
rumahan atau usaha kecil menengah September sampai Bulan Oktober 2015.
(UKM) yang membuang air limbahnya Bahan konstruksi IPAL yang
langsung ke sungai, oleh karena itu masih dipergunakan mudah dan banyak
diperlukan adanya IPAL batik individual terdapat dipasaran karena berupa drum-
untuk menanggulangi limbah cair batik drum plastik bekas penyimpanan bahan
yang belum terolah oleh IPAL batik kimia. Pada penelitian ini, bahan kimia
komunal yang sudah dibangun. yang dipergunakan meliputi: asam sulfat,
Pembuatan IPAL batik individual juga kapur, koagulan AFC tipe 142, dan
merupakan hasil studi Mratihatani, et al., polimer (kuriflock).
(2013) yang menyebutkan bahwa salah Unit pengolahan pada IPAL ini terdiri
satu strategi pengelolaan Sungai dari: bak kontrol, tangki pengaduk cepat,
Pekalongan menuju sungai bersih yang tangki pengaduk lambat, tangki
sangat mendesak adalah dengan sedimentasi, tangki netralisasi, tangki
melakukan pengadaan IPAL skala filtrasi, tangki pengering lumpur, tangki
individu, karena bila harus menambah pembubuh asam, tangki pembubuh
jumlah IPAL komunal yang ada biayanya polimer, tangki pembubuh AFC, dan
akan mahal karena harus ada tangki pembubuh kapur (Gambar 1). Inlet
pembebasan lahan yang cukup luas air limbah cair batik dipompakan ke bak
(Zaenuri, 2014). penampung yang berfungsi sebagai bak
Tujuan penelitian ini adalah untuk ekualisasi, selanjutnya dipompakan ke
mengetahui kinerja IPAL skala invidu dalam tangki pengaduk cepat dan
dalam mengolah limbah cair Industri batik ditambahkan koagulan AFC dan kapur
melalui proses flokulasi-koagulasi dan secara gravitasi. Proses koagulasi pada
filtrasi sehingga hasil penelitian dapat pada bak pengaduk cepat ini berlangsung
replikasi oleh para pengrajin batik skala melalui pengadukan hidrolis yang
rumahan atau UKM dalam rangka memanfaatkan aliran air yang
mencegah dan menanggulangi bertekanan dari pompa sehingga
pencemaran air di sungai-sungai yang terjadi pencampuran air limbah
berada di Kota Pekalongan. Istilah ³,3$/ dengan bahan koagulan.
VNDODLQGLYLGX´ dalam makalah ini adalah Selanjutnya, air limbah dialirkan ke
untuk membedakan dengan IPAL batik empat bak pengaduk lambat untuk
komunal yang sudah ada dan proses flokulasi serta ditambahkan
dioperasikan oleh Pemkot Pekalongan polimer untuk memperbesar ukuran
c.q. Badan Lingkungan Hidup dengan flock. Setelah melalui proses
IPAL batik skala individu yang dibuat flokulasi, air limbah dialirkan ke
untuk mengolah limbah cair batik para empat pengaduk lambat, air hasil
pengrajin batik skala rumahan atau UKM olahannya dialirkan pada bak netralisasi
dengan ditambahkan asam sulfat, dan
selanjutnya dialirkan ke bak filtrasi (zeolit
: karbon aktif = 30 : 30). Air olahan dari
bak filtrasi ini merupakan outlet dari IPAL
44
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 28 Nomor 1 Tahun 2017 Hal. 42-50
batik individu, sedangkan endapan
dialirkan ke bak pengering lumpur.
Kran Air
Bersih
2
A B C D
P-1 4 4 P-2
1
7 6 6
3
5 5
8
6 6
2 5 5
10 9
Gambar 1. Skema Aliran IPAL Batik Skala Individu
Keterangan : Perpipaan Air Bersih
Perpipaan Air Limbah
1 : inlet limbah batik
2 : bak kontrol
3 : bak penampungan air limbah batik
4 : tangki pengaduk cepat (koaguasi) volume @60 l, 2 unit
5 : tangki pengaduk lambat (flokulasi) volume @60 l, 4 unit
6 : tangki sedimentasi volume @250 l, 4 unit
7 : tangki netralisasi volume @250 l, 1 unit
8 : tangki filtrasi volume @ 100 l, 1 unit
9 : tangki pengering lumpur volume @ 150 l, 1 unit
10 : outlet hasil dari pengolahan
A : tangki pembubuh netralisasi (asam sulfat), volume 60 L
B : tangki pembubuh (polimer), volume 60 L
C : tangki pembubuh koagulan (AFC), volume 60 L
D : tangki pembubuh koagulan (kapur), volume 60 L
P-1 : pompa dari inlet limbah batik produksi menuju bak penampungan
P-2 : pompa dari bak penampungan ke tangki pengaduk cepat (koagulasi)
Prosedur penelitian Pengujian cara jar ini bertujuan untuk
Penelitian dimulai dengan melakukan mendapatkan dosis optimum koagulan.
pengujian koagulasi-flokulasi dengan Dari hasil uji jar ini didapatkan dosis
cara jar (Puslitbang Pemukiman, 2000) optimum koagulan AFC tipe 142
pada air limbah batik yang diambil dari (konsentrasi 10%, dosis 200 ppm), kapur
lokasi penelitian di laboratorium Balai 10%, dosis 50 ppm, polimer konsentrasi
Lingkungan Keairan Pusat Litbang 1%, dosis 1 ppm, dan asam sulfat
Sumber Daya Air, Kemen PU Pera.. konsentrasi 98% sebanyak 0,05 mL/L
45
no reviews yet
Please Login to review.