Authentication
467x Tipe PDF Ukuran file 0.21 MB Source: media.neliti.com
Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), September 2016, Hal. 105 – 123 Vol. 23, No. 2 105
ISSN: 1412-3126
PERAN KELOMPOK TANI SAYURANORGANIKTERHADAP
PENGEMBANGANEKONOMI LOKAL
(Studi Kasus Desa Batur, Kabupaten Semarang)
Indra Permana
Darwanto
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
(perindra@ymail.com)
(darwanto@undip.ac.id)
ABSTRAK
Pola hidup sehat yang mulai diterapkan oleh masyarakat Indonesia, mendorong kenaikan permintaan produk sayuran
organik. Budidaya sayuran organik dapat digolongkan sebagai potensi lokal karena dijadikan sebagai sumber ekonomi
desa.Peranan kelompok tani sayuran organik dalam pengembangan ekonomi lokal diperlukan sebagai media belajar, solusi
permasalahan tanam dan media pemasaran produk. Peralihan sistem pertanian dan pemahaman petani terhadap produk
organik menjadi permasalahan utama dalam usaha budidaya pertanian organik. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi peran
kelompok tani dalam produksi tanaman sayuran organik sebagai upaya pengembangan ekonomi lokal dan strategi
pengembangan ekonomi lokal melalui peran kelompok tani. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.Hasil penelitian
menunjukkan dalam usaha budidaya sayuran organik memerlukan peran kelompok tani pada setiap tahapan proses produksi
dan pemasaran produk. Kelompok tani memberikan solusi permasalahan usaha budidaya sayuran organik pada setiap
pertemuan rutin antar anggota kelompok tani. Petani yang tidak bergabung dalam kelompok akan kesulitan dalam
pemasaran produk dan harga jual produk sayuran organik yang tidak stabil. Keberadaan kelembagaan petani mempermudah
pemerintah dan pemangku kepentingan yang lain dalam memberikan fasilitas dan penguatan kepada petani.
Katakunci:pengembangan ekonomi lokal, kelembagaan, modal sosial
ABSTRACT
Healthy lifestyle which was impleted by the Indonesian people, pushing up demand for organic vegetables products.
Cultivation of oganic vegetables can be classified as local potential as serve as a source of economic local. The role of
organic vegetables farmer groups in the local economic development is needed as a place to learn, solution of the problems
cropping and product marketing media. The transition farming systems and farmer’s understanding of organic vegetables
become a major problem in the cultivation of organic farming. The purpose of this research is identify the role of the farmer
organic vegetables is an effort to local economic development and the strategy of local economic development through the
role of farmer groups. This study use qualitative methods. The result of this research showed in the cultivation of organic
vegetables requires the role of farmer groups in each stage of production and marketing of products. The farmer groups
provide problems solution the cultivation of organic vegetables at each regular meeting between members of farmer groups.
The farmers who did not join the farmer groups will have difficulty in marketing the product and the selling price of organic
vegetables is unstable. The existence of farmer institutions will make it easier for governments and other stakeholders to
facilitate and provide reinforcement to the farmers.
Keywords : local economic development, institutions, social capital
PENDAHULUAN budidaya pertanian dengan menggunakan bahan
alami dan tanpa menggunakan bahan kimia
Pertanian organik sudah dikenal seiring sintetis. Prinsip kesehatan, ekologi, keadilan dan
berkembangnya ilmu bercocok tanam yang telah perlindungan mendasari pengelolaan pertanian
dipraktekkan oleh manusia. Proses pertanian organik. Prinsip kesehatan menerapkan kelesta
organik diterapkan dengan tradisional melalui rian dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman,
penggunaan bahan-bahan nonkimia. Pertanian hewan, bumi, dan manusia menyatu pada per
organik moderen dijelaskan sebagai suatu sistem tanian organik dikarenakan komponen-komponen
106 Indra Permana dan Darwanto Jurnal Bisnis dan Ekonomi
tersebut saling terhubung dan tidak dapat di memenuhi persyaratan tersebut harus diproduksi
pisahkan antar komponennya. Hasil pertanian dengan sistem pertanian organik (Yanti, 2006).
organik menarik bagi produsen ataupun Hasil pertanian organik dinilai sebagai hal baru di
konsumen dikarenakan tidak dipergunakannya negara-negera berkembang khususnya Indonesia.
bahan-bahan kimia sintetis yang menimbulkan Penerapan sistem pertanian organik telah mulai
bahaya bagi kesehatan tubuh manusia dan banyak diterapkan oleh petani sekitar empat
lingkungan. Kesadaran adanya bahaya tersebut hingga lima bulan. Damardjati (2005) menjelas
menjadikan permintaan sebagian besar konsumen kan bahwa meningkatnya permintaan akan hasil
terhadap produk organik demi terjaganya produk pertanian organik di dunia menjadikan
kesehatan tubuh dan lingkungan (Lesmana dan kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan
Hidayat 2008). devisa serta kesejahteraan petani melalui pening
Pola hidup sehat dan peduli terhadap katan ekspor produk-produk pertanian serta
kelestrian lingkungan saat ini menjadi tendensi mampu meningkatkan daya saing usaha pertanian
masyarakat. Hal tersebut menjadikan para petani di Indonesia.
mulai merubah sistem pola cocok tanam yang Perkembangan pertanian organik di
mengandalkan penggunakan bahan kimia non Indonesia mengalami perubahan dari tahun ke
alami menjadi sistem pola cocok tanam pertanian tahun. Luas lahan pertanian organik mengalami
organik. Kondisi tersebut memunculkan adanya peningkatan pada masa 2008 hingga 2010,
persyaratan jamitan mutu produk pertanian. kemudian mengalami penurunan di dua tahun
Produk pertanian juga diharuskan untuk berikutnya. Tahun 2013 peningkatan luas area
mencantumkan atribut aman untuk dikonsumsi organik sebanyak 76.013,20 Ha dari tahun
(food safety attributes), atribut kandungan nutrisi sebelumnya sebesar 62127,82 Ha dan tahun 2014
tinggi pada produk pertanian (nutritional kembali mengalami penurunan luas lahan
attributes) serta ramah lingkungan (eco-labelling organik.
attributes). Hasil pertanian yang dianggap
Gambar 1. Pertumbuhan Luas Lahan OrganikIndonesia yang di Sertifikasi
Luas lahan (Ha)
120000
100000 103908,09
90135,3
80000 78302,81 83478,03
76013,2
67426,57
60000 62127,82
Luas lahan organik
40000
20000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Statistik Pertanian Organik Indonesia (SPOI), 2014 diolah
Vol. 23 No. 2 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 107
Produk pertanian umumnya bersifat membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga
mengambil banyak tempat (voluminous), mudah diperlukan ada nya kelompok tani sebagai sarana
rusak (perishable), dan musiman (seasonal). Ke belajar bagi para petani yang memulai usaha
tergantungan terhadap iklim membuat sebagian budidaya sayuran organik. Tanpa adanya
besar hasil pertanian tidak bisa ditanam dan kelompok tani, pengembangan budidaya sayuran
dipanen sepanjang tahun. Sifat musiman me organik sulit tercapai karena permintaan pasar
nyebabkan produk pertanian berlimpah pada saat yang tinggi harus memiliki ketersediaan stok
musim panenyang mengakibatkan harga jualnya produk sayuran. Peran kelompok tani di Desa
merosot, sedangkan di musim lainnya sangat Batur diperlukan untuk memperluas akses pasar
langka sehingga harganya sangat mahal. sayuran organik dan menjaga harga jual produk.
Peran kelembagaan pertanian diharapkan Para petani yang tidak tergabung dalam
dapat mendorong pengembangan ekonomi lokal, kelompok tani kesulitan menjual produk sayuran
sehingga produk pertanian sayuran memiliki daya organik, karena hanya mengandalkan pasar
saing dan mampu memenuhi kebutuhan masya tradisional. Strategi yang diterapkan dalam
rakat Indonesia. Pengembangan ekonomi lokal budidaya sayuran organik berbasis ekonomi lokal
merupakan salah satu upaya membangun ke Desa Batur adalah me maksimalkan peranan
sejahteraan masyarakat melalui pembebasan keter kelompok tani. Budi daya sayuran organik dapat
batasan yang menghambat usaha masyarakat. digolongkan dalam pengembangan ekonomi
Kelembagaan petani merupakan suatu lembaga lokal. Sebagian besar penduduk desa menjadikan
yang dibentuk dari, oleh, dan untuk petani. budidaya sayuran organik sebagai sumber
Pembentukan lembaga tersebut bertujuan untuk perekonomian keluarga, sehingga potensi yang
meningkatkan kerjasama dalam memperjuangkan dimiliki Desa Batur perlu dikembangkan lebih
kepentingan petani. Kerjasama tersebut dibentuk optimal.
dalam suatu kelompok tani. Kelembagaan tani
dimulai dengan terjadinya kerjasama antar petani LANDASAN TEORI
sayuran organik.
Salah satu lokasi yang cocok untuk pe Pengembangan Ekonomi Lokal
ngembangan produksi sayuran organik di Pro
vinsi Jawa Tengah adalah Kecamatan Getasan, Pengembangan Ekonomi Lokal dijelaskan
Kabupaten Semarang. Keadaan topografi daerah sebagai salah satu upaya dalam optimalisasi
yang berbukit dan bergunung membuat Ke sumber daya lokal dengan adanya campur tangan
camatan Getasan memiliki produksi sayur yang pemerintah, pelaku usaha, masyarakat lokal serta
cukup besar. Kecamatan Getasan menjadi pe organisasi masyarakat madani dalam pengem
masok sayuran di daerah Kabupaten Semarang, bangan ekonomi pada suatu wilayah. Blakely
Kota Semarang, Kota Magelang dan daerah (1989) mengatakan bahwa pengembangan
sekitarnya. Hasil produksi sayuran organik di ekonomi lokal merupakan proses pengelolaan
Kecamatan Getasan merupakan salah satu potensi sumberdaya yang ada oleh pemerintah daerah
yang dapat dijadikan sebagai sumber ekonomi atau kelompok masyarakat. Pemerintah daerah
lokal. Pemerintah Kabupaten Semarang dan atau kelompok masyarakat tersebut berperan
Dinas Pertanian juga merancang program per dalam menjalin kerjasama (partnership) dengan
tanian sayuran organik, serta menjadikan Desa sektor swasta atau pihak-pihak lain, penciptaan
Batur sebagai sentra sayuran organik. kesempatan kerja dan berperan dalam upaya
Permasalahan dalam usaha budidaya meningkatkan kegiatan ekonomi lokal sesuai
sayuran organik di Desa Batur adalah kesulitan dengan zona perekonomian yang telah ditetapkan.
para petani untuk memahami sistem pertanian Kebijakan pengembangan endogen (endogen
organik. Peralihan sistem pertanian development) merupakan dasar dari karakteristik
108 Indra Permana dan Darwanto Jurnal Bisnis dan Ekonomi
utama pengembangan ekonomi lokal. Kebijakan alami pertumbuhan; (2)perusahaan-perusahaan
ini menggunakan potensi lokal berupa sumber lokal lepas landas (take off); (3)perusahaan- per
daya manusia, kelembagaan, dan fisik. Blakely usahaan mengembangkan usahanya hingga keluar
menjelaskan pula bahwa pemerintah daerah, wilayah; dan(4)pembentukan perekonomian lokal
lembaga masyarakat serta pihak swasta adalah berdasarkan kegiatan dan inisiatif lokal serta
partner penting dalam upaya mengembangkan keunggulan komparatif aktifitas ekonomi lokal
perekonomian lokal. tersebut.
Teori pengembangan ekonomi lokal se Tujuan utama daerah dalam pembangunan
cara ringkas dijelaskan sebagai suatu teori ekonomi adalah upaya peningkatan kesempatan
mengenai pengembangan perekonomian lokal kerja bagi masyarakat daerah. Pemerintah daerah
melalui pemanfaatan potensi sumber daya lokal, serta masyarakat lokal diharuskan dengan bersa
penciptaan kesempatan kerja bagi masyarakat maan memberikan inisiatif pembangunan daerah
lokal, peningkatan perekonomian lokal, dan dalam rangka mencapai tujuan tesebut. Pengem
keberlajutan usaha. Coffey and Polase dalam bangan ekonomi lokal memerlukan suatu pemeta
Blair (1985) menjelaskan proses dasar perkem an sebagai penentu strategi pembangunanan
bangan perekonomian lokal yang meliputi : (1) penentuan daya saing nasional.
kewiraswastaan (entrepreneurship) local meng
Gambar 2. Penentuan Daya Saing Lokalgunaanpotensi sum
agaan
dan sumber Strategi perusahaan,
struktur dan persaingan
daya fisik.
Kondisi faktor Penentuan daya Kondisi permintaan
saing nasional
Industri terkait dan
industri pendukung
Sumber : Porter, 1990
no reviews yet
Please Login to review.