Authentication
661x Tipe DOC Ukuran file 0.29 MB
Agribisnis Budidaya
PETERNAKAN BELUT
Disusun Oleh :
Wahyu Handono, SP (E2D011127)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Agribisnis
Agribisnis pada hakikatnya adalah aktivitas usaha (profit) yang meliputi satu atau
keseluruhan faktor-faktor industri dalam bidang pertanian. Agribisnis mempelajari strategi
memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, pascapanen, proses
pengolahan, hingga tahap pemasaran. Pengertian Agribisnis menurut Sjarkowi dan Sufri
(2004) adalah setiap usaha yang berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian, yang
meliputi pengusahaan input pertanian dan atau pengusahaan produksi itu sendiri atau pun
juga pengusahaan pengelolaan hasil pertanian.
Agribisnis berasal dari kata Agribusiness, di mana Agri = Agriculture artinya pertanian
dan Bisnis = Business artinya usaha atau kegiatan yang menghasilkan keuntungan. Jadi,
Agribisnis adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan pengusahaan agro-based
industries (komoditas pertanian, peternakan, perikanan, dan kehutanan) yang berorientasi
pasar dengan melakukan proses nilai tambah. Menurut Tjakrawerdaya (1996) Agribisnis
secara umum mengandung pengertian sebagai keseluruhan operasi yang terkait dengan
usaha untuk menghasilkan usaha tani, pengolahan hasil (agro industry), keuangan dan
pemasaran.
Kegiatan usaha agribisnis merupakan (a) kegiatan yang berbasis pada keunggulan
sumberdaya alam (on-farm agribusiness) yang terkait erat dengan penerapan teknologi dan
keunggulan sumberdaya manusia bagi perolehan nilai tambah yang lebih besar (off-farm
agribusiness).
1.2 Agribisnis sebagai Usaha dan Sistem
a. Agribisnis sebagai Usaha
Menurut Griffin dan Ebert (1996) Aktivitas bisnis melalui penyedian barang dan jasa
bertujuan untuk menghasilkan profit atau laba. Suatu perusahaan dikatakan menghasilkan
laba apabila total penerimaan pada suatu periode lebih besar dari total biaya pada periode
yang sama. Agribisnis sebagai bisnis berarti keseluruhan operasi yang mencakup pertanian,
semuanya mengarah pada usaha dan untuk mendapat profit melalui penyedian barang dan
jasa.
b. Agribisnis sebagai Sistem
Agribisnis sebagai Sistem adalah merupakan seperangkat unsur yang secara teratur
saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Secara konsepsional Sistem Agribisnis
adalah semua aktivitas mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai
kepada pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usaha tani dan agroindustri yang
saling terkait satu sama lain. Sistem Agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari
beberapa subsistem, yaitu :
a. Subsistem Hulu
Adalah industri yang menghasilkan barang-barang sebagai modal bagi kegiatan
pertanian. Contoh: Industri pembibitan tumbuhan dan hewan, Industri agrokimia (pupuk
dan pestisida), Industri agro otomotif (mesin dan peralatan pertanian) seta industri
pendukungnya.
b. Subsistem Usaha Tani
Adalah kegiatan yang menggunakan barang-barang modal dan sumberdaya alam
untuk menghasilkan komoditas pertanian primer. Contoh : Usaha tanaman pangan dan
holtikultura, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan.
c. Subsistem Pengolahan
Adalah kegiatan nilai tambah yang mengolah komoditas pertanian primer menjadi
produk olahan berupa produk antara dan produk akhir. Contoh: Produk makanan dan
minuman, Industri serat alam, Industri biofarma dan Industri agro-wisata.
d. Subsistem Pemasaran
Adalah kegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas pertanian baik segar
maupun olahan untuk nasional dan ekspor ke luar negeri. Contoh : Distribusi, Konsumsi,
Promosi, Informasi pasar
e. Subsistem Jasa Pendukung
Adalah menyediakan jasa bagi subsistem agribisnis hulu, subsistem usaha tani dan
subsistem agribisnis hilir. Contoh : Penelitian, Perkreditan dan Transportasi.
1.3 Lingkup Kegiatan Agribisnis
1) Pertanian
Pertanian dalam arti luas adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta
produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan.
Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (cultivation, atau untuk ternak:
raising). Sedangkan pertanian dalam arti sempit adalah proses menghasilkan bahan
makanan.
Pertanian terbagi atas 2 hal, yaitu :
a. Pertanian Lahan Basah atau Sawah
Merupakan usaha tani yang dilaksanakan pada hamparan yang sangat membutuhkan
perairan. Perairan sawah biasanya dilakukan untuk komoditi padi,jagung dan kacang-
kacang.
b. Perairan Lahan Kering atau Ladang
Adalah pertanian yang tidak membutuhkan pengairan. Komoditas ini biasanya berupa
palawija, umbi-umbian dan holtikultura.
2) Perkebunan
Merupakan usaha tani di lahan kering yang ditanami dengan tanaman industri yang
laku di pasar, seperti : karet, kelapa sawit, tebu, cengkeh , dan lain-lain.
3) Peternakan
Merupakan usaha tani yang dilakukan dengan membudidayakan ternak (ayam, itik,
kambing, sapi, kerbau, kuda dan lain-lain)
4) Perikanan
Perikanan adalah semua kegiatan yang terorganisir berhubungan dengan pengelolaan
dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya, yang dilaksanakan dalam suatu
sistem bisnis perikanan. Perikanan tangkap dapat dibedakan menjadi perikanan perairan
(sungai dan danau) dan perikanan air laut. Perikanan budidaya, dapat dibedakan dalam
perikanan kolam, perikanan rawa, perikanan empang dan perikanan tambak.
5) Kehutanan
Adalah kegiatan pertanian yang dilakukan untuk mempoduksi atau memamfaatkan
hasil hutan,baik yang tumbuh atau hidup secara alami maupun yang telah dibudidayakan.
BAB II
BUDIDAYA TERNAK BELUT
2.1 Budidaya Belut
Budidaya belut di indonesia bergaung mulai tahun 1997 ketika krisis moneter melanda
negeri ini, masyarakat kita mulai banyak yang tertarik dengan budidaya belut karena
beranggapan bahwa bisnis budidaya belut ini sangat menguntungkan, pada
perkembangannya, maka bermunculan peternak belut yang lahir dari seminar dan pelatihan
yang diadakan. Tetapi kebanyakan para peternak belut banyak sekali yang gagal. Dari
masalah media, pakan, benih dan bahkan informasi cara-cara budidaya yang didapatnya itu
menjadi factor utama kegagalan tersebut.
Hingga saat ini pemain belut yang sukses masih bisa dihitung dengan jari mereka yang
masih tetap eksis bertahan adalah sebagai petani pemijahan belut, supplier belut, pengepul
dan pengrajin belut olahan. Untuk petani pembesaran jarang sekali mereka yang bisa
bertahan lama, biasanya karena disebabkan factor kegagalan hingga menyerah tidak mau
melangkah lagi dalam bisnis budidaya belut. Budidaya belut memang fenomenal seiring
perkembangan informasi dan teknologi masyarakat sudah mulai kritis dan dewasa menyikapi
penomena ini. Banyak peternak belut yang merugi biasanya mereka memulai budidaya belut
dengan pembesaran, padahal secara analisa usaha pembesaran kurang menguntungkan dari
segi bisnis. Kecuali pembesaran yang bisa berhasil dengan peningkatan angka minimal diatas
no reviews yet
Please Login to review.