Authentication
520x Tipe PDF Ukuran file 0.56 MB
PAKAN AYAM BURAS
INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
DKI JAKARTA
1996
KATA PENGANTAR
Usahatani ayam buras merupakan salah satu usaha yang telah lama dilakukan oleh
para peternak di DKI Jakarta. Prospek usahatani ini mempunyai masa depan yang cukup
balk, mengingat permintaan ayam buras baik petelur maupun pedaging terus berkembang
sejalan dengan peningkatan pendapatan dan penduduk serta pengetahuan tentang
pemenuhan gizi bagi keluarga.
Pakan ayam buras merupakan salah satu komponen yang terbesar (60-80%) dalam
seluruh biaya yang dikeluarkan dalam usahatani tersebut. Untuk itu informasi mengenai
beberapa alternatif bahan yang dapat dijadikan pakan ayam buras secara ekonomis
menguntungkan sangat diperlukan.
Brosur ini memberikan informasi tentang beberapa alternatif bahan yang dapat
dijadikan pakan ayam buras yang secara ekonomis menguntungkan. Informasi yang ada
dalam brosur ini merupakan kumpulan informasi hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Balai Penelitian Ternak Bogor dan beberapa hasil kajian yang telah dilakukan oleh BIP
DKI Jakarta dalam kegiatan Penelitian Adaptif.
Terimakasih diucapkan kepada semua pihak yang telah membantu hingga
tersusunnya brosur ini. Semoga bermanfaat.
Kepala Instalasi,
Ir. Santoso W.
NIP 080.048.899
I. PENDAHULUAN
Sampai saat ini ayam buras masih mempunyai peranan yang penting dalam
memenuhi kebutuhan daging dan telur. Bagi pemiliknya ayam buras merupakan sumber
penghasilan atau tabungan hidup yang sewaktu-waktu dapat diuangkan. Bagi konsumen,
ayam buras masih banyak dicari karena ciri khas rasa daging dan telurnya sebagai
campuran jamu tradisional yang tidak boleh ditinggalkan. Usahatani ternak ayam buras
banyak dilakukan oleh masyarakat DKI Jakarta, baik yang bersifat sambilan ataupun yang
benar-benar ditekuni sebagai mata pencaharian. Produktivitas lahan dapat dicapai secara
maksimal, karena meskipun lahan sempit tetapi bisa beternak dengan populasi tinggi. Hal
ini dimungkinkan dengan penggunaan kandang baterai (bertingkat) dan pemberian pakan
yang memadai. Pada pemeliharaan dengan sistem ayam dikandangkan (intensif)
penyediaan pakan tergantung pada peternaknya. Ini artinya bahwa peternak menyediakan
seluruh kebutuhan pakan baik jumlah maupun mutunya sehingga mencukupi kebutuhan
gizi ayam buras. Dengan demikian ayam buras akan dapat berproduksi lebih baik.
Dalam usaha ternak ayam buras biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan pakan
paling besar yakni (60-80%) dari seluruh komponen biaya produksi yang dikeluarkan.
Untuk menghemat biaya ransum dapat disusun sendiri oleh peternak dari bahan-bahan
pakan yang mudah didapat disekitar kita, murah harganya tetapi memenuhi kebutuhan
gizinya. Bioteknologi yang terus berkembang menghasilkan sejenis probiotik yang berasal
dari mikroba rumen. Probiotik ini berfungsi untuk memecahkan selulosa, hemiselulosa,
lignin protein serta lemak sehingga ransum yang dikonsumsi lebih mudah diserap oleh
usus. Disamping itu bau kotorannya menjadi berkurang. Hal ini cocok dengan kondisi
wilayah DKI Jakarta dimana peternak berlokasi didaerah padat penduduk.
II. PRODUKTIVITAS DAN KEBUTUHAN
ZAT GIZI AYAM BURAS.
A. Produktivitas
Produktivitas ayam buras sangat rendah bila dibandingkan dengan ayam ras, baik
pertumbuhan maupun produksi telurnya. Keadaan ini antara lain disebabkan oleh
a. Faktor genetis.
b. Cara pemeliharaan.
c. Pemberian pakan yang belum memadai.
Untuk memilih jenis ayam buras yang diharapkan tinggi produksinya dan mengarah
kepada usaha yang efektif, kemampuan produksi ayam buras yang akan dipelihara perlu
diketahui terlebih dahulu.
Berbagai jenis ayam buras yang banyak dipelihara secara intensif mempunyai
kemampuan produksi dan reproduksi yang berbeda. Ada beberapa jenis ayam buras lokal
yang banyak dipelihara antara lain adalah
a. Ayam Pelting
b. Ayam Kedu Hitam
c. Ayam Kedu Putih
d. Ayam kampung/ayam sayur
e. Ayam Nunukan
no reviews yet
Please Login to review.