Authentication
318x Tipe PDF Ukuran file 0.14 MB Source: library.binus.ac.id
10
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pendidikan
Pendidikan secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu proses perubahan
sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan (Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan
Dan Pengembangan Bahasa, 1989:425). Pendidikan mempengaruhi perkembangan
seluruh aspek kepribadian seseorang, baik perkembangan fisik, mental, emosi, sosial dan
bahkan etikanya (Kazuhiro, 1998:3). Melalui pendidikan, seseorang belajar untuk
bersosialisasi dengan sekelilingnya. Bagi Suparlan (1997:106) pendidikan juga
merupakan suatu proses yang mendorong terwujudnya pemikiran-pemikiran dan
tindakan-tindakan kreatif yang menyebabkan terjadinya perubahan dan kemajuan
kebudayaan. Pendidikan menyajikan pengembangan keahlian-keahlian dan nilai-nilai
budaya yang dianggap penting bagi keberlangsungan dan perkembangan kebudayaan
dari masyarakat yang bersangkutan atau bagi kepentingan kelompok yang berkuasa
dalam masyarakat tersebut.
Pengembangan dalam sistem pendidikan tidak terbatas pada pengembangan
keturunan, melainkan juga pemberdayaan mereka agar menjadi warga masyarakat yang
bertanggung jawab dan mampu beradaptasi aktif dengan lingkungannya. Untuk itu sejak
anak lahir, anak perlu diberikan berbagai pendidikan yang perlu sebagai pembinaan
sikap dan tingkah laku. Pendidikan bagi anak merupakan pengembangan dan penanaman
pengetahuan dalam berbagai peristiwa sejalan dengan perjalanan usianya, dan memuat
berbagai pengetahuan serta keyakinan dengan cara melakukan berbagai aktivitas sosial
11
(Mayer,1972:162). Pengembangan ini ditambahkan oleh Budisantoso (1989:55), bahwa
tidak hanya berkembang menghasilkan pengetahuan baru, bahkan memiliki kekuatan
untuk mendorong adanya keberhasilan menghasilkan pemikiran-pemikiran dan
gagasan-gagasan yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Pendidikan selalu berlangsung
seiring dengan perkembangan masyarakatnya.
Menurut Mayer (1970:162), pendidikan juga merupakan proses anak belajar dan
menghayati kebudayaan suatu kelompok atau suatu masyarakat yang diperlukan anak
sebagai proses pendewasaannya. Pendidikan memberikan sejumlah alternatif dan
strategi sebagai aspek yang paling utama dalam perkembangan anak dalam kelompok,
kerabat, generasi, dan gender yang direfleksikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pendidikan, anak melatih diri dan saling menginterpretasikan peran, baik peran
yang sekarang maupun yang akan datang, yang diperoleh dari yang lebih berpengalaman
seperti orang tua atau orang lain yang lebih dewasa daripadanya. Penyampaian
pendidikan ini dapat melalui pendidikan sekolah atau melalui pendidikan dalam
masyarakat.
Pengertian pendidikan sebagai proses pendewasaan ini menurut Dewey
(1973:459) merupakan proses yang diperlukan oleh anak dalam pertumbuhan untuk
menjadi seorang yang dewasa yang menjalani berbagai aktivitas dalam masyarakat.
Manusia sebagai mahluk sosial selalu membutuhkan manusia lain dalam kehidupannya.
Mereka hidup bersama, berinteraksi dan bekerja bersama, sehingga dapat hidup
berkembang dan mampu memenuhi kebutuhan hidup dan memecahkan berbagai
masalah.
Secara garis besar bentuk pendidikan dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu:
12
1. Pendidikan formal.
Pendidikan formal adalah suatu pendidikan yang diberikan secara terstruktur,
terorganisir dan berjenjang yang tertuang dalam bentuk kurikulum yang mempunyai
tujuan untuk mendidik anak didiknya. Pendidikan formal ini pada umumnya
berlangsung di sekolah-sekolah dan biasanya diajarkan oleh tenaga pengajar yang
khusus. Pendidikan formal melalui pendidikan sekolah biasanya menyajikan pendidikan
bagi pengembangan keahlian dan nilai-nilai budaya.
2. Pendidikan non formal
Pendidikan non formal adalah suatu pendidikan yang umumnya dilaksanakan
oleh masyarakat atau oleh lembaga tertentu yang bertujuan untuk menerapkan
keterampilan tertentu dalam jangka waktu tertentu pula.
3. Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah suatu pendidikan yang tidak terstruktur, tidak
terorganisir dan tidak terikat pada aturan-aturan tertentu. Biasanya pendidikan seperti ini
lebih bersifat situasional yang berlangsung pada kalangan keluarga dan masyarakat,
tetapi berdampak pada perubahan perilaku. Dalam lingkungan keluarga biasanya
diajarkan secara langsung atau tidak langsung oleh orang tua, dengan cara memberi
contoh, petunjuk, nasehat dan cara-cara lainnya. (Sumiko,1993:14).
Pengertian pendidikan yang dapat disimpulkan dari berbagai pandangan di atas
ialah bahwa pendidikan merupakan suatu proses belajar yang mendorong
berkembangnya proses pemikiran seseorang, yang diajarkan baik di lingkungan
keluarga, sekolah maupun masyarakat.
13
2.2 Konsep Pendidikan di Jepang
Di dalam kehidupan orang Jepang, pendidikan menduduki peringkat yang
penting dalam kehidupan seseorang. Mereka mengganggap bahwa sifat dan perilaku
manusia dapat diubah melalui usaha orang lain atau diri sendiri. Mereka mulai mendidik
anaknya secara informal sedini mungkin. Sejak anak masih dalam kandungan ibunya,
banyak hal yang menjadi pantangan ibunya agar tidak berdampak buruk terhadap
perkembangan anaknya didalam rahim (Madubrangti, 1991:24).
Benedict (1985:287), seorang ahli antropologi budaya Amerika Serikat,
mengemukakan pendapatnya tentang “Bagaimana Anak Jepang dididik” yaitu:
One striking continuity connects the earlier and the later period of child’s life:
the great importance of being accepted by his fellows. This, is what inculcated in
him.
Suatu kesinambungan yang mencolok yang menghubungkan antara masa awal
dan masa selanjutnya dari hidup seorang anak: pentingnya makna diterima oleh
sesamanya. Hal inilah yang ditanamkan ke dalam dirinya.
Bagi bangsa Jepang, pendidikan merupakan suatu penanaman konsep yang
berlangsung dimulai dari anak itu lahir hingga anak itu terus bertumbuh menjadi dewasa.
Melalui pendidikan ini anak belajar proses sosialisasi untuk dapat diterima oleh
kelompoknya.
Lebih lanjut seorang ahli sejarah pendidikan Jepang yang bernama Ishikawa
Matsutaro menyatakan dalam bukunya yang berjudul Hanko no Terakoya (1989:3)
bahwa:
もし教育を、人間形成にかかわるすべでの社会事象を包撮するものと解
するならば、それは、人間が生まれ落ちた直後一考えようによっては母
親の胎内に宿ったすん瞬間から、息をひきとって棺にふたを打ちつかれ
るまで、絶えまなく続けられねばならない社会的な営為ということにな
ろう。
no reviews yet
Please Login to review.