Authentication
378x Tipe PDF Ukuran file 0.22 MB Source: media.neliti.com
Penelitian PAKET BUKU SAKU PRAMUKA PENGGALANG RAMU Mita Septiani e-mail: theonlymitha@gmail.com Jurusan Teknologi Pendidikan, FIP Universitas Negeri Jakarta Abstrak: Gerakan Pramuka adalah kegiatan ekstrakurikuler yang memberikan kontribusi nilai-nilai positif ke- pada para anggotanya. Kegiatan kepramukaan perlu dilakukan secara teratur, terarah dan berkesinambungan guna mencapai tujuan dari gerakan pramuka. Namun pada kenyataannya, masih banyak anggota pramuka yang tidak mengetahui kode kehormatan mereka dan materi kepramukaan. Penelitian yang dilaksanakan di SDI Al Azhar 13 Rawamangun, Jakarta, pada bulan Juni hingga November 2011 ini bertujuan untuk menghasilkan paket buku saku yang sesuai dengan kegiatan pramuka golongan penggalang ramu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengembangan. Penelitian ini menggunakan model pengembangan Rowntree. Uji coba produk dilakukan dengan tiga tahap, yaitu expert review, face to face try out, dan field trials. Penelitian ini menghasilkan buku saku yang dapat dipakai oleh pramuka untuk meningkatkan keterampilannya khususnya untuk penggalang ramu. Kata kunci: sumber belajar, paket buku saku, pramuka POCKET BOOK FOR SCOUT OF PENGGALANG RAMU Abstract: Scouts’ program as extracurricular activities contribute positive values to the students. The scouts’ program should be implemented regularly, orderly, and continuously to attain the objectives. However, in fact number of scouts still do not have enough knowledge of the scout’s etiquette and skills. This research conducted at SDI Al Azhar 13 Rawamangun, Jakarta, from June through November 2011 aims at producing a pocket book for the scouts of penggalang ramu, employed development method of Rowntree. The try out of the product was done by expert review, face-to-face and filed trials. The research produced a a pocket book for scout of penggalang ramu ro be used to improve thescouths’ knowledge and skiils. Keywords: learning resource, pocket book, scout PENDAHULUAN oleh dan untuk peserta didik dengan dukungan orang dewasa. Oleh karena itu, kegiatan kepramukaan haruslah dilakukan secara teratur, terarah, dan ber- Berbagai macam kegiatan ektrakurikuler telah kesinambungan guna mencapai tujuan dari gerakan dilaksanakan oleh sekolah, mulai dari pendidikan pramuka. dasar hingga pendidikan tinggi. Banyaknya kegiatan Namun pada kenyataannya, untuk mewu- ekstrakurikuler di setiap sekolah berbeda-beda, sesuai judkan tujuan dari gerakan pramuka tersebut masih dengan kebutuhan peserta didik di sekolah tersebut. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang di- belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sebagai contoh, masih ada anggota pramuka tingkat laksanakan hampir di setiap pendidikan dasar dan penggalang ramu yang belum bisa membaca arah atau menengah adalah pramuka. Pramuka merupakan tanda jejak, mendirikan tenda, dan membuat tandu. pelengkap pendidikan melalui sekolah dan keluarga, Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan mengisi kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh kedua bahwa mereka perlu dibina dan dilatih sehingga tidak pendidikan tersebut. Gerakan pramuka memberikan terjadi hal-hal yang demikian. Agar pembinaan dan kontribusi nilai-nilai positif kepada para anggotanya, pelatihan tersebut terarah dan tepat sasaran, maka seperti ; menanamkan sikap mandiri, peduli, tanggung dari itu diperlukannya sebuah program kerja yang jawab, dan berpegang teguh terhadap norma dan nilai merupakan garis-garis besar dari acara latihan yang yang berlaku. akan dilaksanakan. Keberhasilan kepramukaan ditentukan oleh Kekurangmampuan peserta didik dalam me- keefektifan dan efisiensi pertemuan, interaktif dan nguasai materi kepramukaan berdampak pada sulit- komunikatif peserta didik. Pertemuan interaktif dan nya peserta didik tersebut dalam mencapai tingkatan komunikatif yang bersifat edukasi dalam gerakan berikutnya, karena untuk mencapainya peserta didik pramuka dilaksanakan dengan menggunakan prinsip haruslah melengkapi Syarat Kecakapan Umum (SKU) dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang dimana setiap peserta didik haruslah diuji terlebih berkesinambungan, teratur, terarah, dan terencana, Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 25 Th. XVI April 2012 62 Paket Buku Saku... dahulu kemampuannya, baik secara tertulis maupun pramuka karena isinya yang monoton, kaku serta praktik. Hal ini dapat terlihat dari lamanya waktu tampilan yang kurang menarik. Dilihat dari segi uku- yang diperoleh mereka untuk mendapatkan Tanda rannya, buku tersebut menyulitkan atau tidak praktis Kecakapan Umum (TKU) tingkat ramu (tingkatan bagi peserta didik untuk dapat dibawa kemana saja. pertama pada golongan penggalang), dimana seha- Mengingat kegiatan kepramukaan lebih banyak di- rusnya mereka sudah mampu menyelesaikannya lakukan di alam terbuka, maka diperlukan buku teks dalam waktu enam kali pertemuan, namun pada yang praktis dibawa kemana-mana yang dapat dima- kenyataannya dalam waktu satu semester, bahkan sukkan ke dalam saku sehingga dapat belajar dimana hingga satu tahun pun masih ada yang belum dapat saja dengan buku tersebut dan mudah digunakan jika menyelesaikannya. sewaktu-waktu dibutuhkan. Buku tersebut dikenal Selama ini, dalam membekali peserta didik ten- dengan istilah buku saku. tang pengetahuan kognitif kepramukaan, para pem- Tidak hanya buku teks yang berisikan materi bina telah memberikan bahan ajar dan lembar kerja saja, tetapi buku kerja pun juga sangat dibutuhkan berupa lembaran-lembaran fotokopi yang kemudian karena berfungsi sebagai alat evaluasi sehingga pem- diberikan kepada peserta didik. Namun demikian, bina dapat mengetahui ketercapaian peserta didik me- strategi tersebut masih belum dapat menjadikan ngenai kemampuan menguasai materi kepramukaan. peserta didik mampu menguasai materi kepramukaan. Selain itu, buku materi pramuka yang ada tersebut Terbukti ketika diadakannya ujian tertulis, mereka tidak disajikan sesuai dengan penyusunan yang benar. belum dapat menjawab berbagai pertanyaan dengan Berdasarkan analisis masalah yang disebutkan benar, bahkan ketika melakukan kegiatan praktek di di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah lapangan pun terkadang mereka lupa dengan materi “Bagaimana mengembangkan buku saku yang sesuai yang pernah dipelajari. Hal ini dikarenakan bahan untuk pramuka penggalang ramu?” ajar dan lembar kerja tersebut besar kemungkinan Penelitian ini bermanfaat untuk peneliti, maha- akan hilang sehingga sulit untuk dipelajari kembali, siswa Teknologi Pendidikan, anggota Pramuka, dan mengingat bentuknya yang hanya berupa lembaran- masyarakat. Untuk peneliti, penelitian ini sebagai lembaran. Alangkah akan lebih efektif jika bahan ajar wadah aktualisasi diri dalam mengembangkan potensi dan lembar kerja yang berupa lembaran-lembaran dan minat peneliti dalam mengembangkan bahan ajar tersebut dikumpulkan, sehingga menjadi paket buku cetak, menambah serta memperluas wawasan dan yang terdiri dari buku materi dan buku kerja. pengetahuan sehingga mendapatkan pengalaman Meskipun telah banyak media pembelajaran yang nyata melalui kegiatan penelitian, meningkat- yang dikembangkan, seperti video, internet, CD inter- kan kemampuan peneliti di bidang penelitian. Untuk aktif, CAI, dan lain-lain, namun semua itu tidak dapat mahasiswa Teknologi Pendidikan, penelitian ini dapat menggantikan peran buku sebagai sumber belajar. memperluas wawasan mengenai kajian teoretis bidang Buku akan tetap digunakan sebagai sumber belajar. teknologi pendidikan (khususnya untuk konsentrasi Namun bukan sebagai sumber belajar satu-satunya. pengembangan media pembelajaran), dapat digu- Buku mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya nakan sebagai sumbangan pemikiran dan referensi mudah dibawa kemana-mana, lebih murah diban- bagi peneliti selanjutnya. Untuk anggota Pramuka, dingkan dengan media lainnya, dan tidak diperlukan penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sum- keahlian khusus dalam mengunakannya. Tetapi, peng- ber belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan gunaan buku dapat menimbulkan masalah tersendiri kognitif kepramukaan. Sedangkan untuk masyarakat, mengingat minat baca anak masih sangat rendah. penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan Menurut data dari International Association for yang dapat menambah pengetahuan dalam pengem- Evaluation of Educational (IEA) pada tahun 1992 tentang bangan paket buku saku pramuka penggalang kemampuan membaca murid-murid sekolah dasar Kajian Teoretis (SD) kelas IV di 30 negara menyimpulkan, bahwa 1. Sumber Belajar Indonesia menempatkan urutan ke-29. Angka-angka Sumber belajar merupakan salah satu kom- itu menggambarkan betapa rendahnya minat baca ponen penting dalam proses pembelajaran. AECT masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak SD. menyatakan sumber belajar merupakan segala segala Buku materi pramuka yang ada saat ini telah sesuatu yang mengandung informasi yang meliputi memberikan informasi kepramukaan yang cukup bahan, orang, latar/lingkungan, alat, teknik, dan pesan lengkap. Namun sangat disayangkan, buku tersebut yang dapat memfasilitasi pemelajar memperoleh in- belum dimanfaatkan dengan baik oleh para anggota formasi yang diperlukannya dalam belajar. Sumber 63 Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 25 Th. XVI April 2012 Paket Buku Saku... belajar tersebut dapat digunakan secara terpisah atau- bersifat langsung, sehingga memungkinkan belajar pun terkombinasi, sehingga memudahkan pemelajar secara seketika. Dengan memanfaatkan luas tenaga dalam mencapai tujuan belajar. atau kejadian yang langka, serta penyajian informasi Sedangkan Seel (1994) mendefinisikan sumber yang mampu menembus geografis, maka sumber be- belajar adalah segala sesuatu yang mendukung ter- lajar memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih jadinya proses belajar yang meliputi sistem pelayanan, luas, terutama dengan adanya media massa. bahan pembelajaran, dan lingkungan. Berdasarkan Selain memiliki fungsi yang telah disebutkan pengertian tersebut, ada tiga hal yang berkaitan den- di atas, sumber belajar juga mempunyai berbagai gan sumber belajar, yaitu (1) sistem pelayanan yang manfaat. Rohani (2007) menyebutkan, bahwa sumber diberikan dan dirancang sehingga terjadi peristiwa belajar mempunyai manfaat diantaranya memberikan belajar pada peserta didik, (2) bahan belajar yang pengalaman belajar secara langsung dan konkret ke- digunakan peserta didik untuk mencapai tujuan pada peserta didik, seperti ; karyawisata ke museum, pembelajaran yang ditetapkan sebelumnya, dan (3) kebun binatang, dan sebagainya. memberdayakan lingkungan sebagai sumber daya Selain itu, sumber belajar menyajikan sesuatu yang potensial dalam pembelajaran, serta mencip- yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat takan lingkungan yang kondusif untuk mendukung secara langsung dan konkret. Hal yang demikian dapat terjadinya peristiwa belajar yang menyenangkan. disajikan dengan denah, foto, film, majalah, dan lain- Senada dengan AECT, Miarso (2005) menam- lain, yang digunakan sebagai sumber belajar. bahkan sumber belajar pada prinsipnya, mencakup; Manfaat lainnya dari sumber belajar, yaitu orang, pesan, media, alat, dan cara tertentu dalam memberikan informasi yang akurat dan terbaru. Ini mengolah/menyajikan pesan (teknik), serta ling- dapat dilihat dari misalnya buku sebagai salah satu kungan dimana proses pendidikan berlangsung sumber belajar yang selalu dilakukan revisi sesuai yang mengandung informasi dan dirancang untuk dengan perkembangan. dimanfaatkan memfasilitasi sesorang belajar, sehingga Manfaat-manfaat seperti yang diuraikan terse- memungkinkan peserta didik untuk belajar secara but di atas menunjukkan, bahwa sumber belajar mem- mandiri. punyai peran yang besar dan merupakan komponen Sitepu (2008) menyebutkan, bahwa dalam yang penting dalam pembelajaran. proses belajar dan membelajarkan, secara rinci sumber Berdasarkan pengertian yang dikemukakan belajar dapat berfungsi untuk meningkatkan kualitas oleh Assosiation of Educational Communication and Tech- proses dan hasil belajar karena dapat mempercepat nology (AECT), sumber belajar dikategorikan menjadi laju belajar dan membantu pendidik menggunakan enam kelompok, yaitu pesan, orang, bahan, alat, teknik waktu secara lebih efisien. dan lingkungan. Masih dalam Sitepu (2008), sumber belajar Pendapat lain dinyatakan oleh Ely dalam Ro- juga berfungsi membina dan mengembangkan gairah hani (2007) yang mengklasifikasikan sumber belajar peserta didik sehingga dapat mengurangi beban guru menjadi empat kategori, yaitu man, media instrumen- dalam menyajikan informasi. Dengan adanya sumber tation, technique, dan environment. Pengklasifikasian belajar, maka memberikan kemungkinan belajar bersi- tersebut tidak jauh berbeda dengan AECT. Istilah man fat lebih individual dengan jalan mengurangi kontrol menggantikan people yang mentransmisikan pesan. guru yang kaku dan tradisional, serta memberikan Media instrumentation menggantikan istilah device (alat) kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dan material (bahan). Sedangkan environment sebagai dengan kemampuannya. pengganti setting. Selain itu, sumber belajar memberikan dasar Selain itu, Sudjana (1989) juga mengklasifikasi- yang lebih ilmiah dengan jalan merencanakan kan sumber belajar berdasarkan bentuknya ke dalam program pembelajaran yang lebih sistematis serta lima kelompok, yaitu (1) sumber belajar tercetak, (2) mengembangkan bahan pembelajaran yang dilandasi sumber belajar noncetak, (3) sumber belajar yang penelitian. Sumber belajar menjadikan pembelajaran berbentuk fasilitas, (4) sumber belajar yang berbentuk lebih mantap dengan jalan meningkatkan kemam- kegiatan, dan (5) sumber belajar yang berupa lingkun- puan manusia dalam menggunakan berbagai media gan di masyarakat. komunikasi serta penyajian data dan informasi secara Bila ditinjau dari asal-usulnya, sumber belajar lebih konkret. Dengan adanya sumber belajar dapat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: mengurangi jurang pemisah antara pelajaran yang 1. Sumber belajar yang dirancang (learning resources bersifat verbal dan memberikan pengetahuan yang by design), yaitu sumber belajar yang secara khu- Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 25 Th. XVI April 2012 64 Paket Buku Saku... sus atau sengaja dirancang atau dikembangkan kalimat yang sederhana untuk memudahkan peserta untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya; didik memahami isi dari bahan ajar yang diuraikan. buku pembelajaran, program audio pembelajaran, Selain itu, penggunaan bahasa yang bervariasi dapat transparansi, CAI (Computer Assisted Instructor), membuat peserta didik tidak cepat merasa bosan. dan lain-lain. Pesan verbal dapat disajikan ke dalam format 2. Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal tertentu, diantaranya ; secara acak (random), kronolo- dimanfaatkan (learning resources by utilization), gis, berpindah tempat (place to place), telusuran penye- yaitu sumber belajar yang tidak khusus dirancang bab (causal sequence), logika struktur (structural-logic), atau dikembangkan untuk keperluan pembelaja- dan problematic (problem-centred). ran, tetapi dapat dipilih dan dimanfaatkan untuk Format acak digunakan jika alur penyajian ti- keperluan pembelajaran. Contohnya: surat kabar, dak bergantung kepada penguasaan materi tertentu. siaran televisi, pasar, dan lain-lain. Sedangkan format kronologis digunakan ketika topik 2. Buku sebagai Bahan Ajar yang dibahas berkaitan dengan urutan prosedur Dibandingkan dengan media pembelajaran lain, kerja. Jika materi tersebut berhubungan dengan buku mempunyai kelebihan yang spesifik yang dapat tempat kejadian suatu peristiwa, maka digunakanlah dikategorikan dalam isi, pemanfaatan, dan harga format telusuran sebab (place to place). Namun jika buku. Dari segi isi, buku mempunyai kelebihan dapat materi tersebut terdapat prasyarat tertentu, maka menyajikan berbagai jenis informasi, disajikan dalam format logika struktur (structural-logic) tepat untuk berbagai bentuk, dan mempunyai struktur bahan digunakan. Sedangkan format problematik (problem ajar yang jelas. Berdasarkan pemanfaatannya, buku centred) menuntut peserta didik memecahkan masalah dapat diperlakukan sesuai kemauan pembaca, dapat tertentu. digunakan kapan saja dan dimana saja. Selain itu, Pada penelitian ini, pesan verbal dalam harga yang relatif murah bila dibandingkan dengan pengembangan paket buku saku pramuka penggalang media lainnya dan dapat disesuaikan dengan daya beli adalah menggunakan bahasa Indonesia. Oleh karena pembaca menjadi kelebihan lainnya dari sebuah buku. itu, penggunaannya haruslah sesuai dengan ejaan Berdasarkan pertimbangan kelebihan yang yang disempurnakan (EYD). dimiliki oleh buku dan yang menjadi sasaran adalah Sedangkan format yang digunakan bersifat penggalang ramu, maka bahan ajar yang tepat dikem- acak (random) karena alur penyajian tidak bergantung bangkan adalah buku teks dan buku kerja, yang se- kepada penguasaan materi tertentu. lanjutnya disebut dengan paket buku saku pramuka b. Pesan visual penggalang ramu. Kriteria buku saku dilihat dari Penggunaan pesan visual dalam bahan ajar pesan (verbal dan visual) dan format buku. biasanya disesuaikan dengan jenjang pendidikan/ 1. Pesan belajar peserta didik. Semakin rendah jenjang pendidi- Pesan adalah informasi yang disampaikan dari kan peserta didik, maka pesan visual yang digunakan sumber kepada penerima dan merupakan inti dari akan semakin mudah (konkret). Sebaliknya, semakin sebuah bahan ajar. Pesan dapat disampaikan secara tinggi jenjang pendidikan peserta didik, maka pesan verbal dan visual. Pesan verbal menyampaikan isi visual yang digunakan akan semakin sulit (abstrak). sebuah bahan ajar dengan menggunakan kata-kata, 2. Format buku saku sedangkan pesan visual melalui gambar, simbol, Suatu buku teks biasanya terdiri atas sampul ataupun grafis. yang berisi judul buku, penerbit, penulis; lembar pe- Dalam menyampaikan sebuah informasi, pesan rancis yang berisi pengantar, daftar isi, daftar gambar, verbal dan visual digunakan dengan teknik tertentu ISBN, nama penulis/penyunting, nama penerbit, ta- agar peserta didik dengan mudah mempelajari bahan hun terbit, dan hak cipta; pendahuluan; pembahasan ajar tersebut. atau isi buku; latihan dan kunci jawaban (tidak selalu a. Pesan Verbal. ada); kesimpulan dan penutup; daftar pustaka; daftar Rowntree (1994) mengungkapkan bahwa indeks (subyek atau isi); dan riwayat hidup penulis. ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika Mulyasa (2005) mengungkapkan bahwa ter- menggunakan pesan verbal dalam bahan ajar cetak, dapat empat komponen yang terdapat pada lembar diantaranya adalah menggunakan kata-kata tertentu kerja, yaitu: (1) ringkasan materi, (2) latihan, (3) lembar dan menerapkan kalimat sesuai dengan aturan yang pengembangan diri, dan (4) kunci jawaban. berlaku dalam bahasa tersebut. Ringkasan meteri merupakan materi yang di- Pesan verbal biasanya menggunakan struktur rangkum dari buku teks sehingga peserta didik dapat 65 Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 25 Th. XVI April 2012
no reviews yet
Please Login to review.