Authentication
480x Tipe DOCX Ukuran file 0.03 MB
MEMAHAMI PSIKOLOGI OLAH RAGA BAGI ATLET
Apakah Psikologi Olahraga itu? Singer, R.N. (1980) mengemukakan se
cara
singkat bahwa Psikologi Olahraga adalah “the science of psychology app
lied to
athletes and athletic situations” Cox, R.H. (1986) mengemukakan bahwa
Sport
Psychology is a science in which the principles of psychology are applie
d in a
sport setting”. Jadi, Psikologi Olahraga pada hakikatnya adalah psikologi
yang
diterapkan dalam bidang olahraga , meliputi faktor-faktor yang berpe
ngaruh
secara langsung terhadap atlet dan faktor-faktor di luar atlet yang
dapat
mempengaruhi penampilan (performance) atlet terse- but. Weinberg, R
.S. &
Gould, D. (1995) mengemukakan bahwa “Sport and exercise psychology
is the
scientific study of people and their behavior in sport and exercise context
”. Dua
bidang kegiatannya yang besar adalah:
Pertama, Mempelajari bagaimana faktor psikologis mempengaruhi pena
mpilan
fisik seseorang. Kedua, Memahami bagaimana keterlibatan seseorang
dalam
olahraga mempengaruhi perkembangan psikis, kesehatan, dan kesejah
teraan
psikisnya.
Apabila dihubungkan dengan olahraga, khususnya olahraga prestasi, pen
gertian
ini jelas menunjukkanbahwa penampilan(performance)seorang atlet
dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis. Baik pengaruhnya positif dala
m arti
penampilan menjadi baik, maupun negatif dalam arti penampilan menjadi
buruk.
Ini adalah faktor psikologis, yang sering kali disebut faktor psikis atau
faktor
mental.
Pengaruh faktor psikis tersebut dapat bersifat langsung, misalnya karen
a ada
ketegangan emosi yang berlebihan sehingga mempengaruhi seluruh pena
mpilan
atlet. Ada pula faktor psikis yang tidak secara langsung berkaitan d
engan
penampilan atlet, atau yang disebut dengan faktor non-teknis. Conto
hnya,
sebelum masuk ke arena pertandingan, seorang atlet mendapat telepo
n dari
pacarnya, kemudian terjadi pertengkaran yang menegangkan aspek em
osinya.
Saat bertanding, kondisi emosinya yang bergejolak tersebut akan berpe
ngaruh
negatif terhadap penampilannya. Contoh lainnya adalah penggunaan per
alatan
yang diperlukan untuk bertanding, seperti sepatu, kacamata atau contac
t lens,
yang tidak nyaman. Hal tersebut tentu akan mempengaruhi penampil
annya.
Lingkungan tempat atlet bertanding seperti kondisi lapangan ataupun pe
nonton
juga dapat mempengaruhi kondisi psikis atlet, baik secara positif maupun
secara
negatif.
Selain itu, psikologi olahraga juga berkaitan dengan perasaan nyaman da
n bugar
(wellness), serta keharmonisan kepribadian seseorang. Artinya, berola
hraga
secara teratur memiliki pengaruh tertentu terhadap kondisi psikis sese
orang,
yang tentunya juga berpengaruh terhadap kualitas kepribadiannya. K
arena
berolahraga, maka kondisi psikisnya akan terpengaruh secara positif
dan
selanjutnya membentuk aspek-aspek atau ciri-ciri kepribadian atau ga
mbaran
kepribadian (personality make up) yang positif pula.
Banyak penelitian dalam bidang personologi olahraga terhadap ciri kepri
badian
atlet dan non-atlet, antara lain dilakukan oleh Schurr, K.T. et al (1977)
yang
melaporkanbahwa baik atlet maupun mantan atlet, beregu maupun
perseorangan menunjukkan ciri kepribadian yang lebih independent, obj
ective,
dan less anxious, dibanding yang non-atlet. Menurut Harris, D.V. (dalam B
unker,
L.K., 1985) bahwa perbedaan ciri kepribadian pada atlet dan non-atlet a
dalah,
pada atlet lebih confident, tough minded, emosinya lebih stabil, dan achiev
ement
oriented.
Pada hakikatnya, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pe
rilaku
seseorang. Jika dikaitkan dengan olahraga, maka akan mencakup perilaku
yang
diperlihatkanoleh seseorang ketika sedang berolahraga, atau disebut
penampilan (performance)-nya dalam berolahraga. Dengan demikian j
elaslah
bahwa olahraga atau tampilannya dalam berolahraga, dan lebih lanjut te
ntunya
hasilnya atau prestasinya dalam berolahraga, sangat dipengaruhi oleh a
danya
faktor psikis.
Apabila kita membicarakan masalah persaingan melalui pertandingan
yang
berkaitan dengan prestasi seorang atlet, maka penting untuk memperh
atikan
faktor psikis atlet tersebut, melalui pendekatan-pendekatan psikolog i
olahraga .
Hal ini meliputi bagaimana cara mempersiapkan kondisi mental melalui l
atihan-
latihan yang terencana dengan baik (mental training, mental preparation)
, yang
berkaitan dengan psikologi pendidikan, psikologi perkembangan, at
aupun
psikologi klinis.
Latihan mental menjadi ajang pertarungan atau persaingan tersendiri,
karena
pada kondisi-kondisi tertentu, mempersiapkan kondisi mental sebaik-
baiknya
sering kali menjadi faktor yang sangat penting. Bahkan, tidak me
nutup
kemungkinan juga menjadi faktor penentu dalam suatu pertandingan kejua
raan.
Tentu saja, faktor mental tidak secara otomatis menjadi faktor pen
entu
keberhasilan seorang atlet tanpa ada faktor-faktor lainnya. Hal ini diseb
abkan
oleh karena kita menyadari bahwa penampilan seorang atlet dipengaru
hi oleh
sejumlah komponen, yaitu:
1. Fisik
Faktor fisik terdiri dan stamina, kekuatan, fleksibilitas, dan koordinasi
. Jika
membicarakan mengenai faktor fisik, maka tidak dapat disangkal pe
rlunya
proses untuk membentuk suatu kondisi fisik menjadi seperti apa
yang
ditargetkan. Hal ini dicapai melalui suatu prosedur latihan yang baik, t
eratur,
sistematis, dan terencana, sehingga dapat membentuk kondisi siap
untuk
bertanding atau untuk berpenampilan sebaik-baiknya.
Namun demikian, perlu diingat bahwa ada kondisi fisik yang berk
aitan
dengan bakat atau kondisi khusus yang ada, yang merupakan faktor b
awaan
sejak lahir atau faktor keturunan (gen, gene factors). Artinya, ada fa
ktor-
faktor yang bisa dikembangkan, tetapi dalam mengembangkan faktor-
faktor
tertentu, tentu tidak dapat melewati kerangka batas dan fakfor ketu
runan
yang diperoleh sejak lahir. Misalnya, stamina yang berkaitan de
ngan
kapasitas vital paru-paru yang dimiliki menjadi sesuatu yang khas ba
gi diri
seorang atlet, yang membedakannya dengan atlet lain. Demikian
pula
mengenai kekuatan. Misalnya, atlet tenis dari Belgia, Justine He
nine-
Hardenne yang berpenampilan ramping, berukuran tinggi 167 cm dan
berat
67 kg, namun dapat memperlihatkan pukulan dengan kekuatan (power)
yang
no reviews yet
Please Login to review.