Authentication
327x Tipe PDF Ukuran file 0.18 MB Source: eprints.umsida.ac.id
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERKALIAN DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL SMALL GROUP DISCUSSION PADA SISWA
KELAS IV
Sayidatus Saniyah
158620600150/6/A3/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Sayidatussaniyah11997@gmail.com
Artikel ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) pada
Matakuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Dosen Pengampu Mohammad
Faizal Amir, M.Pd
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan penerapan model pembelajaran small group
discussion dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan menghitung perkalian khususnya dalam
materi matematika kelas IV SD. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri
dari 2 siklus, masing-masing siklus ada 3 pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, dokumentasi, dan tes. Hasil penelitian adalah 1) adanya peningkatan rata-rata nilai
yang diperoleh siswa dari sebelumnya pada tes awal 52,7 , kemudian pada tes siklus pertama 78,6 ,
dan menjadi 85,9 pada siklus kedua. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan model
diskusi (small group discussion) dapat meningkatkan kemampuan menghitung perkalian siswa
dalam proses belajar matematika pada kelas IV SD. Hal tersebut ditunjukkan dengan
meningkatnya kemampuan menghitung perkalian dalam materi matematika dan meningkatnya
nilai rata-rata hasil belajar siswa di tiap siklusnya.
Kata kunci : Model Small Group Discussion, Perkalian, Hasil Belajar
PENDAHULUAN siswa dalam menghitung cepat tanpa alat
Banyaknya hitungan matematika hitung.
yang berhubungan dengan perkalian di Hudojo (dalam Amir, 2015)
kehidupan sosial ini dapat berperan mengungkapkan tidak dapat dipungkiri
tinggi. Seperti yang sudah diketahui pendidikan matematika di sekolah,
hitungan-hitungan perkalian tersebut mulai dari sekolah dasar sampai ke
jika dalam bentuk sederhana cukup sekolah lanjut memiliki fungsi antara
dengan mengandalkan logika lain untuk mempersiapkan ahli - ahli
matematika. Oleh karena itu ilmu pengetahuan dan teknologi bahkan
kemampuan perkalian hendaknya dilatih sampai kepada ahli perencanaan kota.
sejak sedini mungkin, itu dimungkinkan Pernyataan tersebut menunjukkan
untuk menghasilkan siswa yang mampu pentingnya pembelajaran matematika
berhitung dengan menggunakan untuk diajarkan pada setiap jenjang
perkalian dalam berbagai materi kelas di sekolah agar mencetak siswa
pelajaran matematika di jenjang sekolah yang handal dalam menghadapi
lanjut. Dengan kemampuan yang perubahan zaman melalui penguasaan
dimiliki siswa dalam menghitung matematika. Oleh karena itu sekolah
perkalian tersebut akan memudahkan dasar merupakan jenjang pendidikan
awal, maka sangat penting pembelajaran
matematika di sekolah dasar untuk Permasalahan-permasalahan yang
diperhatikan agar tidak timbul masalah- ditemukan dilapangan merupakan
masalah lebih lanjut. dampak dari kurang kuatnya pemberian
dasar menghitung perkalian pada siswa.
Pada proses pembelajaran Itu juga dapat disebabkan oleh
matematika di kelas IV Sekolah Dasar kurangnya pembiasaan komunikasi
ini peneliti menemui masalah dalam berhitung lisan sederhana antara guru
kesulitan penyampaian materi dan dan siswa. Serta pemberian perintah
membangkitkan pemahaman siswa yang berlebihan pada siswa dapat
terhadap materi dalam proses memberikan rasa takut siswa dalam
pembelajarannya. Selama peneliti memecahkan masalah dalam
mengobservasi dalam kelas ditemukan pembelajaran matematika. Dengan
permasalahan-permasalahan diantaranya banyaknya permasalahan yang
adalah: siswa kesulitan dalam materi ditemukan dalam proses pembelajaran
pelajaran perkalian bilangan bulat dan matematika khususnya pada kompetensi
dalam bentuk cerita, 70% siswa tidak perkalian dalam berbagai bentuk soal ini
mau menjawab soal yang sudah guru akan sulit diperbaiki jika tidak dicarikan
tuliskan di papan tulis karena takut solusi yang tepat. Untuk mendapatkan
salah, siswa tidak mau berusaha untuk solusi yang tepat dan berhasil peneliti
mengatasi kesulitannya dalam memprioritaskan pada permasalahan
menjumlahkan beberapa soal perkalian, siswa yang dalam proses
80% siswa dalam kelas sangat sulit pembelajarannya masih kurang aktif
bekerja sama dengan teman sejawatnya serta kesulitan siswa dalam perkalian
dalam menyelesaikan beberapa soal, dan bilangan bulat dan dalam bentuk cerita.
juga didukung dengan situasi kondisi Pada Hakikatnya perkalian adalah
belajar yang kurang kondusif serta penjumlahan bilangan yang berulang
pembelajaran yang masih mengarah sebanyak “n” kali. Sedangkan menurut
pada model teacher center (berpusat Yasin Matika & Abraham (2009: 3)
pada guru). menyatakan “Perkalian adalah
Setelah peneliti melakukan penjumlahan berulang, atau
observasi identifikasi ada beberapa penjumlahan dari beberapa bilangan
masalah yang ditemukan dalam proses yang sama”. Sedangkan Steve Slavin
belajar mengajar, oleh karena itu (2005: 233) berpendapat bahwa
diambil akar permasalahan yaitu: siswa “Perkalian adalah penjumlahan yang
sulit mengerjakan soal perkalian sangat cepat”. Dan definisi yang kedua
bilangan bulat dalam bentuk cerita, adalah jika a dan b bilangan cacah, a x b
kurangnya bimbingan personal yang = b+b+b+b sejumlah a. Penjumlahan
diberikan pada siswa secara berulang b sejumlah a suku. Bentuk
berkelompok agar dapat bekerjasama perkalian a x b selanjutnya dapat ditulis
dengan kelompoknya dalam mengatasi ab, a dan b faktor.
masalah, serta kurangnya usaha guru Prof. Drs. Wirasto (1983)
dalam memberikan model pembelajaran mengemukakan beberapa definisi
yang bervariatif serta menyenangkan perkalian sebagai berikut: Jika bilangan-
bagi siswa. bilangannya a dan b maka: Definisi I: a
x b adalah penjumlahan berulang yang dan menggunakan bahasa dan contoh
mempunyai a suku, dan tiap-tiap suku yang lebih relevan.
sama dengan b. Dari beberapa pendapat Ciri-ciri model pembelajaran small
di atas dapat ditarik suatu kesimpulan group discussion :(1) Adanya kerjasama
bahwa perkalian adalah penjumlahan antar sesama anggota kelompok, (2)
dari suatu bilangan yang sama secara Adanya keterampilan berbagi dalam
berulang, yaitu bilangan yang terkali kelompok, (3) Adanya peran aktif atau
dijumlahkan berulang-ulang sebanyak keterampilan partisipasi dari masing-
pengalinya. Untuk memudahkan siswa masing anggota kelompok. Selain itu,
memahami perkalian, dapat dilakukan langkah-langkah model pembelajaran
dengan langkah yang sederhana dan small group discussion yaitu: (1) Guru
mudah. membagi siswa dalam beberapa
Tujuan dalam penelitian ini adalah kelompok kecil antara 4 sampai 6 orang,
untuk mengetahui (1) Seberapa besar (2) Guru memberikan soal perkalian
nilai pre-test siswa kelas IV Sekolah bilangan bulat tanpa ataupun dengan
Dasar, (2) Seberapa besar nilai post-test cerita untuk masing-masing kelompok,
siswa kelas IV Sekolah Dasar, (3) (3) Mintalah siswa untuk mendiskusikan
Apakah ada perbedaan dalam hasil permasalahan tersebut, (4) Mintalah
belajar siswa setelah menggunakan tiap-tiap kelompok untuk menuangkan
model pembelajaran small group poin-poin penting (keyword atau kata
discussion pada mata pelajaran kunci) hasil diskusinya pada selembar
Matematika kelas IV. kertas, (5) Dari tiap-tiap kelompok,
Menurut Yudhi Munandi dan Farida mintalah mereka untuk menunjuk 1-2
Hamid (2009:54) model pembelajaran juru bicara, (6) Mintalah para juru bicara
small group discussion dimaksudkan kelompok untuk mempersentasikan hasil
untuk membangun kerjasama individu diskusi kelompoknya, (7) Mintalah
dalam kelompok, kemampuan analitis kelompok lain untuk memberi
dan kepekaan sosial serta tanggung sanggahan atau pertanyaan, (8) Guru
jawab individu dalam kelompok. Jadi memberikan rangkuman atau penguatan
model pembelajaran small group materi. Diharapkan dengan penerapan
discussion ini merupakan model model small group discussion dapat
pembelajaran mandiri dan terstuktur, meningkatkan hasil belajar siswa.
dalam hal ini juga dapat melatih siswa Hasil belajar sendiri Menurut
dalam disiplin tertentu, seperti mengatur Hadari Nawawi (1985: 24) hasil belajar
waktu, menggunakan berbagai sumber siswa merupakan tingkat keberhasilan
dan melakukan diskusi walau saat guru siswa dalam pencapaian materi pelajaran
tidak terlihat. Dengan dibatasinya bicara di sekolah dalam bentuk skor yang
dalam proses pembelajaran tersebut diperoleh dari tes. Hasil belajar siswa di
dimaksudnya agar proses mental yang sekolahnya sifatnya relatif, artinya dapat
akan dibangun meningkat dan siswa berubah setiap saat. Hal ini terjadi
sering belajar lebih efisien, mereka karena hasil belajar siswa sangat
dapat saling belajar antara satu sama lain berhubungan dengan faktor yang
daripada dengan guru karena mereka mempengaruhinya, faktor-faktor
memahami kebingungan masing-masing tersebut saling berkaitan antara yang
satu dengan yang lainnya. Kelemahan Perencanaan atau planning, Tindakan
salah satu faktor, akan dapat atau acting, Observasi atau observing,
mempengaruhi keberhasilan seseorang dan Refleksi atau reflecting.
dalam belajar.
Dengan demikian, tinggi rendahnya
hasil belajar yang dicapai siswa di
sekolah didukung oleh faktor internal
dan eksternal seperti tersebut. Faktor-
faktor tersebut dapat mempegaruhi hasil
belajar, faktor-faktor itu juga perlu
diperhatikan agar usaha untuk
memperoleh hasil belajar yang baik
dapat tercapai. Berdasarkan uraian
diatas, penulis tertarik melakukan
penelitian dengan menggunakan model
pembelajaran small group discussion
agar dapatmeningkatkan hasil belajar Gambar 1. Diagram PTK
siswa kelas IV sekolah dasar.
Menurut Kemmis dan Mc
METODE PENELITIAN Taggart.
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Perencanaan
Dasar Negeri Carat 2 dengan subjek Tahap yang dilakukan pertama kali
penelitian adalah siswa kelas IV yang oleh peneliti adalah tahap perencanaan.
berjumlah 27 orang, dan penelitian Pada tahap ini peneliti merencanakan
dilakukan pada semester genap tahun dan mempersiapkan segala sesuatu yang
2017/2018. akan diterapkan dalam kegiatan belajar
Penelitian ini merupakan Penelitian mengajar, menentukan materi, membuat
Tindakan Kelas (PTK) yang menurut RPP, dan menyusun lembar kerja siswa.
Amir dan Sartika (2017) merupakan
penelitian yang dengan sengaja oleh Tindakan
pendidik untuk menyelesaikan Pada tahap kedua, yakni tahapan
permasalahan-permasalahan yang terjadi tindakan. Peneliti melaksanakan setiap
di dalam kelas secara objektif, langkah perencanaan yang sudah
sistematis, prosedural, dan ilmiah direncanakan pada tahapan sebelumnya.
dengan pencarian solusi dan melakukan Kegiatan yang telah direncanakan harus
sebuah tindakan yang diharapkan dapat dilakukan secara urut dan teratur
memberikan dampak yang lebih baik sebagaimana yang sudah direncanakan
dari sebelumnya. Penelitian ini sebelumnya.
menggunakan model PTK menurut
Kemmis and Mc Taggart yang dikutip Observasi
oleh Amir (2017). Dalam penelitian ini Tahap yang ketiga adalah tahap
terdapat 2 siklus yang mana setiap observasi atau pengamatan. Pada
siklusnya terdiri dari 4 tahapan. tahapan ini peneliti mengambil dan
Tahapan-tahapan tersebut meliputi mengumpulkan data yang terkait dengan
no reviews yet
Please Login to review.