Authentication
284x Tipe PDF Ukuran file 0.34 MB Source: etheses.iainkediri.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kepribadian
1. Definisi Kepribadian
Menurut Psikologi Modern kepribadian adalah organisasi yang
dinamis dari sistem psikofisisi individu yang menentukan penyesuaian
dirinya terhadap lingkungannya secara unik. 21John Milton Yinger
mengatakan bahwa kepribadian adalah keseluruhan dari perilaku
seseorang dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi
atau berhubungan dengan serangkaian situasi. Jadi, bisa disimpulkan
bahwa kepribadian adalah suatu perpaduan yang utuh antara sikap,
sifat, pola pikir, emosi, serta juga nilai-nilai yang mempengaruhi
individu tersebut agar berbuat sesuatu yang benar sesuai dengan
lingkungannya.
Kepribadian adalah metode berfikir manusia terhadap realita.
Kepribadian juga merupakan kecenderungan-kecenderungan terhadap
realita. Dan dengan arti yang lain, kepribadian manusia adalah pola
pikir („aqliyah) dan pola jiwa (an-nafsiyah).22 Sedangkan menurut
Engel, Blackwell dan Miniard sebagaimana dikutip oleh Amirullah,
kepribadian adalah sebagai karakteristik psikologi yang berbeda dari
21 Nugroho J Setiadi, Perilaku Konsumen Perspektif Kontemporer Pada Motif, Tujuan, dan
Keinginan Konsumen (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), 62.
22Yadi Purwanto, Psikologi Kepribadian Integrasi Nafsiyah dan „Aqliyah Perspektif Psikologi
Islam (Surakarta: Refika Aditama, 2007), 254.
seseorang yang menyebabkan tanggapan relatif konsisten. Konsumen
yang memandang dirinya sebagai manusia yang berkepribadian tinggi
tentu menginginkan produk yang sesuai dengan kepribadian itu
23
sendiri. Roucek dan Warren mendefinisikan kepribadian sebagai
organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, serta juga sosiologis yang
mendasari perilaku individu. Faktor-faktor biologis tersebut meliputi
keadaan fisik, watak, seksual, sistem saraf, proses pendewasaan
individu yang bersangkutan dan juga kelainan-kelainan biologis
lainnya. Adapun faktor psikologis tersebut meliputi unsur tempramen,
perasaan, kemampuan belajar, keinginan, keterampilan dan lain
sebagainya. Faktor sosiologis yang mempengaruhi kepribadian
seseorang individu tersebut dapat berupa proses dari sosialisasi yang
diperoleh sejak kecil.
Koentjaraningrat mengungkapkan bahwa kepribadian adalah
susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan
tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu itu. Istilah
kepribadian juga berarti ciri-ciri watak seorang individu yang
konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai
individu yang khusus.24
23 Amirullah, Perilaku Konsumen (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), 35.
24 Usman Effendi, Psikologi Konsumen (Jakarta: Raja Wali Persada, 2016),286.
2. Teori-Teori Kepribadian
a. Teori Psychoanalitis
Teori ini menunjukakn bahwa perilaku manausia ini dikuasai
oleh personalitasnya atau kepribadiannya. Pelopor teori ini adalah
Sigmund Freud yang telah menunjukan betapa besar sumbangan
karyanya pada bidang psikologi, termasuk konsepsinya mengenai
suatu tingkat ketidaksadaran dari kegiatan mental. Teori
psikoanalitis ini menekankan pada sifat-sifat kepribadian yang
tidak disadari sebagai hasil dari konflik masa kanak-kanak. Konflik
itu diturunkan menjadi tiga komponen kepribadian yang terdiri
atas:
1) Id (libido)
Id mengendalikan kebutuhan dan kepentingan individu
yang paling dasar seperti rasa harus, lapar, seks dan pertahanan
diri. Id adalah sumber kekuatan yang bahwa sejak lahir yang
mengendalikan perilaku dan merupakan sub-sistem dari
kepribadian. Id adalah penampungan dan sumber dari semua
kekuatan jiwa yang menyebabkan berfungsinya suatu sistem.
Sumber kekuatan itu bekerja hanya dengan satu prinsip yaitu
mengarahkan perilaku untuk mencapai kesenangan dan
menghindari penderitaan. Id secara keseluruhan tidak disadari.
Id ini sering kali dilukiskan sebagai kawah mendidih yang
berisi pengharapan dan keinginan-keinginan yang memerlukan
pemuasan secepatnya. Di dalam rangka mencari pemuasan dari
keinginan-keinginananya Id tidak terbelengggu oleh faktor-
faktor membatas seperti etika, moral, alasan atau logika. Oleh
karenanya tidaklah heran jika terdapat dua hal yang
bertentangan terjadi bersama-sama dalam satu Id. Suatu
contoh, keinginan untuk menghargai pimpinan dan keinginan
untuk mencacinya bisa saja terjadi dan dilakukan oleh seorang
karyawan secara simulatan pada saat tertentu.
Id secara tetap merupakan suatu upaya untuk
mendapatkan penghargaan, pemuasan dan kesenangan. Upaya
ini secara pokok diwujudkan lewat libido dan agresi. Libido
mengarah pada hubungannya dengan keinginan seksual dan
kesenangan-kesenangan, tetapi juga kehangatan, makanan dan
comfortable. Agresi mendorong Id ke arah kerusakan,
termasuk diantaranya keinginan perang, berkelahi, berkuasa,
dan semua tindakan-tindakan yang bersifat merusak. Hasrat
mendapatkan pangkat tinggi dan nafsu untuk menyingkirkan
kawan ataupun lawan secara sadis dapat terjadi pada saat
bersamaan pada diri seseorang, sebagi perwujudan adanya
libido dan agresi yang timbul dari Id.
Pada individu-individu yang berkembang, dewasa dan
matang, mereka belajar untuk mengendalikan Id nya jangan
no reviews yet
Please Login to review.