jagomart
digital resources
picture1_Materi Kelas 8 - Contoh_drama Pendek


 307x       Tipe DOCX       Ukuran file 0.02 MB    


File: Materi Kelas 8 - Contoh_drama Pendek
perjuangan seorang anak disebuah perkampungan kumuh di dekat kolong jembatan pinggiran kota jakarta hidup sebuah keluarga didalam gubuk yang sempit dan sederhana ekonomi dikeluarga itu pun sungguh memprihatinkan disitu terdapat ...

icon picture DOCX Word DOCX | Diposting 07 Feb 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
          “Perjuangan Seorang Anak”
          Disebuah perkampungan kumuh di dekat kolong jembatan pinggiran
       kota Jakarta,   hidup   sebuah   keluarga   didalam   gubuk   yang   sempit   dan
       sederhana. Ekonomi dikeluarga itu pun sungguh memprihatinkan.
          Disitu terdapat sorang bapak, dan kedua anaknya yang masih kecil.
       Sepeninggal istinya sejak setahun lalu, sifat sang ayah menjadi pemarah,
       pemalas, dan kasar terhadap kedua anaknya. Ayahnya selalu menyuruh
       kedua anaknya untuk mengamen dijalanan untuk mencari uang, sedangkan
       ayahnya hanya bermalas-malasan saja dirumah.
       Mika   :   “Pak...   bangun,   udah   siang   ini   pak.   Apa   bapak   tidak   bekerja?”
       (membangunkan bapaknya)
       Bapak : “Heh.. apa sih? Bapak masih ngantuk. 
       Mika : “ Itu pak, adik nangis minta makan dari tadi malam kan belum makan
       pak.”
       Yana : “Aduh perutku sakit kak... huhuhuh.....” (merintih kesakitan)
       Bapak : “Ahh ya sudah sanah kamu saja yang cari makan. Sekarang kamu
       ngamen sana! Cepat pergi...!!! bapak masih ngantuk ini jangan diganggu...!
       (sambil memarahi anaknya)
       Mika : “Iya ya udah pak aku sama yana pergi ngamen dulu. Assalamu’alaikum..”
       (sedikit kesal sambil memegang tangan adiknya pergi meninggalkan rumah)
       Bapak : “Wa’alaikum salam... cari uang yang banyak..!!
          Di lampu merah dijalanan raya tempat mengamen....
       Yana : “Kak aku lapar sekali sudah tidak kuat lagi kak...” (menangis memegangi
       perutnya)
       Mika : “Ya udah dek, kamu duduk saja disini ya! Jangan pergi – pergi, kakak mau
       ngamen dulu habis itu beli makan buat kamu ya!
       Yana : “Iya kak...
          Pergi meninggalkan adiknya untuk mengamen di seberang jalan.
       Yana : “Aduh, kakak mana ya? Kok tidak kesini-sini? Aku udah lapar banget ini...
       aku mau cari kakak.” (berjalan sambil melamun mencari kakak, dan menyebrang
       jalan memanggil kakaknya)
          Tiba – tiba tidak terduga muncul mobil yang melaju dengan kecepatan
       tinggi ke arahnya.
       Pak Sugino : “Awas nak...!!! minggir!” (terus menyetir hingga akhirnya anak itu
       tertabrak)
       Yana : “Aaaaaaa.......” (keget, teriak, dan akhirnya tertabrak)
       Bu Neni : “Asstagfirullah ya ampyun, OMG papih....!! gimana sih???” (kaget dan
       marah)
       Pak Sugino : “Aduh papih gak sengaja. Ya sudah ayo turun dan kita tolong anak
       itu!” (turun dari mobil dengan perasaan cemas)
       Bu Neni : “Iya – iya pih sebelum nyawanya hilang sia – sia...”
       Mika : (datang tiba – tiba) asstagfirullah... ade?? (menitihkan air mata)
       Pak Sugino : “Kami minta maaf ya dek, ayo dek kita naik ke mobil dan kita bawa
       ke rumah sakit! (menaikkan ke mobil)
       Mika : “Iya pak, terimakasih!”
          Menuju ke rumah sakit. Ketika sedang diperiksa...
       Yana : “Kak, aku dimana ini? (kebingungan)
       Mika : “Kamu di rumah sakit, tadi kamu kecelakaan dek.. (sedikit menangis)
       Dokter : “Tenang dek, kamu sedang diperiksa”
       Yana : “Aku pusing sama sakit banget kak... (merintih kesakitan)
       Pak Sugino : “Iya sabar dulu ya dek, diperiksa dulu... (mengelus kepalanya)
       Dokter : “Alhamdulillah itu hanya luka ringan kok.”
       Mika : “Lalu apa obatnya dok?”
       Dokter : “Ini resep obatnya. Silahkan ditebus di apotek rumah sakit ini”
       Pak Sugino : “Oh iya, terimakasih dok”
          Setelah menebus obat di apotek rumah sakit..
       Bu Neni : “Rumah kamu dimana nak? (bertannya sambil mengelus pundaknya)
       Mika : “Di perkampungan Cikalua  dekat kolong jembatan bu. (mengusap air 
       mata)
       Bu Neni : “Ya sudah, ayo kita ke rumahmu. Ayo pih kita antar! (naik mobil 
       bersama Mika dan Yana yang sudah agak pulih)
          Sesampainya di rumah...
       Pak Sugino : “Assalau’alikum..” (mengetok pintu)
       Bapak : “Iya-iya bentar.” (membuka pintu) ada apa pak? 
       Bu Neni : “Begini pak, kami mau mengantarkan anak bapak yang tadi kami 
       tidak sengaja menabraknya ketika di lampu merah pak.” (menjelaskan)
       Bapak : “Hah benarkah bu?? Maksudnya Yana anak saya tertabrak? Sekarang 
       mana dia? Bagaimana kondisinya?” (sedikit sedih dan kaget)
       Mika & Yana : “Bapak....!” (keluar dari mobil)
       Bapak : “Anakku.... Maafkan bapak ya, sudah sering kasar sama kalian, dan 
       tidak merawatmu dengan baik semenjak meninggalnya ibumu. (terharu) Ya 
       sudah silahkan masuk dulu pak, bu!” (mempersilahkan)
       Pak Sugino : “Iya – iya pak terimakasih..” (duduk di lesehan karpet)
       Bu Neni : “Kalau boleh tau pekerjaan bapak apa ya?”
       Bapak : “Ahah saya hanya pengangguran bu, sehari – hari saya hanya 
       merenung dan memikirkan ekonomi keluarga yang memprihatinkan, dan 
       memperoleh uang dari hasil ngamen anak – anak saya bu, pak..” (menggaruk
       – garuk kepala sedikit malu)
       Pak Sugiono : “Oh apa begini saja pak, sebagai permintaan maaf kami. 
       Apakah bapak mau bekerja di perusahaan saya sebagai Office Boy (OB) yang 
       kebetulan sedang ada lowongan pekerjaan? Dan Mika, Yana akan kami 
       sekolahkan gratis pak?”
       Bapak : “Wah, benarkah pak? Kalau begitu terimakasih banyak pak, bu.. saya
       dan anak – anak pasti mau. Sungguh bapak dan ibu adalah orang yang mulia.
       Terimakasih bu, pak... (mencium tangan)
       Yana : “Horee alhamdulillah ya kak...” 
       Mika : “Iya dek, wah terimakasih banyak ya bu, pak....” (senang)
       Bu Neni : “Iya dek, sama - sama ya, Yana dan Mika kami juga minta maaf...” 
       (mengelus pundaknya)
       Pak Sugino : “Ya sudah pak, kami mau pamit dulu ya pak, terimakasih. 
       Assalau’alaikum..!
       Bapak, Mika, Yana : “Wa’alaikumsalam....!! (melambaikan tengan dengan 
       senyum kebahagiaan)
          Begitulah akhir dari cerita drama “perjuangan seorang anak”, hikmah
       yang dapat didapat adalah kita harus tetap semangat dalam menjalani hidup,
       dan janganlah mudah putus asa atas semua cobaan – cobaan yang sedang
       kita jalani, dan bersikap saling tolong – menolonglah dengan sesama manusia
             yang sedang saling membutuhkan supaya hidup menjadi aman, damai, dan
             tentram. Sekian, mohon maaf bila ada kesalahan. Wassalamu’alikum wr. wb.
             Pemeran – pemeran Drama :
                1) Afifah Sadiyatul M              (01)   >> Narator dan Dokter
                2) Dini Kamilia              (09)  >> Mika
                3) Faqih Musyaffa            (10)  >> Pak Sugino
                4) Fathia Qothrunnada N      (11)  >> Yana
                5) Ghufron Faqih S           (13)  >> Bapak
                6) Khofifah Novitasari             (16)  >> Bu Neni
              
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Perjuangan seorang anak disebuah perkampungan kumuh di dekat kolong jembatan pinggiran kota jakarta hidup sebuah keluarga didalam gubuk yang sempit dan sederhana ekonomi dikeluarga itu pun sungguh memprihatinkan disitu terdapat sorang bapak kedua anaknya masih kecil sepeninggal istinya sejak setahun lalu sifat sang ayah menjadi pemarah pemalas kasar terhadap ayahnya selalu menyuruh untuk mengamen dijalanan mencari uang sedangkan hanya bermalas malasan saja dirumah mika pak bangun udah siang ini apa tidak bekerja membangunkan bapaknya heh sih ngantuk adik nangis minta makan dari tadi malam kan belum yana aduh perutku sakit kak huhuhuh merintih kesakitan ahh ya sudah sanah kamu cari sekarang ngamen sana cepat pergi jangan diganggu sambil memarahi iya aku sama dulu assalamu alaikum sedikit kesal memegang tangan adiknya meninggalkan rumah wa salam banyak lampu merah raya tempat lapar sekali kuat lagi menangis memegangi perutnya dek duduk disini kakak mau habis beli buat seberang jalan mana...

no reviews yet
Please Login to review.