Authentication
449x Tipe PPTX Ukuran file 0.70 MB
Karena Belanda berusaha untuk berkuasa kembali di bumi pertiwi. Bangsa Indonesia pun tidak tinggal diam, seluruh rakyat Indonesia bersatu padu mengangkat senjata untuk mempertahankan kemerdekaannya. Perlawanan terhadap kekuasaan asing meluas di berbagai daerah. Pemerintah Indonesia mengirimkan pasukan ke Indonesia bagian timur. Dari Tegal, Indonesia mengirim kapal perang Semeru di bawah pimpinan Mulyadi dan kapal perang Sindoro di bawah pimpinan Ibrahim Saleh dan Yos Sudarso. Kapal-kapal perang Indonesia tersebut bertolak menuju Maluku pada tanggal 3 Maret 1946. Kapal yang dipimpin Mulyadi berhasil kembali ke Jawa, akan tetapi Yos Sudarso beserta awaknya tenggelam bersama kapalnya di perairan Maluku sebagai pahlawan bangsa. Di Bali, pemerintah Indonesia mengirim bala bantuan pasukan dari Banyuwangi untuk membantu Resimen Ciung Wanara yang dipimpin oleh Letkol I Gusti Ngurah Rai. Pasukan kita dengan keberanian yang luar biasa bertempur melawan Belanda sampai titik darah penghabisan. Peristiwa yang terjadi di Margarana ini selanjutnya dikenal dengan Puputan Margarana. Pertempuran Surabaya Pada bulan Desember 1946, rakyat Sulawesi bergerak mengadakan perlawanan terhadap kekuasaan Belanda. Hal ini menyebabkan Kapten Westerling secara kejam menindas rakyat sehingga menimbulkan korban jiwa sekitar 40.000 rakysat Sulawesi. Selain pertempuran dan perlawanan tersebut, hampir di seluruh daerah nusantara terjadi peristiwa heroik seperti pertempuran Surabaya 10 November 1945, Pertempuran Yogyakarta, Bandung Lautan Api, Palagan Ambarawa, dan Peristiwa Medan Area. Perlawanan heroik yang terjadi di berbagai daerah tidak juga memadamkan ketamakan dan keinginan Belanda untuk menguasai Indonesia. Belanda pun mengadakan aksi polisionil dalam usaha mereka untuk membersihkan daerahnya dari kaum ekstremis. RI beranggapan bahwa tindakan Belanda itu jelas-jelas merupakan aksi militer karena dilakukan oleh militer. Dapat pula dikatakan sebagai agresi, yang berarti serangan atas daerah RI yang telah disepakati dan diakui oleh Inggris maupun Belanda berdasarkan Perjanjian Linggajati. Dalam sejarah mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Belanda melaksanakan dua kali agresi, hal ini menandakan ambisi Belanda untuk kembali menguasai wilayah Indonesia.Perjuangan bersenjata dalam usaha untuk mempertahankan kemerdekaan terpaksa dilakukan oleh rakyat Indonesia dikarenakan ambisi Belanda tersebut. Pertempuran Medan Area ` Berita proklamasi Republik Indonesia baru sampai di kota Medan pada tanggal 27 Agustus 1945. Keterlambatan berita tersebut karena sulitnya komunikasi dan sensor ketat terhadap berita-berita oleh tentara Jepang. Berita proklamasi kemerdekaan dibawa oleh Mr. Teuku M. Hassan, yang diangkat menjadi gubernur Sumatera. Pada tanggal 13 September 1945, para pemuda yang dipelopori oleh Achmad Tahir membentuk Barisan Pemuda Indonesia. Pada tanggal 4 Oktober 1945, Barisan Pemuda Indonesia beraksi mengambil alih gedung-gedung pemerintah dan merebut senjata-senjata milik tentara Jepang. Pada tanggal 9 Oktober 1945, pasukan Sekutu yang diboncengi serdadu Belanda dan NICA di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mendarat di kota Medan. Sebelumnya, Belanda sudah mendaratkan suatu kelompok komando yang dipimpin oleh Westerling. Reaksi awal para pemuda atas kedatangan Sekutu tersebut adalah membentuk TKR di Medan. Tanggal 13 Oktober 1945 terjadi pertempuran pertama antara para pemuda dan pasukan Sekutu. Ini merupakan awal perjuangan bersenjata yang dikenal sebagai pertempuran Medan Area. Konfrontasi antara pejuang kemerdekaan dan serdadu NICA segera menjalar ke seluruh Kota Medan. Karena insiden antara pasukan pejuang kemerdekaan dan tentara NICA terus terjadi, maka pada tanggal 18 Oktober 1945 pihak Sekutu mengeluarkan maklumat yang berisi larangan terhadap rakyat untuk membawa senjata dan semua senjata yang dimiliki harus diserahkan kepada Sekutu. Pada tanggal 1 Desember 1945, AFNEI memasang sejumlah papan bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area (Batas Resmi Wilayah Medan) di berbagai sudut pinggiran kota Medan. Papan nama itulah yang membuat pertempuran di Medan dan sekitarnya dikenal sebagai Pertempuran Medan Area. Kemudian, Sekutu dan NICA mengadakan aksi pembersihan unsur-unsur RI di seluruh kota. Para pejuang Indonesia membalas aksi-aksi tersebut. Pada tanggal 10 Desember 1945 tentara Sekutu melancarkan serangan militer besar-besaran, yang dilengkapi dengan pesawat tempur canggih. Seluruh daerah Medan dijadikan sasaran serangan. Pertempuran Ambarawa Pertempuran di Ambarawa diawali kedatangan tentara Sekutu di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. Mereka datang untuk mengurus tawanan perang. Pihak Sekutu berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Republik Indonesia. Ternyata Sekutu diboncengi oleh NICA. Insiden bersenjata mulai timbul di Magelang. Kejadian itu meluas menjadi pertempuran setelah pasukan Sekutu membebaskan para interniran Belanda di Magelang dan Ambarawa. Gencatan senjata terjadi setelah Presiden Soekarno turun tangan. Akan tetapi, secara diam-diam Sekutu meninggalkan Magelang menuju Ambarawa pada tanggal 21 November 1945. Mayor Sumarto memimpin perlawanan TKR dan para pemuda menentang tentara Sekutu.
no reviews yet
Please Login to review.