Authentication
645x Tipe PPTX Ukuran file 1.20 MB
2. Perkembangan Makhluk Hidup
2. Perkembangan Makhluk Hidup
a. Teori Evolusi Darwin
a. Teori Evolusi Darwin
Dalam karya yang berjudul On The Origin of Species
Dalam karya yang berjudul On The Origin of Species
(Asal Usul Spesies) yang terbit pada tahun 1859, Charles
(Asal Usul Spesies) yang terbit pada tahun 1859, Charles
Darwin secara khusus memusatkan perhatian pada evolusi
Darwin secara khusus memusatkan perhatian pada evolusi
makhluk hidup, termasuk manusia. Menurutnya, aneka
makhluk hidup, termasuk manusia. Menurutnya, aneka
organisme yang berkeriapan di muka bumi (termasuk manusia)
organisme yang berkeriapan di muka bumi (termasuk manusia)
bukanlah hasil penciptaan dadakan (seketika), melainkan
bukanlah hasil penciptaan dadakan (seketika), melainkan
terbentuk melalui proses panjang selama ribuan bahkan jutaan
terbentuk melalui proses panjang selama ribuan bahkan jutaan
tahun melalui sistem seleksi alam (survival of the fittest) atau
tahun melalui sistem seleksi alam (survival of the fittest) atau
proses evolusi. Manusia sekarang adalah bentuk sempurna
proses evolusi. Manusia sekarang adalah bentuk sempurna
dari sisa-sisa kehidupan purbakala yang berkembang dari jenis
dari sisa-sisa kehidupan purbakala yang berkembang dari jenis
hominid atau bangsa kera.
hominid atau bangsa kera.
b. Penentang Teori Evolusi Darwin
b. Penentang Teori Evolusi Darwin
Keterbukaan terhadap teori evolusi tidak lantas
Keterbukaan terhadap teori evolusi tidak lantas
dapat mengguncang iman. Sebab, pendekatan agama dan
dapat mengguncang iman. Sebab, pendekatan agama dan
pendekatan sains dalam upaya memahami realitas alam
pendekatan sains dalam upaya memahami realitas alam
semesta berbeda. Agama bermain di level eksistensi al dan
semesta berbeda. Agama bermain di level eksistensi al dan
transendental (soal rasa, soal hati), sedangkan sains bermain
transendental (soal rasa, soal hati), sedangkan sains bermain
di level faktual (pembuktian empiris). Menurut kepercayaan
di level faktual (pembuktian empiris). Menurut kepercayaan
kelompok penentang teori evolusi, makhluk hidup merupakan
kelompok penentang teori evolusi, makhluk hidup merupakan
hasil dari proses penciptaan oleh Tuhan.
hasil dari proses penciptaan oleh Tuhan.
B. Terbentuknya Kepulauan Indonesia
B. Terbentuknya Kepulauan Indonesia
Walaupun telah memungkinkan muncul dan berkembangnya manusia purba
Walaupun telah memungkinkan muncul dan berkembangnya manusia purba
pertama, keadaan alam pada kala Pleistosen (masa Neozoikum) belum sepenuhnya
pertama, keadaan alam pada kala Pleistosen (masa Neozoikum) belum sepenuhnya
stabil. Ketidakstabilan ini disebabkan oleh tiga faktor utama, yaitu adanya perubahan
stabil. Ketidakstabilan ini disebabkan oleh tiga faktor utama, yaitu adanya perubahan
bentuk daratan akibat gerakan (tenaga) endogen dan eksogen, perubahan iklim
bentuk daratan akibat gerakan (tenaga) endogen dan eksogen, perubahan iklim
berupa es yang mencair dan/atau membeku sehingga mengakibatkan perubahan suhu
berupa es yang mencair dan/atau membeku sehingga mengakibatkan perubahan suhu
bumi dan luas daratan (inilah alasan kala Pleistosen disebut juga zaman es atau
bumi dan luas daratan (inilah alasan kala Pleistosen disebut juga zaman es atau
zaman glasial), serta adanya letusan gunung berapi. Gabungan ketiga faktor tersebut,
zaman glasial), serta adanya letusan gunung berapi. Gabungan ketiga faktor tersebut,
terutama gerakan (tenaga endogen) berupa pergerakan lempeng tektonik, juga ikut
terutama gerakan (tenaga endogen) berupa pergerakan lempeng tektonik, juga ikut
membentuk Kepulauan Indonesia.
membentuk Kepulauan Indonesia.
C. Corak Kehidupan dan Hasil-Hasil Budaya Manusia pada Masa Praaksara
C. Corak Kehidupan dan Hasil-Hasil Budaya Manusia pada Masa Praaksara
Indonesia
Indonesia
Berdasarkan corak kehidupan dan mata pencaharian hidupnya, masyarakat
Berdasarkan corak kehidupan dan mata pencaharian hidupnya, masyarakat
purba di Indonesia dapat dibagai menjadi sebagai berikut.
purba di Indonesia dapat dibagai menjadi sebagai berikut.
1. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana (Budaya
1. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana (Budaya
Paleolithik)
Paleolithik)
Pada masa ini di Indonesia hidup manusia purba jenis Meganthropus,
Pada masa ini di Indonesia hidup manusia purba jenis Meganthropus,
Pithecanthropus, dan Homo. Asal-usul manusia purba di Indonesia masih menjadi
Pithecanthropus, dan Homo. Asal-usul manusia purba di Indonesia masih menjadi
perdebatan di kalangan para ahli. Manusia purba pada masa ini bergantung
perdebatan di kalangan para ahli. Manusia purba pada masa ini bergantung
sepenuhnya pada alam dengan berburu dan mengumpulkan makanan. Kehidupan
sepenuhnya pada alam dengan berburu dan mengumpulkan makanan. Kehidupan
manusia purba Indonesia pada masa ini, sejak Pithecanthropus sampai Homo sapiens,
manusia purba Indonesia pada masa ini, sejak Pithecanthropus sampai Homo sapiens,
bersifat nomaden atau berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain mengikuti
bersifat nomaden atau berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain mengikuti
gerak binatang buruan atau sumber air. Mereka juga hidup dalam kelompok-kelompok
gerak binatang buruan atau sumber air. Mereka juga hidup dalam kelompok-kelompok
kecil. Interaksi antaranggota kelompok saat berburu menimbulkan sistem komunikasi
kecil. Interaksi antaranggota kelompok saat berburu menimbulkan sistem komunikasi
dalam bentuk bunyi mulut, yakni dalam bentuk kata-kata atau gerakan badan (bahasa
dalam bentuk bunyi mulut, yakni dalam bentuk kata-kata atau gerakan badan (bahasa
isyarat) yang sederhana.
isyarat) yang sederhana.
Mereka tidak berburu dengan tangan kosong, tetapi menggunakan
alat tertentu. Sesuai perkembangan otaknya yang masih terbatas, alat
yang digunakan juga masih sederhana. Alat-alat tersebut terdiri atas
alat-alat dari batu, kayu, dan tulang binatang yang masih kasar. Temuan
alat-alat dari batu di Indonesia paling banyak berupa kapak perimbas,
alat-alat serpih, dan alat-alat dari tulang. Selain ketiga alat tersebut,
masih ada alat-alat lain seperti kapak penetak dan kapak genggam.
Jenis-jenis manusia purba di Indonesia yang hidup pada masa
berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana adalah sebagai
berikut.
•
Meganthropus.
•
Pithecanthropus.
•
Homo.
2. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut (Budaya
Mesolithik)
Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut
diperkirakan terjadi antara 10.000-2.500
tahun yang lalu. Corak kehidupan manusia purba pada masa ini tidak
jauh berbeda dengan masa
sebelumnya, yakni berburu dan mengumpulkan makanan dari alam. Akan
tetapi, pada masa ini selain alat-
alat batu, juga telah digunakan alat-alat dari tulang dan kulit kerang.
Pada masa ini juga telah dikenal
pembagian kerja, kebiasaan bertempat tinggal secara tidak tetap (semi-
sedenter), terutama di gua-gua
payung (abris sous roche), sebagian juga ada yang bertempat tinggal di
tepi pantai yang dibuktikan
dengan penemuan kjokkenmodinger. Selain itu, juga mulai dikenal
tradisi melukis serta penemuan api.
Hasil-hasil budaya yang ditemukan antara lain serpih bilah (flakes),
pebble, dan kapak genggam Sumatra.
3. Masa Bercocok Tanam (Budaya Neolithik)
Masa bercocok tanam diperkirakan berlangsung sekitar tahun 1500 SM. Pada
masa ini wilayah Indonesia juga dihuni oleh para pendatang dari bangsa Melayu
Austronesia dari ras Mongoloid. Mereka disebut juga bangsa Proto-Melayu atau
Melayu Tua. Bangsa Proto-Melayu datang dari Yunan, wilayah Cina bagian
selatan. Masa bercocok tanam disebut juga zaman kebudayaan kapak persegi
karena banyak ditemukannya kapak dari batu yang sudah halus seperti beliung,
kapak corong, dan kapak lonjong. Selain itu, ciri khas dan peninggalan terbesar
dari bangsa Proto-Melayu adalah tradisi bercocok tanam.
Masyarakat pada masa bercocok tanam sudah mengenal kehidupan menetap,
pembagian kerja, dan gotong royong. Pembuatan gerabah juga sudah mulai
dikenal walaupun bentuk gerabah yang dihasilkan masih sederhana. Selain itu,
kepercayaan dalam bentuk animisme dan dinamisme mulai berkembang.
Seiiring dengan perkembangan animisme dan dinamisme, berkembang pula
bangunan megalithik seperti menhir, punden berundak-undak, kubur batu, dan
sebagainya.
menhir kubur batu
4. Masa Perundagian (Budaya Megalithik dan Budaya Logam)
Sekitar tahun 300 SM, bangsa Deutero-Melayu atau Melayu Muda tiba
di Nusantara. Kedatangan
bangsa Deutero- Melayu mengawali masa perundagian. Masa ini disebut
masa perundagian karena pada
masa ini muncul golongan undagi atau golongan yang terampil
melakukan suatu jenis usaha tertentu,
seperti membuat alat-alat dari logam, rumah kayu, gerabah, dan
perhiasan. Dalam arti khusus, golongan
undagi mengacu kepada orang-orang yang ahli membuat alat-alat dari
logam. Dikenalnya logam menandai
awal masa perundagian.
Meskipun alat-alat dari logam berkembang pesat, namun tidak dapat
menggantikan peranan gerabah.
Alat-alat dari tulang hanya menggantikan alat-alat dari datu dan tulang,
tidak menggantikan gerabah.
Pembuatan gerabah bahkan mengalami perkembangan pesat, karena
sudah menggunakan roda pemutar.
Hasil budaya dari masa ini adalah nekara, moko, kapak perunggu, bejana
perunggu, alat-alat dari besi, dan
perhiasan.
moko nekara
no reviews yet
Please Login to review.