Authentication
464x Tipe PDF Ukuran file 0.21 MB Source: media.neliti.com
Hanif Nur Fauzi, Yuyun Rosliyah/ CHI’E: Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Vol. 8 (1) (2020)
CHI’E Vol. 8 (1) (2020)
Chi’e: Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chie
Persepsi Pembelajar terhadap Media Kamus Tematik Berbasis Web bagi Pembelajar
Kosakata bahasa Jepang Tingkat Dasar
* *
Hanif Nur Fauzi Yuyun Rosliyah
,
Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
1 2
email: madaraze@gmail.com , yuyunrosliyah@mail.unnes.ac.id
Info Artikel Abstrak
________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pembelajar terhadap Media Kamus Tematik Bahasa Jepang
Diterima November 2019 Berbasis Web. Penelitian ini didasari penelitian pendahuluan yang dilakukan dengan angket dan wawancara
Disetujui Januri 2020 ke 38 responden mahasiswa pendidikan bahasa Jepang Unnes dan observasi kepada siswa SMA PGRI 1
Dipublikasikan Maret Kendal, penulis menemukan fakta dijumpai pembelajar yang kesulitan dalam mengingat dan memahami
2020 kosakta bahasa Jepang oleh karena itu diperlukan media penunjang kosakata yang mempermudah pembelajar
________________ belajar kosakata bahasa Jepang, Salah satu media yang dapat menjadi pilihan adalah Kamus Tematik Bahasa
Keywords: Jepang Berbasis Web. Pengambilan data dalam persepsi oleh 21 pengguna menggunakan non tes berupa angket
Learning media , semi terbuka kepada responden pembelajar bahasa Jepang Umum. Media prototipe Kamus tematik berbasis
vocabulary, web-based web menghasilkan web dengan 5 tema pembelajaran kosakata dasar, yang dilengkapi dengan kosakata bahasa
thematic dictionary. Jepang, dan terjemahan bahasa Indonesia. Hasil analisis persepsi melalui 12 pertanyaan yang diberikan ke
pembelajar diperoleh rata-rata sebesar 81,65% pembelajar beranggapan media baik untuk digunakan untuk
____________________
belajar kosakata bahasa Jepang dasar.
Abstract
___________________________________________________________________
This study aims to determine learners' perceptions of Web-Based Japanese Thematic Dictionary Media. This
research is based on preliminary research conducted by questionnaire and interview to 38 respondents of Japanese
students of Unnes education and observation of high school students of PGRI 1 Kendal, the writer found facts
that were found by students who had difficulty in remembering and understanding Japanese language vocabulary
and therefore needed supporting vocabulary media make it easier for learners to learn Japanese vocabulary, One
of the media that can be selected is Web-Based Japanese Thematic Dictionary. Retrieval of data in perception by
21 users using a non-test in the form of a semi-open questionnaire to respondents learning Japanese General.
Prototype media Web-based thematic dictionaries produce a web with 5 basic vocabulary learning themes, which
are complemented by Japanese vocabulary, and Indonesian translations. The results of the analysis of perception
through 12 questions given to learners obtained an average of 81.65% of learners think the media is good for use
for learning basic Japanese vocabulary.
© 2020 Universitas Negeri Semarang
e-ISSN 2685-6662
25
Hanif Nur Fauzi, Yuyun Rosliyah/ CHI’E: Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Vol.8 (1) (2020)
PENDAHULUAN Penelitian ini menggunakan media yang
dikembangkan dengan metode Research and
Tujuan akhir pengajaran bahasa Jepang adalah Development. Metode ini telah banyak dilakukan
agar pembelajar dapat mengkomunikasikan Ide oleh para peneliti terdahulu. di antara penelitian
atau gagasannya dengan menggunakan bahasa yang berkaitan dengan pengembangan media
Jepang baik secara lisan maupun tulisan, salah berbasis web dan kamus, telah dilakukan oleh
satu faktor penunjangnya adalah penguasaan goi Rosadi (2014), Wardani (2017), Ishizaki (2011)
atau kosakata yang memadai. Salah satu cara dan Natsue (2017).
untuk membantu pembelajar mengingat kosakata
adalah dengan menggunakan media Penelitian pertama adalah oleh Rosadi (2014)
pembelajaran. berjudul “Perancangan Kamus Istilah Teknologi
Informasi Berbasis Web Menggunakan Metode
Pembelajar bahasa Jepang, khususnya tingkat Web-Qem”. hasil penelitian ini bertujuan Sebagai
pemula sering mengalami kesulitan dalam solusi bagi masyarakat dengan mewadahi segala
penguasaan kosakata sehingga mereka kurang informasi istilah teknologi informasi terkini dalam
terampil dalam berkomunikasi. Berdasarkan hasil satu wadah, bermanfaat dalam pencarian makna
wawancara yang dilakukan kepada 38 responden istilah teknologi informasi, menampilkan istilah
mahasiswa pendidikan bahasa Jepang Unnes teknologi informasi terbaru dan terpopuler, serta
pada 8 Oktober 2018, 37 responden menyatakan pengelolaan data istilah teknologi informasi dari
mengalami kesulitan dalam mengingat kosakata sisi admin. Website dirancang sedemikian rupa
bahasa Jepang. Selain wawancara, juga dilakukan sehingga cukup interaktif bagi pengguna.
observasi ke siswa kelas X IPA dan XII IPS I SMA Persamaan penelitian Rosadi (2014) dengan
PGRI 1 Kendal pada 11 September - 22 penelitian ini terletak pada desain penelitian yaitu
September 2018, penulis menemukan fakta bahwa penelitian pengembangan (R&D). Adapun
selama proses kegiatan belajar mengajar bahasa perbedaan dengan penelitian ini terletak pada
Jepang, sering dijumpai siswa yang lupa kosakata Produk yang dikembangkan oleh peneliti. Produk
bahasa Jepang ketika ditanya kembali oleh guru, yang dikembangkan pada penelitian Rosadi
padahal sudah dijelaskan dan latihan bersama. adalah Kamus istilah teknologi informasi,
Selain itu, dalam mengucapkan kosakata, sering sedangkan pada penelitian ini adalah Kamus
keliru dalam ngengucapkan kosakata yang mirip Tematik berbasis web Jepang-Indonesia.
dan bunyi panjang-pendek. Kurangya perhatian
dan minat menjadi alasan mengapa siswa susah Penelitian kedua adalah penelitian oleh Wardani
untuk menyerap apa yang sudah dijelaskan oleh (2018) yang berjudul “Pengembangan Kamus
guru. Tematik Bergambar Jepang-Indonesia Sebagai
Media Pembelajaran Untuk Siswa Man 1
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis Magelang Kelas X-Ibb Semester Genap”. Hasil
mengadakan penelitian untuk mengetahui dari penelitian ini adalah 1) telah berhasil
persepsi pembelajar terhadap media kosakata dikembangkan Kamus Tematik Begambar
tingkat dasar. Salah satu standar dalam Jepang-Indonesia sebagai penunjang untuk
pembelajaran bahasa Jepang adalah Standar mempelajari kosakata. 2) berdasarkan penelitian
Pendidikan Bahasa Jepang JF yang merupakan para ahli yang terdiri dan ahli media, ahli bahasa,
alat untuk mempertimbangkan cara mengajar, dan guru bahasa Jepang, Kamus Tematik
cara belajar, dan cara menilai hasil belajar bahasa Bergambar ini memliki kualitas sangat baik. 3)
Jepang. Standar pendidikan JF terbagi dalam 6 Respon guru bahasa Jepang terhadap prototipe
tingkatan yang disebut Can-do. Media kosakata media Kamus Tematik Bergambar dikategorikan
dasar yang digunakan dalam penelitia ini adalah sangat baik, dengan nilai rata-rata sebesar 92,92.
kamus tematik berbasis web Jepang-Indonesia Persamaan penelitian Wardani dengan penelitian
untuk pembelajar bahasa Jepang tingkat dasar ini terletak pada desain penelitian yaitu penelitian
yang setara dengan standar Japan Foundation Can- pengembangan (R&D). Adapun perbedaan
do level A1. Media kamus tematik berbasis web keduanya terletak pada: 1) Produk yang
Jepang-Indonesia dapat diakses melalui dikembangkan oleh peneliti. Produk yang
http://nihongoaaa.wordpress.com. Tujuan dari dikembangkan pada penelitian Wardani adalah
penelitia ini adalah untuk ntuk mengetahui Kamus Tematik Bergambar Jepang-Indonesia,
persepsi pembelajar terhadap media kamus sedangkan pada penelitian ini adalah Kamus
tematik bahasa Jepang berbasis web. Tematik berbasis web Jepang-Indonesia. 2)
Subjek penelitian pada penelitian Wardani adalah
siswa kelas X-IBB MAN 1 Magelang, sedangkan
26
Hanif Nur Fauzi, Yuyun Rosliyah/ CHI’E: Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Vol.8 (1) (2020)
pada penelitian ini adalah pembelajar bahasa A2 di kota Sendai, Prefektur Miyagi. Metode
Jepang umum. yang dilakukan yaitu dengan survei kepada 38
mahasiswa Jepang dan 12 mahasiswa
Selanjutnya penelitian ketiga yang dilakukan internasional mengenai lokasi populer di kota
Ishizaki (2011) yang berjudul “Chiiki Nihongo Sendai yang digunakan sebagai topik media
Kyouiku Shien no Tame no E-raaningu Kaihatasu 地 pembelajaran. Hasil survei didapat 5 topik lokasi
域日本語教育支援のための eラーニング 教材開 populer di kota Sendai yaitu 1) Fasilitas budaya
発 [TNe とよた 日本語 e ラ ーニング] (Museum dan kebun binatang) 2) Sumber air
Development of E-learning Material for Supporting panas dan pemandian air panas. 3) Festival tiap
Community-Based Japanese Language Education” musim (Festival Tanabata, Imonikai) . 4) Menonton
penelitian ini bertujuan mengembangakan media acara olah raga 5) Lainnya (budaya dan
pembelajaran yaitu “TNe Toyota Nihongo e- perbelanjaan). Dari topik tersebut dibuat prototipe
learning” dapat diakses melalui bahan ajar menggunakan kosata dan pola kalimat
http://www.toyota-j.com/e-learning/ untuk yang disesuaikan dengan topik. Persamaan
pembelajar non-native bahasa Jepang di kota penelitian Natsue (2017) dengan penelitian
Toyota, Prefektur Aichi. Metode yang digunakan penulis, berkaitan dengan fokus penelitian dalam
adalah dengan memonitor 10 pembelajar bahasa mengembangkan produk pembelajaran bagi
Jepang level dasar dengan metode Thinking Aloud, pembelajar bahasa Jepang tingkat dasar, namun
dari hasi percobaan diketahui bahwa 1) banyak penelitian Natsue menghasilkan bahan ajar bagi
pembelajar dasar yang tidak mengetahui pembelajar dasar bahasa Jepang, sementara
mengenai kosakata yang digunakan pada penulis adalah media pembelajaran. Manfaat
percakapan yang terjadi di sekolah, rumah sakit penelitian ini bagi penulis adalah dapat
dan balai kota, kemudian banyak pembelajar yang mengatahui stategi membuat topik yang menarik
mengalami kesulitan menangkap maksud dalam mengembangkan media pembelajaran.
percakapan yang terdapat dalam media. 2) banyak Media Pembelajaran menurut Sadiman, dkk
pembelajar yang belum menguasai huruf Kana, (2006:7) adalah pengantara atau pengantar pesan
sehingga penggunaan huruf Kana pada media dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat
kurang efektif. 3) Sebagian besar pembelajar merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta
hanya tertarik pada tombol pemutar suara dan perhatian pembelajar sedemikian rupa sehingga
video, sedangkan fitur penerjemah dan penjelasan proses belajar terjadi. Pada hakekatnya media
bahasa portugal sedikit digunakan. Dari adalah sarana yang dapat memperluas
kesimpulan tersebut didapati saran perbaikan kemampuan manusia untuk mendengar, melihat
yaitu dengan fokus media kepada fitur suara dan pada batas jarak, ruang dan waktu.
video sedangkan hiragana dan katakana diganti
dengan romaji serta kalimat penjelasan yang
sederhana dengan banyak pengulangan kosakata. Jenis-jenis media pembelajaran menurut Nurseto
Persamaan panelitian ini dengan penelitian yang (2011) dalam jurnal ekonomi dan pendidikan
dilakukan oleh Ishizaki (2011) adalah mengungkapkan bahwa jenis-jenis media dapat
pengembangan media pembelajaran berbasis disiapkan atau dikembangkan dalam
website. Perbedaannya terdapat pada subjek pembelajaran, di antaranya meliputi; media visual
penelitan, Subjek penelitian ini adalah pembelajar yang diproyeksikan, media visual yang tidak
bahasa dasar umum yang terdiri dari siswa SMA diproyeksikan, media audio dan multimedia.
PGRI 1 Kendal kelas 10 IPA, Mahasiswa prodi
pendidikan bahasa Jepang UNNES angkatan Fungsi Media Pembelajaran Menurut Hamalik
2018, dan pembelajar bahasa Jepang komunitas (dalam Arsyad: 2011; 15-16), media pembelajaran
atau pelajar non jurusan bahasa Jepang yang dalam proses belajar mangajar dapat
memiliki minat terhadap bahasa Jepang. membangkitkan keinginan dan minat baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan belajar,
Keempat, Natsue (2017) dalam penelitiannya bahwa membawa pengaruh-pengaruh psikologis
yang berjudul ”Sendai Zaijuu no Ryuugakusei no terhadap siswa, Penggunaan media pembelajaran
Tame no Nihongo Kyouzai「仙台在住の留学生の pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat
ための日本語教材開発 」Development of Japanese membantu keefektifan prosespembelajaran dan
Language Materials for International Students Living penyampaian pesan dan isi pembelajaran. Lebih
in Sendai City, Tujuan dari penelitian ini adalah lanjut Levie dan Lentz (dalam Arsyad: 2011; 16-
mengembangkan prototipe bahan ajar bahasa 17) mengemukakan fungsi-fungsi media
Jepang bagi pembelajar internasional Level A1- pembelajaran khususnya media visual yaitu (1)
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu
27
Hanif Nur Fauzi, Yuyun Rosliyah/ CHI’E: Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Vol.8 (1) (2020)
menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk persepsi media dilakukukan kepada 21 pembelajar
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan komunitas dengan cara menggunakan angket.
dengan makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran. (2) Fungsi afektif HASIL DAN PEMBAHASAN
media visual dapat terlihat dari tingkat
kenikmatan siswa ketika belajar teks yang Analisis respon atau persepsi pembelajar
bergambar. (3) Fungsi kognitif media visual terhadap media angket persepsi pembelajar
terlihat dari temuan–temuan penelitian yang terhadap media disebarkan kepada 21 pembelajar
mengungkapkan bahwa lambang visual atau bahasa Jepang umum yang bukan siswa atau
gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk mahasiwa jurusan bahasa Jepang, responden
memahami dan mengingat informasi atau pesan merupakan pembelajar bahasa jepang dasar, yang
yang terkandung dalam gambar. (4) Fungsi terdiri dari 15 laki-laki dan 6 perempuan.
kompensatoris media pembelajaran terlihat dari
hasil penelitian bahwa media visual yang Angket persepsi dalam penelitian ini terdiri dari
memberikan konteks untuk memahami teks 12 butir pertanyaan, analisis angket dihitung
membantu siswa yang lemah dalam membaca dengan menghitung frekuensi pemilih jawaban
untuk mengorganisasikan informasi dalan teks dari angket menggunakan rumus:
dan mengingatnya kembali. P= f x100%
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa N
fungsi media pembelajaran adalah alat yang Keterangan:
digunakan untuk mempermudah proses f = Frekuensi
penyampaian materi pembelajaran. Serta dapat N = Jumlah Jawaban responden
menimbulkan dampak yang positif bagi guru dan P = Prosentase
peserta didik dengan terciptanya proses
pembelajaran yang efektif karena mengarahkan Hasil dari analisis data yang diisi responden
konsentrasi peserta didik pada isi pelajaran didapatkan data mengenai persepsi pembelajar
melalui media pembelajaran yang digunakan. terhadap Kamus tematik bahasa Jepang berbasis
WEB sebagai berikut:
Menurut KBBI daring "Web adalah sistem untuk
mengakses, memanipulasi, dan mengunduh Tabel 1. Menarik tidaknya media
dokumen hipertaut yang terdapat dalam
komputer yang dihubungkan melalui internet; Menarik Jumlah Persentase Sum
jejaring; jaringan" sedangkan fungsi Media Web Responden
menurut Harsanto (2014: 4) web berfungsi untuk Sangat Setuju 7 33,3% 90,40
mengakses informasi. Orang dapat memperoleh Setuju 12 57,1% %
informasi dengan mudah, meskipun informasi
tersebut tersimpan di tempat yang sangat jauh Kurang Setuju 1 4,8% 9,6%
secara geografis. Tidak Setuju 1 4,8%
METODE PENELITIAN
Pada butir pertanyaan "Apakah media
Metode yang digunaakan adalah metode pembelajaran kosakata bahasa Jepang berbasis
penelitian R&D menurut Sugiyono (2017: 298) WEB menarik digunakan untuk belajar
yang meliputi tahapan: 1) Penelitian dan kosakata?", Sejumlah 7 responden atau 33,3%
pengumpumpulan data, 2) Perencanaan, 3) responden berpendapat sangat setuju dan 11
Pengembangan draf produk, 4) Validasi, 5) Revisi responden atau 57,1% responden setuju. Secara
produk, Pengambilan data dalam penelitian keseluruhan 18 responden atau 90,40% responden
dilakukan dengan cara menggunakan angket dan menyatakan setuju. Ini karena media mudah
wawancara. Subjek penelitian ini adalah diakses menggunakan gawai, pembelajar dapat
pembelajar bahasa Jepang dasar yang terdiri dari belajar bukan melalui buku saja. Sementara 1
11 siswa SMA PGRI 1 Kendal, 23 Mahasiswa responden atau 4,8% responden kurang setuju,
Pendidikan bahasa Jepang Universitas Negeri dan 1 responden atau 4,8% responden tidak
Semarang dan 71 pembelajar Komunitas yang setuju, karena menatap layar gawai terlalu lama
didominasi pembelajar bahasa Jepang secara dapat membuat mata sakit.
Solitary (Intrapersonal), kemudian Untuk uji
28
no reviews yet
Please Login to review.