Authentication
737x Tipe PDF Ukuran file 0.33 MB Source: eprints.ulm.ac.id
TEKNIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH UNTUK PESERTA DIDIK
1
SEKOLAH MENENGAH ATAS ATAU SEDERAJAT
2
M. Rafiek
Universitas Lambung Mangkurat
A. PENGERTIAN ARTIKEL ILMIAH
Artikel ilmiah sebagai bagian dari karya ilmiah adalah karya ilmu pengetahuan
yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang
baik dan benar (Brotowidjoyo, 2002: 9). Artikel ilmiah dapat juga didefinisikan
sebagai penelitian karya ilmiah yang diperpendek atau diperingkas
penyajiannya. Peserta didik dapat membuat artikel ilmiah kalau dia sudah
melakukan atau memiliki penelitian karya ilmiah. Artikel ilmiah itu bisa dibuat
dari hasil penelitian lapangan dan laboratorium termasuk bengkel kerja.
Sementara itu, Suyitno (2011: 91) menyatakan bahwa artikel ilmiah
adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat di jurnal atau buku
kumpulan artikel, ditulis dengan tata cara ilmiah disesuaikan dengan
konvensi ilmiah yang berlaku.
B. BAHASA ARTIKEL ILMIAH
Menurut Brotowidjoyo (2002: 9), artikel ilmiah sebagai bagian karya
ilmiah selalu ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya
formal, kata-katanya teknis, dan didukung dengan fakta umum yang
dapat dibuktikan benar tidaknya. Dalam menulis artikel ilmiah, kita
menggunakan ragam bahasa ilmiah atau ragam bahasa baku. Ragam
bahasa ilmiah sendiri mempunyai pengertian sebagai sarana verbal yang
digunakan untuk mengomunikasikan proses kegiatan dan hasil
penelitian ilmiah, misalnya dalam penulisan laporan yang berbentuk
1
Makalah disampaikan pada kegiatan Pelatihan Singkat Penulisan Artikel Ilmiah yang diadakan oleh Balai Bahasa
Kalimantan Selatan di SMA Negeri 1 Martapura pada hari Rabu, 25 September 2013 dan SMA Negeri 2 Banjarmasin
pada hari Senin, 30 September 2013.
2
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
surat, artikel, maupun berbentuk naskah, laporan hasil penelitian,
makalah, skripsi, tesis, dan disertasi (Hs, 2005: 21).
Selanjutnya, menurut Hs (2005: 21) Ciri ragam bahasa ilmiah itu antara
lain:
(1) jelas struktur kalimat dan maknanya,
(2) singkat, berisi analisis dan pembuktian, menyajikan konsep secara
lengkap,
(3) cermat dalam memilih istilah/kata, ejaan, bentuk kata, kalimat,
paragraf, dan penalarannya,
(4) mereproduksi konsep atau temuan yang sudah ada dan
mengembangkannya dengan temuan baru atau konsep yang belum
pernah ada,
(5) objektif dapat diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum,
menghindarkan bentuk persona, dan ungkapan subjektif,
(6) menggunakan unsur baku: kosakata/istilah, sudut pandang,
permasalahan, tujuan, penggunaan landasan teori, pembahasan,
serta kesimpula dan saran.
Nazar (2004: 9) mengemukakan beberapa ciri ragam bahasa ilmiah
sebagai berikut.
(1) kaidah bahasa Indonesia yang digunakan harus benar sesuai dengan
kaidah pada bahasa Indonesia baku, baik kaidah tata ejaan maupun
tata bahasa (pembentukan kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf)
(2) ide yang diungkapkan harus benar sesuai dengan fakta atau dapat
diterima akal sehat (logis)
(3) ide yang diungkapkan harus tepat dan hanya mengandung satu
makna. Hal ini tergantung pada ketepatan memilih kata dan
penyusunan struktur kalimat
(4) Kata yang dipilih harus bernilai denotatif, yaitu makna yang
sebenarnya
(5) ide yang diungkapkan dalam kalimat harus padat isi
(6) pengungkapan ide dalam kalimat dan alinea harus lugas, yaitu
langsung menuju pada sasaran
(7) unsur ide dalam kalimat dan alinea diungkapkan secara runtun dan
sistematis
(8) ide yang diungkapkan dalam kalimat harus jelas sehingga tidak
menimbulkan salah tafsir
C. SISTEMATIKA PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Sekarang, kita tidak lagi hanya memikirkan artikel ilmiah itu hanya
mengangkat kenakalan remaja, penyalahgunaan narkotika, bahaya
merokok, lebih dari itu, kita harus bisa mengangkat topik-topik hasil
penelitian yang terkait dengan isu perkembangan dan kemajuan
IPTEKS. Hal itu bisa dengan memunculkan ide baru seperti energi
alternatif pengganti minyak dan gas bumi, bahan bakar pengganti
premium dan bahan bakar cair lainnya, bahan makanan pengganti
beras, bahan baku pengganti kacang kedelai, sepeda motor terbang dan
mobil terbang untuk mengantisipasi kemacetan, dan lain-lain.
Sebagai contoh, baru-baru tadi para peneliti menemukan baterai tenaga
lumpur Lapindo. Kemudian, pesawat terbang berbahan bakar sampah.
Peneliti Iran yang berhasil meluncur pesawat ruang angkasa berisi kera.
Mengapa tidak kita coba membuat penelitian baru yang bisa
menggetarkan dunia melalui penelitian yang kita publikasikan lewat
artikel ilmiah. Menurut Suyitno (2011: 93), sistematika penulisan artikel
ilmiah itu meliputi:
(1) judul artikel
(2) nama penulis
(3) abstrak dan kata kunci
(4) pendahuluan
(5) metode penelitian
(6) hasil penelitian
(7) pembahasan
(8) kesimpulan dan saran
(9) daftar rujukan
DAFTAR RUJUKAN
Brotowidjoyo, Mukayat D. 2002. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta:
Akademika Pressindo.
Hs, Widjono. 2005. Bahasa Indonesia, Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.
Nazar, Noerzisri A. 2004. Bahasa Indonesia dalam Karangan Ilmiah.
Bandung: Humaniora.
Suyitno, Imam. 2011. Karya Tulis Ilmiah (KTI), Panduan, Teori,
Perlatihan, dan Contoh. Bandung: Refika Aditama.
no reviews yet
Please Login to review.