Authentication
409x Tipe PDF Ukuran file 0.12 MB Source: sc.syekhnurjati.ac.id
Pertemuan12ski
Romawi Kuno Byzantium
Oleh: Dr. Ratna Puspitasari, M.Pd.
Cirebon, 22 November 2016
Romawi Kuno, Byzantium
Pendahuluan
“Kekaisaran Romawi Timur” atau “Kekaisaran Bizantium” merupakan wilayah timur dari
kekaisaran Romawi yang mayoritas penduduknya menggunakan bahasa Yunani. Pada abad
kuno dan abad pertengahan, penduduk dan tetangga-tetangga kekaisaran romawi timur ini
masih menyebutnya nama “Kekaisaran Romawi” (Latin : Imperium Romanum)1[1]. Pusat
kekaisaran ini berada di Konstantinopel, dan dikuasai oleh kaisar-kaisar yang merupakan
pengganti kaisar Romawi Kuno, setelah runtuhnya kekaisaran Romawi Barat. Tidak ada yang
menjelaskan secara pasti memang tentang kapan awal periode dari Romawi Timur ini.
Beberapa orang ada yang mengatakan masa kekuasaan Diokletianus (284-305 M) alasannya
karena reformasi-reformasi pemerintahan yang ia kenalkan, dengan membagi kerajaan
tersebut menjadi Pars Orientis dan Pars Occidentis.2[2] Pihak lainnya menyebutkan pada masa
kekuasaan Theodosius I (379-395 M), atau setelah kematiannya pada tahun 395 M, saat
kekaisaran terpecah menjadi bagian Barat dan bagian Timur. Dan ada juga yang menyebut
tahun 476 M, ketika Romawi dijajah untuk ketiga kalinya dalam seabad yang menandakan
jatuhnya Kekaisaran bagian Barat (Latin) dan mengakibatkan Kekaisaran bagian Timur (Yunani)
mendapatkan kekuasaan tunggal.3[3] Bagaimanapun juga, titik penting dalam sejarah Romawi
Timur adalah ketika Konstantinus yang Agung memindahkan ibukota dari Nikomedia (di
Anatolia) ke Byzantium (yang akan menjadi Konstantinopel) pada tahun 330 M.
Negeri ini berdiri selama lebih dari ribuan tahun. Dan selama keberadaannya, Romawi
Timur mempunyai kekuatan ekonomi, budaya dan militer yang kuat di Eropa, meskipun terus
mengalami kemunduran, terutama pada masa Peperangan Romawi-Persia dan Romawi Timur-
Arab.4[4] Akan tetapi, kekaisaran ini dibangun kembali pada Dinasti Makedonia, dan Byzantium
kembali bangkit sebagai kekuatan besar di Mediterania Timur pada akhir abad ke-10, dan
mampu menyaingi Kekhalifahan Fatimiyah.
Setelah tahun 1071, sebagian besar Anatolia direbut oleh Turki Seljuk. Restorasi
Komnenos berhasil memperkuat dominasi pada abad ke-12 M, tetapi setelah kematian
Komnenos Andronikos I dan berakhirnya Dinasti Komnenos pada akhir abad ke 12 M,
kekaisaran Byzantium mengalami kemunduran kembali. Byzantium semakin terguncang pada
masa Perang Salib ke-4 pada tahun 1204 M, ketika kekaisaran ini dibubarkan secara paksa dan
dipisah menjadi kerajaan-kerajaan Yunani dan Latin yang salling berseteru.5[5] Kekaisaran
berhasil didirikan kembali pada tahun 1261 di bawah pimpinan kaisar-kaisar Palaiologos, tetapi
perang saudara pada abad ke-14 terus melemahkan kekuatan kekaisaran. Sisa wilayahnya
dicaplok oleh Ottoman Empire dalam Ottoman-Byzantine. Akhirnya, Konstantinopel berhasil
direbut oleh Turki pada tanggal 29 Mei 1453, serangan tersebut menewaskan Kaisar
Konstantinos XI Palaiologos sehingga berakhirlah Kekaisaran Byzantium.6[6]
Para Elit Romawi Timur (Byzantium) ketika Perang melawan Ottoman Empire, dari Kiri
ke kanan : Kaisar Konstantinos XI Palaiologos, Johaness Grant (Insinyur Sewaan dari German),
Giovanni Giustinianni (Ksatria Salib dari Italia),& Loukas Notoras (Perdana Menteri Byzantium)
Jati Diri
Sebenarnya Kekaisaran Romawi Timur/Byzantium bisa didefinisikan sebagai kekaisaran
multi-etnis yang muncul sebagai kekaisaran Kristen. Karena, dalam abad-abad setelah
penjajahan bangsa Arab dan Germanic pada abad ke-7, sifat multi-etnisnya (meski bukan multi-
bangsa) tetap ada meskipun sebagaian di Balkan dan Anatolia mempunyai populasi orang-orang
Yunani yang besar. Etnis minoritas dan mayoritas yang beragama lain (misalnya Bangsa
Armenia) tinggal di dekat perbatasan. Rakyat Romawi Timur menganggap diri mereka adalah
seorang (Rhomaioi – Romawi) yang telah menjadi satu kesamaan dengan orang (Hellene –
Yunani).7[7]
Pada abad ke-15 Romawi Timur resmi melebur, hal ini tidak serta merta menghancurkan
masyarakat Romawi Timur yang multi-etnis secara langsung.8[8] Pada masa pendudukan Turki,
orang-orang Yunani terus memanggil diri mereka sebagai bangsa Romawi dan bangsa Yunani,
sebuah cirri-ciri yang tetap ada sampai sekarang ini di Yunani modern kini, meski Romawi telah
menjadi nama rakyat dari pada sebuah bangsa seperti zaman dahulu.
Letak Geografis Romawi
Romawi terletak di Semenanjung Alpenina (sekarang Italia). Batas – batasnya adalah :
Di utara adalah Pegunungan Alpen,
Di timur adalah Laut Adriatik dan Laut Ionia,
Di selatan adalah Laut Sicilia,
Dan di barat adalah Laut Tirenia serta Laut Liguri.
Dari segi geografis, Romawi merupakan daerah yang sangat strategi berada di kawasan
laut tengah, yang memungkinkan lahirnya perdagangan di daerah ini, saat akan berdagang
mereka menggunakan peta yang di gambarkan di gulungan kertas.9[9] Lembah pegunungan
Apenina merupakan lahan subur dan dan cocok dijadikan sebagai lahan pertanian.10[10] Oleh
karena itu, Bangsa Romawi hidup dari bercocok tanam menghasilkan gandum, jagung, anggur,
dll. Bukan hanya itu, di pegunungan Alpenina juga ditemukan berbagai tambang mineral. Dan
karena letak Romawi di kelilingi Lautan dan gunung ini juga berguna untuk menghindari
serbuan dari bangsa lain.
Peradaban Romawi Kuno Banyak mendapat pengaruh dari Yunani Kuno baik dalam
bidang seni, sastra, filsafat, maupun budaya.
Sistem Kepercayaan
Ketika kerajaan Romawi berdiri, kepercayaan masyarakat masih bersifat animisme.
Bangsa Romawi memuja beberapa roh seperti:
Vesta yaitu roh pengurus api tungku
Lares yaitu roh penjaga rumah tangga dan batas ladang keluarga
Penates yaitu roh penjaga lumbung
Peradaban Romawi juga mendapat pengaruh besar dari peradaban Yunani termasuk
kepercayaan yang bersifat Polytheisme. Bangsa Romawi juga menyembah dewa-dewa bangsa
Yunani namun namanya disesuaikan dengan nama-nama Romawi.11[11]
Setelah lahirnya agama kristen, ditanah Judea yang merupakan wilayah kekaisaran
Romawi maka agama baru ini mulai berkembang bahkan sampai Roma yang pada saat itu
sebagai pusat pemerintahan. Penyebaran dilakukan ke arah barat oleh Petrus dan Paulus.
Penganut agama kristen semakin banyak terutama dari golongan budak (kaum tertindas).
Para kaisar Romawi lalu memerintahkan pasukannya untuk menindas penganut agama
kristen Karena ajaran agama kristen dapat menggoyahkan sendi-sendi kekuasaan kaisar. Sebab
Ajarannya tersebut:
bersifat monotheisme sedangkan agama Romawi bersifat polytheisme,
menolak pendewaan kaisar,
menolak perbudakan, dan
menolak wajib militerdan berperang.
no reviews yet
Please Login to review.