Authentication
504x Tipe PDF Ukuran file 0.27 MB Source: sosiologi.fis.unp.ac.id
Kegiatan Belajar 1
HAKEKAT SOSIOLOGI PENDIDIKAN
a. Learning Outcome:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian Sosiologi Pendidikan.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan objek kajian Sosiologi Pendidikan.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan perkembangan studi Sosiologi Pendidikan.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan perspektif dalam Sosiologi Pendidikan.
b. Uraian Materi
1. Pengertian Sosiologi Pendidikan
Ditinjau dari segi etimologinya istilah sosiologi pendidikan terdiri
atas dua perkataan yaitu sosiologi dan pendidikan. Menurut Payne (dalam
Abu Ahmadi, 2004: 6) aspek-aspek sosiologis dalam sosiologi pendidikan
dapat dilihat dalam: lembaga-lembaga, kelompok-kelompok sosial, proses
sosial yang mana di dalamnya terdapat socialrelationship. Sedangkan
aspek-aspek pendagoginya menurut Payne terlihat dari: Social
relationship pare for there more regarded particulary in relation to the
educational system in its evolution and changing finction.
Menurut H.PFairchild(dalam Abu Ahmadi, 2004: 1): sosiologi
pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-
masalah pendidikan yang fundamental. Sosiologi pendidikan tergolong
appliedsociology. Nasution (2011: 5) mendefinisikan sosiologi
pendidikan adalah analisis ilmiah atas proses sosial dan pola-pola sosial
yang terdapat dalam sistem pendidikan.
1
Kajian sosiologi pendidikan menekankan implikasi dan akibat
sosial dari pendidikan dan memandang masalah-masalah pendidikan dari
sudut totalitas lingkup sosial kebudayaan, politik dan ekonomisnya bagi
masyarakat. Sosiologi pendidikan memandang gejala-gejala pendidikan
sebagai bagian dari struktur sosial masyarakat.(RavikKarsidi, 2005:
1)Masalah sentral dalam sosiologi pendidikan adalah aspek-aspek
sosiologi di dalam pendidikan.
2. Objek Kajian Sosiologi Pendidikan
Objek penelitian sosiologi pendidikan adalah tingkah laku sosial,
yaitu tingkah laku manusia dan institusi sosial yang terkait dengan
pendidikan. Sosiologi pendidikan berbicara tentang kelas, sekolah,
keluarga, masyarakat desa, kelompok-kelompok masyarakat dan
sebagainya.
Masalah-masalah yang diselidiki sosiologi pendidikan antara lain
meliputi pokok-pokok berikut ini;
a. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam
masyarakat
b. Hubungan antar manusia di dalam sekolah
c. Pengaruh sekolah terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak di
sekolah/ lembaga pendidikan
d. Lembaga pendidikan dalam masyarakat
2
3. Perkembangan Studi Sosiologi Pendidikan
Perkembangan sosiologi pendidikan dimulai dari Lester F. Ward (
Rifa’i, 2011: 67) yang dianggap sebagai penerus gagasan timbulnya studi
baru ini. Yard hadir dengan idenya mengenai evolusi sosial. Ia juga
menekankan peranan pendidikan sosial yang realistis dalam memimpin
perencanaan kehidupan pemerintah.
Pelopor sosiologi pendidikan dalam arti formal ialah John Dewey
yang menerbitkan buku School Ana Society tahun 1889. Dalam buku
tersebut, dijelaskan pendapatnya mengenai sekolah sebagai lembaga
sosial. Pada waktu itu, beberapa ahli ilmu pendidikan sosiologi
menekankan pentingnya peranan sosiologi bagi pendidikan.
Sosiologi pendidikan pertama kali dikuliahkan oleh Henry Suzzalo
tahun 1910 di TeacherCollege, UniveritasColombia. Tahun 1917 terbit
buku textbook sosiologi pendidikan yang pertama kali karya Walter R.
Smith dengan Judul Instroductionto Educational Sociology. Tahun 1916,
di Universitas New York dan Columbia didirikan Jurusan Sosiologi
Pendidikan.
Di Indonesia, baru tahun 1967, sosiologi pendidikan pertama kali
diajarkan di IKIP Negeri Yogyakarta Jurusan Didaktik Kurikulum.
4. Perspektif dalam Sosiologi Pendidikan.
Perspektif merupakan sebuah cara pandang seseorang mengenai
dunia sosial disekitarnya atau dapat juga disebut sebagai sudut pandang
(poin of view) (Nanang Martono, 2010: 19). Beberapa perspektif yang
3
digunakan oleh para sosiolog dalam melihat serta menganalisis berbagai
permasalahan pendidikan.
1) Perspektif Struktural Fungsional
Asumsi utama perspektif struktural fungsional adalah melihat
bahwa masyarakat sebagai sebuah sistem yang di dalamnya terdapat
subsistem. Subsistem tersebut memiliki fungsi masing-masing yang
tidak dapat dipertukarkan satu sama lain. Agar sistem masyarakat
dapat berjalan stabil maka subsistem tersebut harus selalu ada dan
selalu menjalankan fungsinya masing-masing. Apabila salah satu atau
beberapa subsistem tidak berperan sebagaimana fungsinya, maka
sistem tersebut akan hancur atau masyarakat akan mengalami
kekacauan.
Pada dasarnya terdapat dua pertanyaan mendasar mengenai
pendidikan yang dikemukakan para fungsionalis dalam menganalisis
praktik pendidikan, yaitu:
a. Apa fungsi pendidikan bagi masyarakat secara keseluruhan?
b. Apa fungsi hubungan fungsional antara (institusi) pendidikan
dengan bagian (institusi) yang lain dalam sistem sosial?
Secara umum, para analis fungsional, melihat fungsi serta
kontribusi yang positif lembaga pendidikan dalam memelihara atau
mempertahankan keberlangsungan sistem sosial.
4
no reviews yet
Please Login to review.