Authentication
510x Tipe PDF Ukuran file 0.79 MB Source: permaseta.ub.ac.id
MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI
DALAM AGRIBISNIS
Dina Novia Priminingtyas, SP.,MSi.
Lab. of Agribusiness Analysis and Management
Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya
Email : dinanovia@ub.ac.id
1. Deskripsi
2. Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan MODUL
Operasi dalam Agribisnis
3. Manajemen Produksi Dalam Agribisnis
1. DESKRIPSI 8
Modul keenam ini disusun sebagai materi pembelajaran untuk
memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai pengertian
manajemen operasi produksi, peranan manajemen operasi dalam S
perusahaan, perencanaan produksi, manajemen rantai pasok dan EL
F
-
manajemen persediaan serta dapat menjelaskan strategi operasi PROP
dalam suatu perusahaan agribisnis sekaligus mengetahui
bagaimana langkah-langkah yang harus diambil apabila ada AG
permasalahan dalam operasional perusahaan. ATIN
2. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP G
MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI ENTR
DALAM AGRIBISNIS
2.1.PENGERTIAN MANAJEMEN PRODUKSI EPRE
DAN OPERASI (
S NEURI
Manajemen produksi dan operasi merupakan penerapan ilmu PEE
manajemen untuk mengatur kegiatan produksi atau operasi agar D)
dapat dilakukan secara efisien. Mekanisme atau system A
L
manajemen operasi masing-masing perusahaan berbeda, namun
E
yang pasti ada proses mengubah bentuk fisik, atau memindahkan DUCATIO
(transportasi), menyimpan, memeriksa dan meminjamkan.
N DEVE
L
OP
ME
NT
Rancangan Usaha Agribisnis Brawijaya University 2012
Menurut Downey dan Erickson (1992), pada agribisnis, prinsip manajemen
produksi terbukti telah bermanfaat dalam memperbaiki metode pengumpulan,
penyortiran dan pengelompokan mutu, pemrosesan dan pabrikasi, pengepakan serta
pengiriman produk pertanian.
Didalam suatu unit usaha dikenal adanya berbagai macam fungsi yang saling
berkaitan antara yang satu dengan lainnya, diantaranya terdapat tiga fungsi pokok yang
selalu dijumpai yaitu :
1. Pemasaran (marketing) yang merupakan ujung tombak dari unit usaha, sebab
bagian ini langsung berkaitan dengan konsumen. Keterkaitan ini dimulai dari
identifikasi kebutuhan konsumen (jenis dan jumlahnya) maupun pelayanan dan
pengantaran produk ketangan konsumen.
2. Keuangan (finance) yang bertanggung jawab atas perolehan dana guna
pembiayaan aktivitas unit usaha serta pengelolaan dana secara ekonomis
sehingga kelangsungan dan perkembangan unit usaha dapat dipertahankan.
3. Produksi (operasi) yang merupakan penghasil dari produk atau jasa yang akan
dipasarkan kepada konsumen.
2.2 SISTEM PRODUKSI
Pada masa lalu pengertian produksi hanya dikaitkan dengan unit usaha
fabrikasi yaitu yang menghasilkan barang – barang nyata seperti mobil, perabot,
semen dsb, namun pengertian produksi pada saat ini menjadi semakin meluas.
Produksi sering diartikan sebagai aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan
nilai masukan (input) menjadi keluaran (output). Dengan demikian maka kegiatan
usaha jasa seperti dijumpai pada perusahaan angkutan, asuransi, bank, pos,
telekomunikasi, dsb menjalankan juga kegiatan produksi. Secara skematis sistem
produksi dapat digambarkan sbb:
Gambar 1. Skema Sistem Produksi
Ada sekurang–kurangnya 4 perbedaan pokok antara usaha jasa dan usaha
pabrikasi, yaitu :
a. Dalam unit usaha pabrikasi keluarannya merupakan barang real sehingga
produktivitasnya akan lebih mudah diukur bila dibandingkan dengan unit usaha
jasa yang keluarannya berupa pelayanan
b. Kualitas produk yang dihasilkan dari usaha pabrikasi lebih mudah ditentukan
standarnya
c. Kontak langsung dengan konsumen tidak selalu terjadi pada usaha pabrikasi
sedangkan pada usaha jasa kontak langsung dengan konsumen merupakan
suatu yang tidak dapat dielakkan
d. Tidak akan dijumpai adanya persediaan akhir di dalam usaha jasa sedang dalam
usaha pabrikasi adanya persediaan sesuatu yang sulit dihindarkan.
Page 2 of 7
Rancangan Usaha Agribisnis Brawijaya University 2012
2.3 RUANG LINGKUP MANAJEMEN PRODUKSI DAN
OPERASI
Menurut Zulian Yamit (2003) Karakteristik dari sistem manajemen operasi adalah :
1. Mempunyai tujuan, yaitu menghasilkan barang dan jasa
2. Mempunyai kegiatan, yaitu proses transformasi
3. Adanya mekanisme yang mengendalikan pengoperasian
Ada tiga aspek yang saling berkaitan dalam ruang lingkup manajemen operasi,
yaitu:
1. Aspek struktural yaitu aspek yang memperlihatkan konfigurasi komponen yang
membangun sistem manajemen operasi dan interaksinya satu sama lain.
2. Aspek fungsional yaitu aspek yang berkaitan dengan manajemen dan organisasi
komponen struktural maupun interaksinya mulai dari perencanaan, penerapan,
pengendalian maupun perbaikan agar diperoleh kinerja optimum.
3. Aspek lingkungan memberikan dimensi lain pada sistem manajemen operasi
yang berupa pentingnya memperhatikan perkembangan dan kecenderungan
yang terjadi di luar sistem.
Ruang lingkup manajemen operasi berkaitan dengan pengoperasian sistem operasi,
pemilihan serta penyiapan sistem operasi yang meliputi keputusan tentang :
(1) Perencanaan output
(2) Desain proses transformasi
(3) Perencanaan kapasitas
(4) Perencanaan bangunan pabrik
(5) Perencanaan tata letak fasilitas
(6) Desain aliran kerja
(7) Manajemen persediaan
(8) Manajemen proyek
(9) Skeduling
(10) Pengendalian kualitas
(11) Keandalan kualitas dan pemeliharaan
2.4 PERANAN MANAJER OPERASI
Manajemen Produksi dan Operasi menawarkan kesempatan profesi sebagai contoh :
direktur operasi, direktur pabrik, manajer operasi, manajer pengawasan produk,
manajer lapang, asisten manajer, dan lain sebagainya. Beberapa tugas yang harus
dilakukan oleh Manajer Operasi adalah :
a. Menentukan dan mengatur letak lahan pertanian dengan letak pabrik
penanganan pasca panen
b. Menentukan dan mengatur letak gudang persediaan dan mesin yang efisien agar
tidak menyita waktu dalam gerakan
c. Melakukan pemeliharaan peralatan di lahan pertanian dan pabrik agar menjamin
keandalan dan kontinuitas operasi
d. Mengurangi bagian produk yang rusak atau memperbaiki proses produksi untuk
menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya yang rendah
e. Menentukan input yang akan dibuat atau dibeli
f. Menentukan atau memperbaiki jadwal kegiatan usahatani atau kegiatan proses
produksi pasca panen
g. Mengevaluasi biaya tenaga kerja jika ada penambahan tenaga kerja baik di
lapang maupun di kantor
h. Mengurangi jika memungkinkan menghapuskan pemborosan
i. Memperpendek waktu persiapan untuk mengurangi waktu proses dll
Page 3 of 7
Rancangan Usaha Agribisnis Brawijaya University 2012
Kegiatan yang demikian banyaknya, maka peran dari manajer operasional sangatlah
strategis dalam menciptakan sistem produksi yang ampuh untuk membuat produk
secara efisien.
2.5 PERENCANAAN PROSES PRODUKSI
Strategi proses dalam manajemen operasional disebut juga sebagai strategi
transformasi faktor inputs menjadi outputs. Strategi ini dimaksudkan untuk dapat
memproduksi barang dan jasa yang sesuai dengan keinginan konsumen yang selalu
berubah-ubah, dilakukan dengan sistem transformasi yang efektif dan efisien.
Manajer operasional bertugas menyusun strategi proses untuk dapat mencapai
sasaran operasional dan organisasi/perusahaan (Tampubolon, 2004)
Di dalam sistem operasional dikenal ada 4 strategi proses yaitu :
1. Proses produksi yang terputus-putus (intermitten process)
Merupakan kegiatan operasional yang mempergunakan peralatan produksi yang
disusun/diatur sedemikian rupa yang dimanfaatkan secara fleksibel
(multipurpose) untuk menghasilkan berbagai produk atau jasa. Contoh : di
bidang pelayanan yaitu : Restoran Chinesse Foods menyiapakan makanan
sesuai pesanan pelanggan yang dikerjakan oleh juru masak. Umumnya proses
intermitten merupakan sistem operasional yang tidak terstandarisir, hanya
berdasarkan keinginan pelanggan pada saat dilakukan pemesanan.
2. Proses produksi yang kontinu (continous process)
Merupakan proses produksi yang mempergunakan peralatan produksi yang
disusun dan diatur dengan memperhatikan urutan kegiatan dalam
menghasilkan produk atau jasa, serta arus bahan di dalam proses telah
terstandarisasi. Contoh : minuman Teh Botol merupakan produk yang
terstandarisasi.
3. Proses produksi yang berulang-ulang (repetitive process)
Merupakan proses produksi yang menggabungkan fungsi intermitten process
dan continous process. Tetapi proses ini mempergunakan bagian dan bahan
komponen yang berbagai jenis diantara proses yang kontinu. Contoh : dalam
usaha jasa, restoran besar melayani banyak pelanggan dengan beragam menu.
4. Produksi massa (mass customization)
Merupakan proses produksi yang menggabungkan fungsi intermitten process,
continous process serta repetitive process yang menggunakan berbagai
komponen bahan, teknik skedul produksi dan mengutamakan kecepatan
pelayanan.
3. MANAJEMEN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS
3.1 PERENCANAAN PRODUKSI
Seperti di bidang manajemen lainnya, manajemen produksi memerlukan
perencanaan yang cermat. Faktor pertimbangan yang terlibat antara lain : lokasi
fasilitas, ukuran pabrik, tata letak, pembelian, persediaan dan pengendalian
produksi. Sedangkan menurut Yamit (2003), perencanaan kapasitas produksi
adalah jumlah maksimum output yang dapat diproduksi dalam satuan waktu
tertentu. Contoh: pabrik pupuk mempunyai kapasitas 100.000 kg sekali produksi
Kapasitas produksi dikaitkan dengan kapasitas sumber daya yang dimiliki
seperti:
• Kapasitas tenaga kerja
• Kapasitas mesin
• Kapasitas bahan baku Page 4 of 7
no reviews yet
Please Login to review.