Authentication
193x Tipe DOCX Ukuran file 1.03 MB Source: eprints.binadarma.ac.id
Implementasi Konsep Kewirausahaan sosial Sebagai Model Pembelajaran di Perguruan Tinggi Oleh : Dedi Rianto Rahadi ¹ dan Zanial ² ¹ Dedi1968@yahoo.com ² zanial@gmail.com Universitas Bina Darma, Palembang ABSTRACT Unemployment and poverty part of the social problems in Indonesia. Social Entrepreneurship is one of the ideal solutions through educational activities directed and continuous. These activities are expected to reduce the number of unemployment and poverty. Application of Social Entrepreneur can know the social problems and empower entrepreneurship for social change. especially in the areas of welfare, health and education. Social Entrepreneurship can provide socioeconomic change in favor of the people and provide new opportunities for the community in general. The formulation of the problem is how to implement the concept of social entrepreneurship as a model of learning in colleges ? . The study design was a multiple case study. Methods of data collection using a combination of approaches (triangulation) which include : surveys , observations , field studies , focus group discussions , Participatory rural appraisals and action research . The results indicate the implementation of social entrepreneurship can be implemented by involving all the academic elements include faculty, students and the rector and manifested in the form of institutions . The agency was named Business Development Center and Social Entrepreneurship (P2BKS) . P2BKS will be the agency that will coordinate the business activities of students through the leading business planning. Suggestions for universities to provide guidance to students who have a business potential and contribute to the surrounding community. Keywords : Social Entrepreneurship , Social Entrepreneurs , social entrepreneurship model 1. Latar Belakang kewirausahaan sosial bukan profit semata, melainkan juga dampak positif bagi Dalam beberapa tahun terakhir, kewirausahaan masyarakat. Implementasi model pembelajaran sosial tengah berkembang pesat di dunia, pada kewirausahaan sosial di kota Palembang termasuk di Indonesia. Kewirausahaan sosial sudah merupakan suatu kebutuhan. Pihak merupakan sebuah konsep baru dalam dunia perguruan tinggi sudah seharusnya bisnis yang menitikberatkan pada menciptakan wiraswasta-wirastasta muda pemberdayaan masyarakat untuk memecahkan berbasis sosial dikalangan civitas akademika, berbagai permasalahan sosial, seperti mulai dari dari dosen dan mahasiswa. Model kemisikinan, kerusakan lingkungan dan lain pembelajaran dibentuk untuk menciptakan sebagainya. Dua prinsip utama dalam wirausaha yang handal dan mampu kewirausahaan sosial adalah (1) ada inovasi memberikan perubahan pada masyarakat sosial yang bisa mengubah sistem yang ada di sekitarnya. Palembang menjadi salah satu dari masyarakat, serta (2) adanya individu yang sembilan kabupaten/kota di Sumsel yang bervisi dan kreatif. Berbeda dengan memiliki persentase penduduk miskin di atas kewirausahaan bisnis, hasil yang ingin dicapai angka nasional. Pada 2013, jumlah penduduk miskin di Palembang mencapai 14,13% dari untuk menjelaskan serta membuat pemikiran- total penduduk 1,63 juta jiwa. Untuk Sumsel pemikiran baru ( Karen Braun,2009). sendiri tercatat 14,24%. Sementara angka rata-rata nasional hanya 11,3%. Walaupun 2.1. Model Kewirausahaan Sosial angka tersebut menunjukkan penurunan Kewirausahaan sosial (social entrepeneurship) dibandingkan 2011, yakni 14,14% dengan total menjadi bahasan menarik pada beberapa tahun penduduk 1,48 juta jiwa, dia mengingatkan, belakanngan ini. Kewirausahaan sosial penurunan itu tidak signifikan. Sebab, menjadi penyeimbang bagi kewirausahaan penurunan hanya 0,1% dengan rasio penduduk tradisonal komersial yang semata-mata hanya dan rata-rata nasional yang terus meningkat. mengejar keuntungan tanpa memperhatikan “Sampai saat ini (Kota Palembang) masuk keadaan masyarakat dan lingkungan. dalam range tingkat kemiskinan (Koran Sindo, Kewirausahaan sosial (social 17 April 2014). Tujuan penelitian untuk entrepreneurship) dapat dikatakan sebagai seni mengimplementasikan konsep kewirausahaan untuk menciptakan bisnis sosial yang sosial sebagai model pembelajaran di bertanggung jawab yang bertujuan bukan perguruan tinggi. Berdasarkan identifikasi hanya untuk menghasilkan keuntungan semata masalah dapat perumusan masalah yaitu akan tetapi juga berusaha memecahkan bagaimana mengimplementasikan konsep berbagai permasalahan sosial dan lingkungan. kewirausahaan sosial sebagai model Pengusaha sosial biasanya memulai pembelajaran di perguruan tinggi khususnya di menjalankan usahanya dengan konsep “triple kota Palembang ? Desain penelitian adalah bottom line” . Triple bottom line mengacu multiple case study. Metode pengumpulan data kepada 3 aspek yang sangat penting yaitu menggunakan pendekatan kombinasi aspek manusia, aspek keuntungan dan aspek (triangulation) yang meliputi: survey, lingkungan. Hal ini mengidentifikasikan observasi, field study, focus group discussion, bahwa dalam kewirausahaan sosial, harus PRA (Participatory rural appraisal) dan dapat berjalan secara finansial, sosial dan action Research. lingkungan bertanggung jawab. Pengusaha sosial (social entrepreneur) atau 2. Kajian Pustaka disebut dengan wirausaha sosial dapat disebut Wirausaha sosial melihat masalah sebagai sebagai individu yang visioner yang mampu peluang untuk membentuk sebuah model memberikan solusi kreatif untuk memecahkan bisnis baru yang bermanfaat bagi beberapa permasalahan sosial yang terjadi di pemberdayaan masyarakat sekitar (Karen sekitar kita. Mereka memiliki kemampuan Braun, 2009). Hasil yang ingin dicapai bukan untuk mengidentifikasi masalah, keuntungan materi atau kepuasan pelanggan, mengembangkan cara untuk mengubah sistem, melainkan bagaimana gagasan yang diajukan dan menyebarluaskan gagasannya sehingga dapat memberikan dampak baik bagi dapat menggerakkan seluruh masyarakat untuk masyarakat (A.B. Susanto. 2007). wirausaha bekerja sama mengatasi berbagai sosial seperti seseorang yang sedang permasalahan yang dihadapi. menabung dalam jangka panjang karena usaha mereka memerlukan waktu dan proses yang 2.2. Kewirausahaan Sosial Di Indonesia lama untuk dapat terlihat hasilnya (Roger.L . Kewirausahaan sosial harus dimulai dari Martin & Sally Osberg, 2007 ) individu yang memiliki jiwa pengabdian dan Wirausaha sosial menjadi fenomena sangat mau berkorban bagi kepentingan orang lain menarik saat ini karena perbedaan- dan akan lebih lengkap lagi apabila individu perbedaannya dengan wirausaha tradisional tersebut memiliki naluri bisnis yang hebat. yang hanya fokus terhadap keuntungan materi Banyak orang yang memilki naluri bisnis dan kepuasan pelanggan (John Elkington & bagus tetapi tidak mau membagikan untuk Pamela Hartigan, 2008), serta signifikansinya kepentingan masyarakat luas, jadilah terhadap kehidupan masyarakat. Kajian pengusaha sukses yang berorientasi profit. mengenai kewirausahaan sosial melibatkan Apabila dari satu juta penduduk sudah ada 10 berbagai ilmu pengetahuan dalam orang yang berjiwa social entrepreneurship pengembangan serta praktiknya di lapangan.. saja maka saya yakin kemiskinan di Indonesia Lintas ilmu pengetahuan yang diadopsi kajian akan lebih cepat teratasi, sayang melahirkan kewirausahaan sosial merupakan hal penting seorang wirausahawan bukan perkara mudah meskipun di banyak perguruan tinggi sudah diajarkan tentang kewirausahaan. Apabila Model pembelajaran kewirausahaan pelajaran agama di sekolah-sekolah sudah yang digunakan masih bersifat teoritis menekankan pada penghayatan iman yang yang bercirikan teacher centered lebih menghargai dan mencintai kehidupan learning sehingga obyektif saya yakin nilai dasar keimanan yang benar pembelajaran yang tercapai hanyalah tersebut akan dapat membantu munculnya aspek kognitif, sedangkan aspek wirausahawan sosial yang handal. Kita tidak afektif dan psikomotorik belum menghendaki jumlah wirausahawan banyak tercapai. Bertitik tolak dari masalah tetapi yang kita kehendaki wirausaha sosial tersebut, maka model pembelajaran yang kreaktif dan inovatif yang mau bekerja kewirausahaan harus disesuaikan untuk mensejahterakan orang lain. Ada menjadi model pembelajaran yang beberapa contoh wirausaha sosial yang bercirikan student centered learning, berhasil di Indonesia (Swa,17 Feb 10): yaitu model pembelajaran 1) Baitul Maal Wat-Tamwill yang didirikan kewirausahaan berbasis portofolio, oleh Amin Azis di Jakarta tahun 1995 dan dimana model pembelajaran ini sampai akhir tahun 2009 telah berdiri menggunakan pendekatan siswa aktif, sekitar 500 BMT. multi metode pengajaran dan multi 2) Emily Sutanto dengan PT Bloom Agro sumber pembelajaran. Model membina 2.300 petani yang tergabung pembelajaran untuk dalam 28 kelompok tani yang menginternalisasikan jiwa menghasilkan pangan organik di kewirausahaan dengan indikator tasikmalaya, pada tahun 2009 telah berhasil dikembangkan berdasarkan eksport 19 ton beras organik ke Amerika pendekatan filosofis progresivisme Serikat. menekan-kan pada pentingnya 3) Koperasi peternak Bandung Selatan berdiri melayani perbedaan individual, tahun 1969, sekarang ini telah memiliki berpusat pada peserta didik, variasi 5.285 peternak sapi dari tiga kecamatan pengalaman belajar dan proses. dan telah berkembang dengan 7 unit usaha Progresivisme merupakan landasan yang salah satunya bank perkreditan rakyat. bagi pengem-bangan belajar peserta Masih banyak contoh-contoh didik aktif. organisasi sosial lain yang bergerak di bidang bisnis yang berorientasi bukan 3. Hasil dan Pembahasan pada profit semata-mata tetapi lebih pada pengentasan kemiskinan atau 3.1. Hasil Penelitian mensejahterakan anggota organisasi Model pembelajaran tersebut. Peran individu sebagai kewirausahaan sosial inisiator dan motivator untuk diimplementasikan pada perguruan menumbuh kembangkan tinggi swasta di kota Palembang. kewirausahaan sosial menjadi jawaban Karena keterbatasan waktu dan biaya, penting untuk mengentaskan maka ditetapkan satu PTS dengan kemiskinan di Indonesia yang kaya kriteria belum memiliki lembaga akan sumber daya alam ini. Kearifan kewirausahaan dan ada materi kuliah lokal orang Jawa khususnya serta kewirausahaan, ada persetujuan dari bangsa Indonesia pada umumnya pihak rektorat untuk tercermin pada sifat bangsa Indonesia mengimpletasikan kegiatan yang senang gotong royong “Holobis kewirausahaan sosial dan ada Kuntul baris” dapat dipakai untuk keinginan dari civitas akademika alasan mendirikan koperasi asal ada untuk membantu masyarakat kususnya orang yang jujur, kreaktif dan mau disekitar kampus. Kegiatan diawali berbakti untuk menjadi pemimpin dan dengan kesediaan pihak PTS untuk memiliki semangat pejuang untuk melaksanakan kewirausahaan sosial memajukan desa. dengan terlebih dahulu mengirimkan surat kesediaan dari peneliti. 2.3. Model Pembelajaran Komitmen dan persetujuan dilakukan secara tertulis oleh PTS bersedia Lembaga tersebut dilengkapi dengan dijadikan tempat untuk struktur organisasi yang akan mengimplementasikan hasil mendukung kegiatan kewirausahaan penelitian. Langkah berikutnya sosial. Struktur organisasi dapat dibuatkan lembaga formal diberi nama dijelaskan sebagai berikut : Pusat Pengembangan Bisnis Dan Kewirausahaan Sosial (P2BKS). Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Pengembangan Bisnis Dan Kewirausahaan Sosial (P2BKS) Setelah dibentuknya P2BKS dan langsung pada praktisi maupun contoh-contoh menempatkan orang-orang yang akan pengusaha sosial yang berhasil. Hasil pelatihan membantu kegiatan pada lembaga tersebut. tersebut menunjukkan ada keinginan yang kuat Selanjutnya dilakukan pelatihan dan dari civitas akademika untuk menjalankan pendampingan dengan materi topik P2BKS dengan baik. Keinginan untuk kewirausahaan sosial kepada dosen dan membantu dan peduli kepada masyarakat serta mahasiswa. Materi diberikan selama tiga kali menumbuhkan jiwa sosial menjadi dasarkan pertemuan dengan pendekatan model bagi civitas akademika untuk tetap komitmen pembelajaran yang mengedepankan keaktifkan dalam menjalankan kewirausahaan sosial. peserta. Materi disampaikan secara praktis
no reviews yet
Please Login to review.