Authentication
331x Tipe DOCX Ukuran file 0.02 MB Source: dosen.stikesdhb.ac.id
BAB IV
KEPERAWATAN SEBAGAI ILMU
A. TEORI KEPERAWATAN
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau
definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala
atau fenomena –fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara
konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan,
meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji,
diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian. Teori dapat
dikembangkan melalui dua metode dasar, yaitu metode induktif dan metode
deduktif.
Jenis teori :
1. Scientific theory : merupakan metode yang valid dan reliabel, diuji
berulang kali melalui riset, generalisasi empiris
2. Substantive theory : menjelaskan fenomena penting suatu disiplin ilmu,
dikembangkan oleh disiplin ilmu lain, beberapa pernyataan telah diuji
3. Tentative theory, baru diusulkan, sedikit atau belum diuji coba, belum
banyak dikritik oleh disiplin ilmu tersebut
Teori Keperawatan
Teori keperawatan didefinisikan oleh Stevens (1981) sebagai usaha
untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan.
Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin
ilmu lainnya dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan
memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan keperawatan yang dilakukan.
35
B. PENGERTIAN KONSEP, TEORI, KERANGKA KONSEP
KEPERAWATAN
1. Konsep
Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu
objek, benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalam dan
persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan. Kumpulan
beberapa konsep ke dalam suatu kerangka yang dapat dipahami
membentuk suatu model atau kerangka konsep. Konsep dapat
dianalogikan sebagai batu bata dan papan untuk membangun sebuah
rumah dimana rumah yang dibangun diibaratkan sebagai kerangka
konsep. Kumpulan beberapa konsep ke dalam suatu kerangka yang dapat
dipahami membentuk suatu model atau kerangka konsep.
Konsep dapat dianalogikan sebagai batu bata dan papan untuk
membangun sebuah rumah dimana rumah yang dibangun diibaratkan
sebagai kerangka konsep.
Jenis konsep :
1. Empirical concept : observable concept : konsep yang dapat diamati
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya meja, kursi
2. Inferential concept : non observable concept : konsep yang sulit
diamati dalam kehidupan sehari-hari, contoh tekanan darah
3. Abstract concept
2. Teori
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangkan
konsep, atau defenisi yang memberikan suatu pandangan sistematis
terhadap gejala-gejala atau fenomena-fenoma dengan menentukan
hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk
menguraikan, menerangkan, meramalkan, dan atau mengendalikan suatu
fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu
36
pedoman dalam penelitian. Teori dapat dikembangkan melalui dua
metode dasar yaitu metode induktif dan deduktif.
Teori keperawatan menggunakan kedua metode ini. Proses adalah
fase kerja dari suatu kerangkan konsep atau suatu teori. Dalam hal ini
berlangsung secara sistematis, bertahap dan terus menerus untuk mencapai
suatu tujuan. Proses keperawatan adalah contoh aplikasi kerangka konsep
dan teori keperawat
3. Model konsep
Model Konsep adalah rangkaian konstruksi yang sangat abstrak
dan berkaitan yang menjelaskan secara luas fenomena-fenomena,
mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah
Model konsep keperawatan berfungsi untuk :
1. Mengklarifikasi ide/pola pikir tentang keperawatan dan kaitannya
dengan praktek keperawatan
2. Meningkatkan pola pikir kreatif perawat untuk membantu
mengembangkan profesi
3. Memberi arahan bagi pelayanan klien
4. Memberi corak/warna pada pelayanan yang diberikan
C. PARADIGMA KEPERAWATAN
Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi
keperawatan untuk melihat suatu kondisi dan fenomena yang terkait secara
langsung dengan aktifitas yang terjadi dalam profesi tersebut.
Sesuai hasil konsorsium keperawatan disepakati definisi dari masing-masing
fenomena seperti tersebut di atas, adalah :
1. Manusia
37
Manusia adalah penerima askep terdiri dari individu, keluarga,
kelompok & masyarakat. Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio
kultural dan spiritual yang utuh dan unik, mandiri, dinamis, rasional dan
berkemampuan beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, agar
dapat bertahan hidup dan berkembang. Manusia berinteraksi dengan
lingkungan.
Sebagai sistem terbuka sepanjang siklus kehidupan mulai dari
konsepsi, masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan lanjut usia dalam
lingkungan keluarga, kelompok dan komunitas. Manusia menggunakan
persepsinya dalam proses interaksi dengan lingkungan, sebagai makhluk
yang mandiri, dinamis, rasional dan mampu beradaptasi.
Manusia dengan pengalamannya membuat keputusan yang rasional
dan berupaya menolong dirinya sendiri dan orang lain dengan bertindak
mandiri untuk memenuhi kebutuhannya melalui belajar, menggali serta
menggerakkan semua sumber yang tersedia dan terjangkau untuk
mencapai keadaan sehat dan sejahtera seoptimal mungkin.
Manusia memperoleh pengalaman baru melalui interaksinya
dengan lingkungan dan membentuk suatu pola tumbuh kembang yang
unik, serta dengan pengalamannya sendiri sepanjang siklus kehidupan,
manusia membentuk pola berfikir, keyakinan dan perilaku berupa nilai
dan budaya.
2. Lingkungan
Lingkungan adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh luar
yang mempengaruhi kehidupan dan perekembangan suatu organisme.
Mencakup benda hidup dan benda mati yang terdapat di sekitar manusia.
Komponen internal seperti : faktor genetik, struktur anatomis, fisiologis,
psikologis, nilai, keyakinan serta faktor internal lain yang potensial
mempengaruhi perubahan sistem manusia.Faktor eksternal terdiri dari :
38
no reviews yet
Please Login to review.