jagomart
digital resources
picture1_Dampak Globalisasi Id 27587 | Globalisasi


 274x       Tipe DOC       Ukuran file 0.76 MB       Source: staff.ui.ac.id


Dampak Globalisasi Id 27587 | Globalisasi

icon picture DOC Word DOC | Diposting 03 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                 DAMPAK  GLOBALISASI DI NEGARA KEPULAUAN TROPIKA (*)
                         Oleh : Djoko Harmantyo (**)
                       Email :djokoharmantyo@yahoo.com
                              Abstrak 
          Globalisasi adalah suatu aktifitas, keputusan, atau kejadian yang terjadi di satu tempat di
          permukaan bumi yang secara signifikan menimbulkan dampak terhadap komunitas di permukaan
          bumi lainnya,  Globalisasi   tidak   sama   dengan   internasionalisasi.   Proses   globalisasi   tidak
          berdampak seragam secara spasial karena setiap Negara atau region atau daerah lokal tertentu
          memiliki karakteristik tersendiri. Oleh karena itu proses globalisasi akan menghasilkan daya tolak
          dalam bentuk proses regionalisasi atau lokalisasi.
          Indonesia, sebagai Negara kepulauan terbesar dari 86 negara kepulauan di dunia, yang terletak
          di daerah tropika, dikenal memiliki keanekaragaman yang tinggi baik hayati maupun non hayati,
          Hal ini yang menarik untuk dilakukan studi, secara teoritis eksploratif, untuk menemukan bentuk
          bagaimana sebenarnya fenomena geografis dampak globalisasi yang melanda Indonesia
          sebagai Negara kepulauan tropika.
          Kata kunci : globalisasi, lokalisasi, perspektif geografi.
          PENDAHULUAN
                   Dalam pandangan geograf, paling tidak ada empat fenomena global yang melanda dunia
          dewasa ini yaitu fenomena yang berkaitan dengan perbatasan antar Negara, ketimpangan
          ekonomi Negara Negara di dunia, globalisasi dan kecenderungan penyebaran penyakit secara
          global (Haggett, 2001). Hasil kajian pada beberapa kasus di Indonesia, ke empat fenomena
          tersebut telah dan sedang terjadi di Indonesia, dan akan cenderung semakin intensif di masa
          datang (Harmantyo, 2006). Hal menarik dari hasil studi tersebut dapat memperkaya wawasan
          geograf Indonesia dalam melihat berbagai fenomena yang sedang berlangsung baik dalam
          tataran   nasional,   regional   maupun   internasional.   Berbagai   fenomena   geografis   tersebut
          memberikan indikasi adanya kecenderungan kehidupan manusia sedang menuju kepada satu
          tatanan global berlandaskan berbagai keragaman yang ada. Unity in diversity. 
                   Kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di bidang teknologi mampu mengubah tatanan
          kehidupan manusia. Perkembangan teknologi transportasi membuat jarak tempuh semakin
          dekat. Pada awal kemerdekaan Indonesia, waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak dari
          Sabang hingga Merauke masih dalam satuan mingguan atau bahkan bulanan, saat ini hanya
          dibutuhkan waktu beberapa jam. Kita dapat mengelilingi bumi sepanjang 41.000 km hanya dalam
          waktu kurang dari dua hari. Perkembangan teknologi transportasi telah mampu menekan biaya
          distribusi barang import maupun eksport sehingga tingkat harga konsumen semakin rendah yang
          pada   gilirannya   mampu   meningkatkan   jumlah   penjualannya   serta   meningkatkan   jumlah
          keuntungan perusahaan. 
               Seiring dengan perkembangan teknologi transportasi, teknologi telekomunikasi dan komputasi
          juga berkembang secara lebih pesat. Perkembangan teknologi informasi ini mampu menekan
          kebutuhan penggunaan sarana transportasi karena dalam beberapa hal dapat dilakuikan melalui
          komunikasi teleconference via internet. Saat ini suatu keputusan penting dapat diambil secara
          “real-time”  dengan dukungan sistem pengambilan keputusan berbasis jaringan komputer. Sistem
          on-line mampu membuktikan bahwa dunia saat ini memang tanpa batas (borderless). 
          (*) Makalah disampaikan pada Seminar Nasional, Pertemuan Ilmiah Tahunan dan Kongres Ikatan
          Geograf Indonesia (IGI) di Universitas Indonesia tgl.14-15 September 2006.
          (**) Staf Pengajar Departemen Geografi FMIPA Universitas Indonesia.
                                      Jika demikian fenomenanya, bagaimana dengan ilmu geografi yang memiliki beragam konsep
                                 dan teori keruangan (spatial theory), apakah akan tereliminasi? Apakah “the end of geography”
                                 sedang berlangsung?  Bagi para geograf, pertanyaan tersebut merupakan tantangan yang harus
                                 dihadapi. Oleh sebab itu, berlangsungnya proses divergensi dan konvergensi perkembangan
                                 ilmu pengetahuan yang terjadi dewasa ini, termasuk teknologi, perlu terus menerus diikuti
                                 sebagai bagian pengkayaan bidang ilmu Geografi.
                                          Studi ini merupakan bagian dari upaya untuk mengetahui “wilayah abu abu” interrelasi
                                 perkembangan disiplin ilmu lain seperti ekonomi, ekologi, sosial budaya dan teknologi, secara
                                 konseptual teoritis, terutama untuk mengetahui interaksinya dalam dimensi keruangan dalam
                                 konteks issue globalisasi di Negara kepulauan tropika.
                                 APRESIASI KONSEP GLOBALISASI
                                      Dalam bahasan selanjutnya, pengertian globalisasi akan ditinjau dari perspektif geografi. Hal
                                 ini sekedar untuk menghindari debat panjang yang barangkali tidak akan dapat diselesaikan pada
                                 tulisan singkat ini. Batasan tersebut sekaligus untuk dapat menghasilkan hasil studi yang lebih
                                 komperhensif tentang informasi dampak globalisasi yang sedang melanda Negara kepulauan
                                 tropika, Indonesia.
                                          Istilah globalisasi dalam konsep kultural mulai diperkenalkan pada tahun 1960-an oleh
                                 Marshall McLuhan melalui istilah “global village” (Haggett, 2001 p.589). Hasil observasinya
                                 menunjukkan bahwa perkembangan teknologi komunikasi berdampak pada kehidupan sosial
                                 budaya masyarakat pedesaan. Teknologi komunikasi   mampu  mempersingkat waktu  dan
                                 memperpendek jarak interaksi penduduk dalam melakukan aktiftitas ekonomi, sosial budaya,
                                 politik pada tataran global. Sekedar contoh, masyarakat di pedesaan saat ini sudah terbiasa
                                 dengan minuman coca cola yang pada awalnya hanya dinikmati oleh masyarakat kota besar.
                                      Ciri globalisasi dalam perspektif geografi dapat digolongkan atas dua bentuk yaitu, pertama,
                                 fenomena semakin luasnya wilayah pengaruh suatu peristiwa, aktifitas atau keputusan, dan ke
                                 dua, fenomena semakin intensifnya proses yang berlangsung dalam suatu wilayah pengaruh.
                                 Interaksi manusia dan lingkungan dapat terjadi dalam empat tingkatan yaitu, pertama, pada
                                 tingkatan lokal hanya terjadi interaksi manusia dan lingkungannya, ke dua, pada tingkatan
                                 regional terjadi pertukaran antar regional (interregional relationship), ke tiga, pada tingkatan
                                 globalisasi terjadi pertukaran global, dan ke empat, pada tingkatan global terjadi hubungan
                                 manusia dan lingkungan secara global. 
                                           Ada   perdebatan   yang   menarik   dalam   konteks   globalisasi   yaitu   munculnya   istilah
                                 internasionalisasi. Fenomena perkembangan kehidupan ekonomi yang didasarkan pada prinsip
                                 ekspansi modal (kapitalisasi) menurut teori imperalisme Lenin, membentuk jaringan multi
                                 nasional seperti yang terjadi saat ini. Meluasnya jaringan multinasional tersebut berkembang
                                 menerobos batas antar Negara lebih menunjukkan pola perkembangan aktifitas ekonomi
                                 (internasionalisasi) dan bukan ciri globalisasi dalam perspektif geografi. 
                                      Dalam kenyataannya, perubahan global tersebut tidak menghasilkan bentuk yang seragam di
                                 berbagai Negara. Masing masing Negara, region atau daerah lokal tertentu memiliki cara
                                 tersendiri dalam menghadapi perubahan global sesuai karakteristik wilayahnya. Perbedaan
                                 kondisi sosio-kultural penduduk lokal akan menghasilkan wilayah dampak globalisasi yang
                                 berbeda. Kekuatan lokal tersebut yang kemudian melahirkan konsep lokalisasi dan regionalisasi
                                 sebagai reaksi terhadap konsep globalisasi.
                                        Globalisasi, seperti telah diuraikan sebelumnya, merupakan suatu aktiftas, keputusan atau
                                 kejadian di satu tempat di muka bumi yang berdampak nyata pada kehidupan manusia di bagian
                                 bumi lainnya. Globalisasi menghasilkan berbagai gejala keruangan seperti “hilangnya ruang
                                 geografis”, perubahan ruang geoekonomi, berkembangnya kota berdimensi global, munculnya
                                 issue lingkungan global.
                                 FENOMENA GLOBALISASI
                                      Indonesia, sebagai Negara kepulauan tropika memiliki karakteristik unik yaitu beriklim hujan
                                 hutan tropis   memperoleh   sinar   matahari   sepanjang   tahun   dan   oleh   karena   itu   memiliki
                                 keanekaragaman flora dan fauna (biodiversity), memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di
          dunia dengan kemajemukan suku bangsa, pola sebaran penduduk yang tidak merata dan
          keragaman kondisi fisik wilayah.
                   Sebagai bagian dari masyarakat dunia, Indonesia yang terdiri dari sekitar 17.000 pulau
          dengan lima pulau terbesar memiliki daratan seluas 1.91 juta km2 dari luas wilayah kedaulatan
          Indonesia sekitar 5.8 juta km2, dua per tiganya terdiri dari laut. Indonesia memiliki 10 negara
          tetangga yang berbatasan langsung (berbatasan darat dengan tiga Negara) yang memiliki peran
          penting dalam konteks pengembangan perekonomian Indonesia bersaing dalam percaturan
          global. Sampai saat ini Indonesia belum memiliki pelabuhan laut skala internasional seperti
          Singapura dalam jalur perdagangan global. Teknologi tansportasi laut saat ini masih merupakan
          tulang punggung utama dalam perdagangan global.
               Berbeda dengan transportasi laut, teknologi transportasi udara memiliki peran sentral dalam
          pertukaran komoditas dagang lainnya yang tidak terkendala dalam berat atau volume. Indonesia
          sudah memiliki  bandara internasional yang merupakan salah satu node dalam jaringan
          penerbangan internasional sehingga mampu untuk bersaing dalam tataran global, walaupun
          masih dalam jumlah yang masih terbatas seperti bandara Polonia Medan, bandara Soekarno-
          Hatta Cengkareng, bandara Hang Nadiem Batam dan bandara Ngurah Rai Denpasar. 
                Walaupun pada awalnya istilah globalisasi dipicu oleh perkembangan teknologi komunikasi,
          konvergensi teknologi komunikasi dan teknologi komputer pada tahun 1990-an menghasilkan
          suatu sistem yang saat ini kita kenal sebagai sistem jaringan komputer luas atau internet.
          Teknologi   informasi   ini   yang   sesungguhnya   menyebabkan   peningkatan   akselerasi   proses
          globalisasi. Proses diseminasi informasi berbagai fenomena geografis secara “nyaris” real-time
          dapat diterima oleh pengguna kapanpun dan di manapun. Perkembangan teknologi informasi
          menuju ke arah peningkatan proses pemampatan ruang dan waktu sehingga, di satu sisi akan
          tampak luasnya wilayah Indonesia bukanlah faktor penghambat dalam melakukan diseminasi
          keputusan atau kebijakan.  Demikian pula, dinamika sosial cultural dapat diketahui dengan cepat
          oleh para pengambil keputusan di pusat, tanpa hambatan ruang geografis.
               Sebagaimana telah diutarakan, perkembangan teknologi informasi sebagai pemicu globalisasi
          mempengaruhi strategi dalam menjalankan roda perekonomian baik dalam tatan lokal, nasional,
          regional maupun global. Merambahnya perusahaan multinasional yang cenderung merata ke
          semua Negara di dunia mengikuti strategi pemasaran yang memiliki pola mendekati pasar.
          Gejala ini diikuti oleh strategi manajemen yang berbentuk distributed system atau dikenal dengan
          desentralisasi. Oleh karena itu dijumpai sebaran toko retail seperti Alfamart atau Indomart sampai
          ke pelosok daerah di Indonesia. Pola sebaran pasar tersebut secara nyata mempengaruhi pola
          belanja penduduk.
                   Di sisi lain, muncul gejala lokalisasi sebagai respon terhadap proses globalisasi. Sekedar
          contoh, merambahnya toko retail tersebut dapat dipandang sebagai cara untuk menghambat laju
          perkembangan bisnis retail skala internasional seperti Carefour atau Giant. Bagaimana hasil
          akhir persaingan ke dua model tersebut akan ditentukan oleh berbagai faktor antara lain
          kebijakan politik Negara, kemampuan sumberdaya manusia, penguasaan teknologi dan yang
          utama adalah kemampuan finansial.
               Dampak globalisasi yang dijumpai dalam konteks lain adalah terjadinya kerusakan lingkungan
          alam seperti meluasnya lahan kritis akibat penebangan hutan untuk industri berskala global,
          pencemaran air dan udara dari pabrik dan kegiatan eksplorasi mineral dan gas oleh perusahaan
          multinasional.   Dampak   akhirnya   adalah   terjadinya   perubahan   iklim   global   dan   hilangnya
          keanekaragaman hayati terutama di daerah tropis seperti Indonesia.
          KESIMPULAN
                 Globalisasi di Negara kepulauan tropika dicirikan antara lain oleh terjadinya kontra proses
          globalisasi dengan proses lokalisasi, peningkatan dinamika sumberdaya lokal berbasis sosio
          cultural,   peningkatan   intensitas   kerusakan   lingkungan   dan   semakin   terbukanya   proses
          konvergensi termasuk paradigma menuju world global society.
                   Indonesia dalam konteks Negara kepulauan tropika memiliki peluang dalam membangun
          masyarakat global melalui kekuatan kemajemukan sosial budaya dan keanekaragaman hayati
          yang menjadi aset unggulan.
          DAFTAR PUSTAKA
          Baiquni,M.2004;”Membangun Pusat-Pusat Di Pinggiran. Otonomi di Negara Kepulauan”. ideas&
                       PKPEK, Yogyakarta.
          De Blij, H.J. 1992; “Geography. Regions and Concepts”.John Wiley and Son Inc.Canada.
          Dwiyanto,A. dkk,2003;”Reformasi. Tata Pemerintahan dan Otonomi Daerah”. Seri Laporan.PSKK
                       UGM Yogyakarta.
          Haggett,P.2001;”Geography. A Global Synthesis”.First Publ.Prentice Hall.England.
          Harmantyo, D.2006;”Ambalat issues. A Preliminary Study on the problem of Indonesia Territorial  
                       Boundary”. Unpublished. Departemen Geografi FMIPA-UI, Depok.
          Haryadi,R.2004;”Kawasan Perbatasan. Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Kawasan
                       Perbatasan Antarnegara dan Indonesia” Bappenas, Jakarta.
          Johnston,R.J et all.2002;”Geographies of Global Change. Remapping the World”. Blackwell Publ.
                       Co. Oxford, UK.
          Tambunan, R.P.2004;”Dampak perkembangan fisik kota terhadap pola tata air ekosistem dataran
                        rendah Jakarta”. Disertasi Program Doktor Ilmu Lingkungan UI. Jakarta.
          Sandy,I.M.1996;”Republik Indonesia. Geografi Regional”.Jurusan Geografi FMIPA-UI, Jakarta.
          Sien,C.L.2003;”Southeast Asia Transformed. A Geography of Change”.ISEAS.Singapore.
          Simon,E.1996;”Distributed Information Systems”.McGraw Hill Co. London.
           
                   Peta Sinoptik Wilayah Indonesia (Bakosurtanal, 2004)
                    
                                     
               
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Dampak globalisasi di negara kepulauan tropika oleh djoko harmantyo email djokoharmantyo yahoo com abstrak adalah suatu aktifitas keputusan atau kejadian yang terjadi satu tempat permukaan bumi secara signifikan menimbulkan terhadap komunitas lainnya tidak sama dengan internasionalisasi proses berdampak seragam spasial karena setiap region daerah lokal tertentu memiliki karakteristik tersendiri itu akan menghasilkan daya tolak dalam bentuk regionalisasi lokalisasi indonesia sebagai terbesar dari dunia terletak dikenal keanekaragaman tinggi baik hayati maupun non hal ini menarik untuk dilakukan studi teoritis eksploratif menemukan bagaimana sebenarnya fenomena geografis melanda kata kunci perspektif geografi pendahuluan pandangan geograf paling ada empat global dewasa yaitu berkaitan perbatasan antar ketimpangan ekonomi dan kecenderungan penyebaran penyakit haggett hasil kajian pada beberapa kasus ke tersebut telah sedang cenderung semakin intensif masa datang dapat memperkaya wawasan m...

no reviews yet
Please Login to review.