Authentication
342x Tipe PDF Ukuran file 0.40 MB Source: repositori.unsil.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kajian Teori
Menurut Sugiyono (2017:81) “teori adalah alur logika atau penalaran,
yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara
sistematis.” Ada beberapa teori-teori yang dilakukan oleh penulis untuk
membahas suatu permasalahan Diantaranya yaitu:
1. Teori Belajar
Menurut Slavin dalam Fathurrohman (2017:1) “belajar adalah perubahan
yang relatif permanen dalam perilaku ataupun potensi perilaku sebagai hasil dari
pengalaman atau latihan yanag diperkuat.” Menurut Rusman (2017:1) “belajar
adalah suatu proses interaksi terhadap semua situasi individu siswa, baik dalam
proses melihat, mengamati, menalar, mencobakan, mengkomunikasikan, dan
memahami sesuatu.” Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu interaksi antar siswa yang dapat menyebabkan perubahan kognitif, afektif
dan psikomotor yang dihasilkan dari suatu pelatihan dan pengalaman. Perubahan
yang terjadi diakibatkan dari hasil belajar dapat terlihat melalui suatu perubahan
dan mempraktikan ajaran yang didapat, maka akan menjadi suatu kebiasaan yang
akan memunculkan jati diri dari individu tertentu. Pada saat belajar setiap siswa
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dalam memproses informasi
sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar. Selain adanya perbedaan
karakteristik siswa ada juga persamaan-persamaan yang bersifat umum seperti
10
11
tujuan, minat dan motivasi dalam belajar, sehingga melahirkan suatu teori belajar
yang efektif dan efesien.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap belajar siswa yaitu, faktor
internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari invidu itu
sendiri, sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar individu seperti jasmani, sikap
dan bakat siswa. Faktor eksternal adalah faktor yang diakibatkan karena adanya
pengaruh dari lingkungan, dan non sosial. Teori-teori dalam psikologi pendidikan
yang mendukung terhadap penelitian ini yaitu teori belajar behavioristik.
Menurut Lefudin (2017:21) “teori behavioristik adalah teori yang
menerapkan prinsip penguatan dari tingkah laku baik itu positif maupun negatif
yang terbentuk dari suatu pengetahuan yang dihasilkan oleh respon.” Teori belajar
behavioristik menurut Gredler dalam Yaumi (2018:48) “teori belajar behavioristik
adalah perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi anatar stimulus dan
respon.” Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar behavioristik merupakan bentuk perubahan yang dialami oleh seseorang
dengan hal kemampuan untuk tingkah laku dengan cara yang baru maka akan
terbentuk suatu psikologis siswa berupa respon baik itu adalah hal yang negatif
ataupun positif, yang dihasilkan dari suatu pengalama dan pengetahuan yang
didapat. Respon yang dimaksud yaitu dilihat dari peserta didik ketika belajar, baik
itu berupa pikiran, perasaan, dan tindakan.
Teori Behavioristik mempunyai beberapa tokoh yang mengembangkannya
yaitu Thorndike, Watson, Hull, dan Skiner. Menurut Thorndike belajar adalah
proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat
12
menstimulus terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain
yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang
dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran,
perasaan, gerakan atau tindakan.
Tokoh selanjutnya yaitu Watson mengemukakan bahwa belajar adalah
proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon tersebut
harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur.
Sedangkan konsep-konsep tentang belajar menurut Skiner mampu mengungguli
para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana
namun lebih komprehensif. Menurut Skiner, hubungan antara stimulus dn respon
terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya yang kemudian akan menimbulkan
perubahan tingkah laku. (Budiningsih, 2005:21)
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai teori ataupun aliran
behavioristik, dapat disimpulkan bahwa teori belajar behavioristik berpengaruh
terhadap masalah belajar, karena belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan untuk
pembentukan hubungan antara stimulus dan respons. Dengan memberikan
rangsangan, siswa akan bereaksi dan menanggapi rangsangan tersebut.
Teori behavioristik menekankan pada kajian ilmiah mengenai berbagai
respon perilaku yang dapat diamati dan penentu lingkungannya. Dapat di
simpulkan bahawa, perilaku memusatkan pada interaksi dengan lingkungannya
yang dapat dilihat dan diukur. Prinsip-prinsip perilaku diterapkan secara luas
untuk membantu orang-orang mengubah perilakunya kepada hal yang lebih baik
King (Nahr, 2010:15).
13
Konsep teori behaviorisme berpengaruh terhadap masalah belajar. Belajar
dapat diartikan sebagai latihan-latihan pembentukan hubungan antara stimulus
dan respon. Hubungan antara stimulus-respon ini akan menimbulkan kebiasaan-
kebiasaan otomatis pada belajar. Jadi, pada dasarnya tingkah laku peserta didik
terdiri dari respon-respon tertentu terhadap stimulus-stimulus yang diberikan.
Menurut para ahli psikologi pendidikan, dalam pendidikan mengenai
konsep behaviorisme berlangsung dengan tiga langkah, yaitu: 1) Tahap akuisisi,
tahap perolehan pengetahuan dimana siswa belajar tentang informasi baru. 2)
Tahap retensi, informasi atau keterampilan baru yang dipelajari dipraktikan
sehingga siswa dapat mengingatnya dalam periode tertentu. 3) Tahap transfer,
seringkali gagasan yang disimpan sulit diingat kembali, kemampuan untuk
mengingat kembali dan menggunakannya dalam situasi baru (yaitu
mentransfernya dalam pembelajaran yang baru) memerlukan berbagai macam
strategi, tetapi sangat bergantung terhadap ingatan terhadap informasi yang benar
(Hariyanto dan Suyono, 2012:72).
Implikasi teori behavioristik dalam proses pembelajaran terlihat dari
tahapan-tahapan yang dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam teori ini
seseorang yang dikatakan belajar, dari mulai ia memperoleh informasi baru
sebagai suatu pengetahuan tidak hanya ada dalam pikiran siswa melainkan terlihat
dari tingkah lakunya dalam belajar.
Teori behavioristik ini berkaitan dengan stimulus-stimulus yang diberikan
oleh guru terhadap respon-respon yang ditunjukan oleh siswa dalam belajar.
Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Soemanto (2006: 123) “guru-guru yang
no reviews yet
Please Login to review.