Authentication
383x Tipe DOCX Ukuran file 0.16 MB Source: modul.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN
Joint Product ; Bahan Baku, Tenaga Kerja,
BOP Dan ABC
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi & Bisnisi Manajemen 15 84031 Elok Kurniawati,SE,M.Ak
Bab XIV
Joint Product ; Bahan Baku, Tenaga Kerja, BOP Dan ABC
Produk bersama (joint product) adalah beberapa produk yang dihasilkan dalam suatu
rangkaian atau seri produk secara bersama dengan menggunakan bahan,tenaga kerja, dan
biaya overhead secara bersama. Biaya tersebut tidak dapat ditelusuri atau dipisahkan pada
setiap produk dan setiap produk mempunyai nilai jual atau kuantitas yang relatif sama.
Biaya yang dikeluarkan dan menghasilkan produk bersama disebut biaya bersama (joint cost).
Biaya bersama atau joint cost adalah biaya yang diolah secara bersama seperti bahan
baku,tenaga kerja dan biaya overhead untuk menghasilkan beberapa prduk.
Produk bersama dapat menghasilkan :
1. Produk Utama ( Main Product )
Produk utama adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi secara bersama,
namun mempunyai nilai atau kuantitas yang lebih besar dibandingkan dengan produk
lain (produk sampingan).
2. Produk Sampingan ( By Product)
Produk sampingan adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi secara
bersama, tetapi produk tersebut mempunyai nilai atau kuantitas lebih rendah
dibandingkan dengan produk lain (produk utama)
Karakteristik produk bersama :
1. Produk diproses secara bersama dan setiap produk mempunyai nilai yang relatif sama
antara satu dengan yang lainnya.
2. Setiap produk mempunyai hubungan yang sangat erat dalam proses produksi. Apabila
terjadi peningkatan kualitas untuk satu unit jenis produk yang dihasilkan maka kualitas
yang lain akan bertambah secara proporsional.
3. Dalam produk bersama dikenal istilah split off point adalah saat dimana produk-produk
tersebut dapat diindentifikasikan atau dipisah ke masing-masing produk secara
individual.
4. Setelah split off point (titik pisah) tersebut dapat dijual pada titik pisah (secara langsung)
dan dapat juga dijual setelah pisah untuk mendapatkan produk yang lebih
menguntungkan. Biaya yang dikeluarkan untuk memproses produk lebih lanjut disebut
biaya proses lanjutan atau biaya setelah titik pisah.
201 Akuntansi Biaya
5 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Elok kurniawati, SE,M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Alokasi biaya :
Alokasi biaya merupakan pembebaban biaya secara proposional dari biaya tidak langsung
atau biaya bersama ke objek biaya.
Biaya bersama sulit perhitungkan kepada masing-masing produk, oleh karena itu untuk
memudahkan dalam perhitungan diperlukan alokasi biaya.
Manfaat alokasi biaya :
1. Menghitung harga pokok dan menentukan persediaan untuk tujuan pelaporan keuangan
internal dan eksternal.
2. Menilai persediaan untuk tujuan asuransi
3. Menentukan persediaan jika terjadi kerusakan terhadap nilai barang yang rusak
4. Biaya bahan yang hancur
5. Menentukan biaya departemen atau divisi untuk tujuan pengukuran kinerja eksekutif
6. Pengaturan tarif karena adanya sebagian produk atau jasa yang diproduksi dikenakan
peraturan harga
7. Mengetahui besarnya kontribusi masing-masing produk bersama terhadap total
pendapatan perusahaan
8. Mengetahui seluruh biaya produksi yang dibebankan ke masing-masing produk
bersama.
Activity based costing
Dalam dekade terakhir ini, telah diperkenalkan suatu metode untuk menggantikan
metode konvensional yaitu metode activity based costing. Activity based costing pada dasarnya
merupakan metode penentuan harga pokok produk (product costing) yang ditujukan untuk
menyajikan informasi harga produk secara cermat (accurate) bagi kepentingan manajemen,
dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang
digunakan untuk menghasilkan produk. Penentuan biaya overhead pabrik mendukung
penetapan harga pokok produk, oleh karena itu pengalokasian biaya overhead pabrik harus
benar-benar akurat. Dasar perhitungan sistem activity based costing adalah seluruh aktivitas
yang menimbulkan biaya overhead pabrik dalam proses produksi. Activity based costing pada
saat ini telah menjadi topik yang paling banyak dibicarakan karena sistem ini dianggap mampu
menggantikan sistem biaya konvensional.
Dalam lingkungan yang kompetitif dewasa ini, para manajer memerlukan informasi
yang akurat mengenai keputusan Product Mix, product design dan process technology dapat
mempengaruhi profitabilitas organisasi. Informasi semacam ini dapat dirumuskan dari strategic
profitabilitas model yang menghubungkan pendapatan yang diperoleh melalui penjualan produk
individual dengan beban-beban sumber daya yang dikonsumsi untuk merancang, memproduksi
dan menjual produk.
201 Akuntansi Biaya
5 3 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Elok kurniawati, SE,M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Activity based costingsystem mengendalikan biaya melalui penyediaan informasi
tentang aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya biaya. Dasar pikiran yang melandasi sistem
informasi biaya ini adalah “biaya ada penyebabnya, dan penyebab biaya dapat dikelola (cost is
coused, and the couses of cost can be managed)”. Jika manajer berkeinginan untuk
menguranngi biaya, ia harus melakukan pengelolaan terhadap penyebab timbulnya biaya, yaitu
aktivitas. Biaya hanya dapat dikurangi secara signifikan melalui pengelolaan berbasis aktivitas
(activity based management). Activity based costingsystem merupakan sistem informasi biaya
yang menyediakan informasi lengkap tentang aktivitas untuk memungkinkan personel
perusahaaan melakukan pengelolaan terhadap aktivitas. Hasil yang diperoleh dari pengelolaan
terhadap aktivitas adalah improvement terhadap aktivitas yang digunakan oleh perusahaan
untuk menghasilkan produk atau jasa bagi customer, sehingga akibatnya manfaat produk atau
jasa bagi customer semakin meningkat dan biaya untuk menghasilkan produk atau jasa
tersebut semakin berkurang.
Activity based costing system timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan
informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai
aktivitas untuk menghasilkan produk.
1. Latar Belakang Activity based costing System
Dalam tahun 1980-1990-an, banyak pihak yang menyadari sistem akuntansi biaya
pada waktu itu tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan manajemen. Jika sekitar 85% kos
produk sudah ditentukan pada saat desain dan pengembangan produk, dengan demikian
tahap produksi dan tahap sesudahnya hanya dapat mempengaruhi 10%-15% biaya
pembuatan produk. Namun akuntansi biaya pada waktu itu memfokuskan usahanya untuk
mempengaruhi biaya pada tahap produksi saja. Oleh karena itu, beberapa pihak
memandang bahwa sistem akuntansi biaya telah usang dan bahkan tidak ada manfaatnya
lagi. Informasi kos produk yang jauh lebih akurat dan lebih bermanfaat diperlukan oleh
manajemen untuk memungkinkan mereka meningkatkan kualitas, produktivitas, dan
mengurangi biaya. Sebagai respon terhadap perubahan kebutuhan manajemen tersebut,
berbagai pakar kemudian mengembangkan sistem akuntansi keuangan yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan pihak luar. Perkembangan baru sistem akuntansi biaya ini
mengembalikan akuntansi biaya ke tujuan awal perkembangannya difokuskan ke
penentuan kos produk, yaitu penelusuran kemampuan perusahaan untuk menghasilakan
laba per jenis produk dan penggunaan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan
yang bersifat strategik.
Pada tahap perkembangannya yang terkini, akuntansi biaya mengalami
perubahan yang radikal. Pada awal tahun 1990-an, dikembangkan akuntansi biaya baru
oleh Consortium of Advanced Manufacturing International (CAM-I) yang dikenal dengan
nama Activity based costing (ABC). Pada tahap awal perkembangannya Activity based
201 Akuntansi Biaya
5 4 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Elok kurniawati, SE,M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
no reviews yet
Please Login to review.