Authentication
432x Tipe DOCX Ukuran file 0.03 MB Source: ma.madrasahtbs.sch.id
Mapel : Bahasa Indonesia
Kelas : X (semua Jurusan)
Materi : Teks Biografi
Pengampu : Arif Murtandho, S.Ag.
Teks Biografi
Pengertian
Biografi adalah teks yang menceritakan perjalanan hidup seorang tokoh yang sukses dan
berpengaruh.
Ciri-Ciri Biografi
Secara umum biografi memiliki beberapa ciri sebagai berikut :
1. Biografi memiliki struktur yang terdiri atas orientasi, peristiwa atau masalah, serta
reorientasi.
2. Biografi berisi informasi fakta serta disajikan dalam bentuk narasi / cerita
3. Fakta yang diceritakan, berdasarkan pengalaman hidup seorang tokoh.
Isi Biografi
Nama lengkap tokoh,
Tempat dan tanggal lahir tokoh,
Latar belakang kehidupan orang tua tokoh,
Cita-cita dan pendidikan tokoh,
Prestasi dan karya tokoh,
Hal-hal luar biasa yang dialami tokoh,
Hal yang bisa diteladani dari kehidupan tokoh,
dll.
Ciri Kebahasaan Teks Biografi
1. Kata Hubung
Kata hubung atau kata sambung yaitu kata yang berfungsi sebagai penghubung antara satu
kata dan kata lain dalam satu kalimat. Selain itu, kata hubung juga berfungsi untuk
mengubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain.
1. Jika kata hubung tersebut berfungsi sebagai penghubung kata dalam satu kalimat, kata
hubung itu disebut konjungsi intrakalimat, seperti dan, tetapi, lalu, kemudian.
2. Jika kata hubung tersebut berfungsi menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat
yang lain, kata hubung itu disebut konjungsi antarkalimat, misalnya akan tetapi,
meskipun demikian, oleh karena itu.
Jika dilihat berdasarkan perilakunya di dalam kalimat, kata hubung intrakalimat yang
menjadi ciri teks biografi dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu ;.
1. Kata hubung koordinatif digunakan untuk menghubungkan dua unsur atau lebih yang
sama pentingnya, misalnya dan, serta, tetapi.
2. Kata hubung korelatif digunakan untuk menghubungkan dua kata atau frasa yang
memiliki status yang sama, biasanya dipisahkan oleh salah satu kata atau frasa, misalnya
baik… maupun…, tidak hanya …, tetapi juga….
3. Kata hubung subordinatif digunakan untuk menghubungan dua kata atau frasa yang
tidak memiliki status yang sama, misalnya setelah, agar, sehingga, karena.
2. Kata Rujukan (Kata Penunjuk)
Kata rujukan adalah kata yang dipakai untuk merujuk kata yang sebelumnya sudah
disebutkan. Kata Rujukan (Kata Penunjuk) yang biasa dipakai adalah ;
• Kata rujuk benda atau hal. Contoh : ini, itu, tersebut.
• Kata rujuk tempat. Contoh : disini, disana, disitu.
• Kata rujuk orang. Contoh : dia, ia, beliau, mereka, -nya.
3. Kata Kerja
Pada teks biografi banyak terdapat penggunaan kata kerja (verba) yang menyatakan
tindakan, misalnya ; menamatkan, melanjutkan, membangkitkan, menyosialisasikan,
membangkitkan, menggerakkan, mendirikan.
4. Waktu, aktivitas dan tempat
Pada teks biografi banyak terdapat kata-kata yang menunjukan urutan waktu, aktivitas dan
tempat. Dikarenakan tulisan biografi dipastikan ada keterangan waktu, tempat dan aktivitas
tokoh tersebut yang bersangkutan.
Struktur Teks Biografi
Pada umumnya, teks Biografi tersusun dari 3 bagian yaitu:
a. Orientasi, yaitu bagian yang berisi pengenalan tokoh dan gambaran awal dari tokoh
yang diceritakan.
b. Peristiwa atau Masalah, yaitu bagian yang berisi tentang berbagai permasalahan yang
dihadapi oleh tokoh dan berisi hal-hal menarik, mengesankan, mengagumkan dan
mengharukan dari tokoh tersebut. Bagian ini disebut juga bagian inti dari biografi.
c. Reorientasi, merupakan bagian penutup dari sebuah biografi. Di bagian ini penulis
biografi memberikan pandangannya terhadap tokoh yang dikisahkannya. Bagian ini, bersifat
optional (bisa ada, bisa juga ditiadakan).
Macam-Macam Biografi
Biografi dibedakan menjadi 5 macam, yaitu :
1. Berdasarkan sisi penulis
a. Autobiografi yaitu biografi yang ditulis sendiri oleh tokoh atau orangnya
b. Biografi yang ditulis orang lain yaitu biografi yang ditulis oleh orang lain dengan izin dari
tokoh yang hendak diceritakan.
2. Berdasarkan isinya
Biografi berdasarkan isinya dibedakan menjadi 2 yaitu ;
a. Biografi perjalanan hidup, berisi mengenai perjalanan hidup suatu tokoh yang ditulis
secara lengkap ataupun singkat.
b. Biografi perjalanan karir, berisi mengenai perjalanan karir seorang tokoh dari awal hingga
mencapai kesuksesan.
3. Berdasarkan persoalan yang dibahas
Biografi berdasarkan persoalan yang dibahas dibedakan menjadi 3 yaitu ;
a. Biografi politik, yaitu biografi yang isinya menceritakan tentang tokoh-tokoh yang
berkecimpung pada dunia politik.
b. Biografi Jurnalistik atau sastra, yaitu biografi yang ditulis oleh seseorang yang sebelumnya
melalui tahapan seperti wawancara, riset dan lainnya.
c. Intelektual Biografi, yaitu biografi yang dituliskan sesuai dengan gaya penulisan ilmiah.
4. Berdasarkan penerbitnya
Biografi berdasarkan penerbitnya dibedakan menjadi 2 yaitu ;
a. Buku Sendiri, yaitu biografi yang seluruh biayanya ditanggung pribadi oleh si pembuat
biografi tersebut.
b. Buku Subdisi, yaitu biografi yang pembuatannya dibiayai oleh sponsor baik itu biaya
penulisan, percetakan, dan biaya lainnya ditanggung oleh pihak sponsor.
5. Berdasarkan panjang pendeknya
Biografi berdasarkan panjang pendeknya dibedakan menjadi 2 yaitu ;
a. Biografi Pendek yaitu biografi yang hanya menceritakan tokoh secara singkat
b. Biografi Panjang yaitu biografi yang menceritakan tokoh dengan jelas dan rinci. Biasanya
berbentuk buku
Langkah-langkah Menulis Teks Biografi
1. Kumpulkan informasi terkait tokoh dengan wawancara langsung atau keluarganya atau bisa
juga melalui buku, internet, koran dll.
2. Mintalah pendapat tokoh atau orang terdekatnya agar kita tidak berurusan dengan hukum di
kemudian hari.
3. Mulailah menulis berdasarkan data atau informasi yang sudah terkumpul.
4. Mintalah persetujuan atau konfirmasi kepada tokoh jika artikel sudah selesai.
Abdurrahman Wahid, Bapak Bangsa,
Presiden RI ke 4
Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur adalah presiden RI ke empat. Ia lahir
dengan nama Abdurrahman Addakhil pada tanggal 4 Agustus 1940 di Denanyar Jombang.
Sulung dari enam bersaudara ini adalah putera dari seorang pahlawan nasional. Ayahnya, KH.
Abdul Wahid Hasyim, adalah tokoh NU yang menjadi menteri agama RI pertama. Kakeknya
adalah KH. Hasyim Asy’ari, seorang kyai besar sekaligus dikenal sebagai pendiri Nahdlatul
‘Ulama (NU). Ibunya Gus Dur bernama Sholihah, adalah puteri KH. Bisyri Syamsuri, yang juga
merupakan tokoh besar NU dan pernah pula menjabat sebagai Rais ‘Am ketiga setelah KH.
Hasyim Asy’ari dan KH. Abdul Wahab Hasbullah. Secara garis keturunan ini Gus Dur berasal
dari tradisi pesantren dan merupakan darah biru. Melihat dari latar belakang ini, wajar bila
kemudian perjalanan intelektualitasnya tidak lepas dari kultur pesantren.
Pendidikan dasar Gus Dur didapatkan Jakarta yaitu di SD KRIS dan akhirnya pindah ke SD
Matraman Perwari. Pada tahun 1953, Gus Dur kecil lulus dari pendidikan dasarnya dan
melanjutkan pendidikan menengah di Yogyakarta. Ia masuk ke Sekolah Menengah Ekonomi
Pertama (1953-1957). Ia juga nyantri di Pondok Pesantren al-Munawwir Krapyak Jogjakarta
dengan menetap di rumah tokoh NU KH. Ali Ma’sum.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Yogyakarta, Gus Dur pindah ke Magelang. Ia mendalami
ilmu agama di Pesantern Tegalrejo Magelang tahun 1957-1959 di bawah asuhan KH. Khudlori.
Ia melanjutkan pendidikan agamanya di Pesantren Tambakberas di Kota Jombang tahun 1959.
Karena tingkat intelektualitasnya yang mumpuni, pada tahun 1963 Gus Dur mendapat beasiswa
dari kementerian agama, untuk melanjutkan pendidikan tinggi di universitas al-Azhar di Kairo.
Ia pun berangkat ke Mesir pada November 1963. Namun lebih banyak menghabiskan waktunya
di perpustakaan American University Library, salah satu perpustakan terlengkap di Kairo.
Gus dur merasa kecewa dengan sistem pendidikan al-Azhar, namun dia sangat menikmati
kehidupannya di Mesir. Selain menonton pertandingan bola, ia suka menonton film Eropa dan
Amerika.
Akibat rasa kecewanya, Gus Dur melanjutkan petualangan ke Baghdad. Ia kuliah di
Departement of Religion Universitas Baghdad, Irak. Sehari-hari ia menghabiskan waktunya
untuk kuliah dan membaca buku di perpustakaan. Akhirnya, ia menyelesaikan pendidikannya
di Irak pada tahun 1970.
Gus Dur ingin melanjutkan pendidikannya di Eropa. Pada tahun 1971ia melakukan penjajakan
pada Universitas Kohln, Heidelberg, Paris dan Leiden. Tapi sayangnya kualisifaki mahasiswa
Timur Tengah tidak diterima di Universitas-universitas Eropa, sehingga ia pergi ke Mc Gill
University, Kanada, untuk mempelajari kajian-kajian keislaman secara mendalam.
Pada akhir tahun 1971, Gus Dur memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Dari sinilah
perjalanan karirnya dimulai.
Gus Dur menjadi pengajar di Universitas Hasyim Asy’ri Jombang dari tahun 1972 - 1974. Atas
permintaan pamannya KH Yusuf Hasyim, ia menjadi sekretaris Pesantren Tebu Ireng pada
tahun 1974-1980. Selain itu Gus Dur aktif menulis di berbagai media massa. Tulisan-tulisan Gus
Dur cukup berkualitas dan ia pun mencoba menjadi komentator sosial. Popularitas Gus Dur
makin menanjak dan ia sering mendapatkan undangan untuk memberikan kuliah dan seminar
di Jakarta.
Pada tahun 1979 Gus Dur memutuskan pindah ke Jakarta. Abdurrahman Wahid menjadi wakil
katib Syuriah PBNU. Disini, ia terlibat dalam banyak aktifitas, diskusi dan perdebatan serius
mengenai masalah sosial, politik, keagamaan, pesantern, dan budaya, dengan berbagai kalangan
lintas agama, suku dan disiplin, di pelbagai tempat dalam dan luar negeri.
Diluar sebagai tokoh agama, Gus Dur juga terlibat dalam seni budaya. Pada tahun 1980-1983
Gus Dur menjadi anggota pertimbangan Agha Khan Award untuk Arsitektur Khan di Indonesia.
no reviews yet
Please Login to review.