Authentication
595x Tipe DOCX Ukuran file 0.02 MB Source: mahasiswa.yai.ac.id
TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN PRODUKSI
NAMA : KRISMANTORO
NIM : 2065190008
NAMA : RR RIRIN SPL
NIM : 2065190004
MAHASISWA MM UPI YAI
1. Perencanaan agregat berperan sangat penting pada industri seperti apa dan apa
karektiristik dari industry ini yang membuat mereka menjadi kandidat kuat untuk
rencana agregat
Perencanaan produksi agregat atau aggregate planning merupakan perencanaan jangka
menengah yang dibuat perusahaan terkait dengan penentuan tingkat produksi yang
dioperasikan di lantai produksi. Beberapa faktor menjadi dasar pertimbangan perencanaan
agregat, meliputi ramalan permintaan, kapasitas produksi, persediaan agregat dan
perencanaan sumber daya
Strategi perencanaan agregat
Ada empat jenis strategi perencanaan agregat, yaitu :
1. Chase strategy – menggunakan kapasitas sebagai pendukung: menyelaraskan laju
produksi dengan laju permintaan.
2. Time flexibility strategy – menggunakan utilitas sebagai pendukung: mengubah waktu
kerja dan lembur untuk menyelaraskan produksi dengan permintaan.
3. Level strategy – menggunakan persediaan sebagai pendukung: penggunaan/kapasitas
mesin dan tingkat tenaga kerja dibuat tetap, permintaan dipenuhi dari persediaan
4. Mixed strategy – kombinasi satu atau lebih dari ketiga strategi di atas.
Suatu perusahaan dapat menerapkan diantaranya 4 strategi dalam perencanaan agregat
dengan memperhitungkan kapasitas tenaga kerja dan mesin, persediaan dan backlog:
1. Chase strategy
Laju produksi diselaraskan dengan permintaan dengan mengubah kapasitas mesin
atau menyewa/memberhentikan tenaga kerja saat permintaan bervariasi
Dalam praktek sering kali sulit untuk mengubah kapasitas dan tenaga kerja dalam
waktu singkat
Mahal jika biaya mengubah kapasitas tinggi
Pengaruh negatif terhadap moral tenaga kerja
Berakibat pada rendahnya persediaan
Berguna jika biaya menyimpan persediaan tinggi sementara biaya mengubah
kapasitas rendah
2. Time flexibility strategy
Dapat digunakan jika terdapat kelebihan kapasitas mesin mesin tidak bekerja 24 jam
dalam sehari, 7 hari seminggu
Jumlah tenaga kerja tetap, tetapi jumlah jam kerja diubah sepanjang waktu untuk
menyelaraskan produksi dan permintaan
Dapat menggunakan lembur atau jadual kerja fleksibel
Membutuhkan tenaga kerja fleksibel, tetapi menghindari masalah moral yang muncul
pada chase strategy
Tingkat persediaan rendah, dan utilisasi rendah
Harus digunakan saat biaya menyimpan persediaan tinggi dan kapasitas tidak terlalu
mahal
3. Level strategy
Menjaga stabilitas kapasitas dan tenaga kerja dengan laju output konstan
Kekurangan dan kelebihan berakibat pada fluktuasi persediaan dari waktu ke waktu
Persediaan yang ditimbun sebagai antisipasi permintaan yang akan datang atau
backlogs dipindahkan dari periode permintaan tinggi ke rendah
Lebih baik bagi moral tenaga kerja
Persediaan dan backlogs bisa terakumulasi cukup banyak
Harus digunakan saat biaya menyimpan dan backlog relatif renda
5. Mixed Strategy
Kombinasi satu atau lebih dari ketiga strategi di atas
Karakteristik Perencanaan Agregat
Berikut ini beberapa karakteristik yang menjadi cirri dari perencanaan agregat, yakni:
1. Dinyatakan dalam kelompok produk atau famili (aggregate)
2. Satuan unit tergantung jenis produk (ton, liter, kubik, jam mesin atau jam orang)
3. Satuan unit dikonversikan ke bentuk satuan rupiah
4. Setelah satuan unit ditetapkan maka factor konversi juga harus ditetapkan
5. Horizon perencanaan cukup panjang (5 tahun)
2. Tipe-tipe industry yang paling cocok untuk chase stategy
Strategi Perburuan (Chase Strategy).
Mencoba untuk mencapai tingkat output untuk setiap periode yang memenuhi prediksi
permintaan untuk periode tersebut. Strategi ini dapat terpenuhi dengan berbagai cara. Sebagai
contoh, manajer operasi dapat mengubah-ubah tingkat tenaga kerja dengan merekrut atau
memberhentikan karyawan, atau dapat mengubah-ubah jumlah produksi dengan waktu
lembur, waktu kosong, karyawan paruh waktu, atau subkontrak. Banyak organisasi jasa
menyukai strategi perburuan ini karena pilihan persediaan sangatlah sulit atau mustahil untuk
diadopsi. Industri yang telah beralih ke strategi perburuan meliputi sector pendidikan,
perhotelan,dan konstruksi.
Tipe-tipe industry yang paling cocok untuk Level stategy
Strategi tingkat atau penjadwalan tingkat (Level Strategy).
Adalah rencana agregat dimana tingkat produksi tetap sama dari period eke periode.
Perusahaan seperti Toyota dan Nissan mempertahankan tingkat produksi mereka pada tingkat
yang seragam dan mungkin (1) memberikan persediaan produk mereka naik atau turun untuk
menopang perbedaan antara jumlah permintaan dan produksi atau (2) menemukan pekerjaan
alternative bagi karyawan. Filosofi mereka dalah tenaga kerja yang stabil menciptakan
produk dengan kualitas lebih baik, lebih sedikit perputaran karyawan dan ketidakhadiran,
serta karyawan yang lebih berkomitmen terhadap tujuan perusahaan. Penghematan lain
mencakup karyawan yang lebih berpengalaman, penjadwalan dan pengawasan yang lebih
mudah, serta lebih sedikit pembukaan dan penutupan usaha yang dramatis. Penjadwalan
bertingkat akan bekerja dengan baik ketika permintaan cukup stabil.
Tipe-tipe industry yang paling cocok untuk Time flexibility stategy
Time Flexibility Strategy menngunakan utilitas sebagai pendukung yaitu mengubah waktu
kerja dan lembur untuk menyelaraskan produksi dengan permintaan
Time Flexibility strategy
- Dapat digunakan jika terdapat kelebihan kapasitas mesin, mesin tidak bekerja 24 jam
dalam sehari, 7 hari seminggu
- Jumlah tenaga kerja tetap, tetapi jumlah jam kerja diubah sepanjang waktu untuk
menyelaraskan produksi dan permintaan.
- Dapat menggunakan lembur atau jadual kerja fleksibel.
- Membutuhkan tenaga kerja fleksibel, tetapi menghindari masalah moral yang muncul pada
chase strategy
- Tingkat persediaan rendah, dan utilitas rendah.
- Harus digunakan saat biaya penyimpanan persediaan tinggi dan kapasitas tidak terlalu
mahal.
Time Flexibility strategy dapat diterapkan pada perusahaan industry otomotif seperti Toyota
3. Jika sebuah perusahaan sekarang menggunakan chase strategy kemudian biaya training
meningkat secara dramatis bagaimana pengaruhnya terhadap strategi perencanaan agregat
Mengubah-ubah jumlah tenaga kerja dengan mempekerjakan atau memberhentikan orang.
Salah satu cara memenuhi permintaan adalah mempekerjakan atau memberhentikan para
pekerja produksi untuk menyesuaikan tingkat produksi. Bagaimanapun juga, karyawan baru
memerlukan pelatihan, Ongkos training merupakan ongkos yang besar apabila tenaga kerja
yang direkrut adalah tenaga kerja baru yang belum berpengalaman. dan produktivitas rata-
rata menurun untuk sementara seiring waktu mereka menjadi terbiasa. Pemecatan atau PHK
menurunkan moral semua pekerja dan dapat mendorong mereka kearah produktivitas yang
lebih rendah.
REPORT THIS AD
no reviews yet
Please Login to review.