Authentication
574x Tipe DOCX Ukuran file 0.02 MB Source: mahasiswa.yai.ac.id
MATA KULIAH KAPABILITAS MANAJEMEN PRODUKSI/OPERASI
TUGAS KELOMPOK :
ANGGI JULIADINA (2065190001)
BUDI (2065190002)
Pada industri seperti apa perencanaan agregat sangat berperan penting ?
Perencanaan Agregat berperan sangat penting pada industri yang menghasilkan atau
memproduksi barang seperti industri manufaktur. Dalam setiap kegiatan produksi, perusahaan tidak
akan terlepas dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Baik itu biaya produksi maupun biaya lainnya. Di
antaranya adalah biaya persediaan, biaya tenaga kerja serta biaya lembur yang biasa di kenal dengan
biaya tambahan. Untuk dapat mengelola biaya ini dengan baik, maka diperlukan suatu cara yang
nantinya diharapkan mampu meminimalkan biaya tersebut dengan efisien. Di antaranya adalah dengan
cara penerapan perencanaan agregat. Perencanaan agregat ini dilakukan dengan cara menentukan
jumlah dan alokasi sumber daya yang sifatnya fleksibel seperti tenaga kerja dan persediaan guna
memenuhi permintaan konsumen untuk jangka waktu menengah, yaitu antara 3 sampai 18 bulan
mendatang. Perencanaan agregat ini diperlukan mengingat permintaan konsumen dari waktu ke waktu
cenderung berfluktuasi, sehingga untuk memenuhi permintaan konsumen tersebut diperlukan
penyesuaian jumlah sumber daya lainnya yang sifatnya fleksibel. Dengan adanya penyesuaian beberapa
sumber daya ini, biaya operasi perusahaan menjadi lebih efisien dan fluktuasi penggunaan sumber daya
dapat ditekan serta standar kinerja yang telah ditetapkan dapat dipenuhi. Dalam perencanaan agregat,
yang bertujuan untuk memenuhi permintaan konsumen jangka menengah yang tidak tetap ini maka
dibutuhkan strategi perencanaan agregat. Salah satunya adalah dengan menyesuaikan jam kerja. Dengan
cara ini, maka jumlah karyawan tetap dipertahankan jumlahnya dalam suatu tingkat produksi, perubahan
hanya dilakukan pada jumlah jam kerja saja. Jika permintaan tinggi maka diadakan penambahan jam
kerja (lembur) begitu juga sebaliknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi Perencanaan Agregat
memberikan gambaran kepada manajemen mengenai kebutuhan terhadap variabel produksi seperti
persediaan material, tenaga kerja dan sumber daya lainnya sehingga biaya operasional bisa dikendalikan
seminimal mungkin.
Apa Karakteristik dari industri ini yang membuat mereka menjadi kandidat kuat untuk rencana
agregat?
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan bahan
mentah menjadi produk jadi yang siap untuk dipasarkan. Berbeda dengan karakteristik perusahaan jasa
atau perusahaan lainnya seperti perusahaan dagang yang hanya akan memasarkan produk saja tanpa
harus melakukan proses pengelolaan barang mentah menjadi produk. Perusahaan manufaktur
dihadapkan dengan proses yang lebih panjang dan kompleks mulai dari proses produksi hingga
penjualan. Sehingga membutuhkan perencanaan dan strategi yang matang untuk meminimalkan biaya-
biaya namun tetap menghasilkan produk yang baik. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan selain biaya
produksi, biaya operasional, biaya persediaan hingga biaya pemasaran yaitu diperlukan adanya
perencanaan kuantitas produksi. Berikut karakteristik dari industri manufaktur yang menjadi alasan kuat
diperlukan adanya rencana agregat dalam industri ini :
1. Proses Pengelolaan Produk
Perusahaan manufaktur memiliki aktivitas utama yaitu mengelola bahan mentah menjadi produk. Di
dalam prosesnya tentu saja membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga perencanaan agregat
terkait kuantitas produksi sangat dibutuhkan untuk menghindari kelangkaan yang dapat
menyebabkan kerugian karena proses penjualan yang terhenti dan tidak dapat memenuhi kebutuhan
konsumen atau sebaliknya, terjadi kelebihan persediaan yang mengakibatkan bertambahnya biaya
operasional untuk penyimpanan.
2. Mesin yang Sudah Berskala Besar dan Sumber Daya Manusia
Perusahaan manufaktur sudah memiliki mesin dan peralatan yang sudah berskala besar untuk
menunjang proses produksi. Sebab untuk bisa menghasilkan produk yang berskala besar tentu saja
membutuhkan proses yang cepat dan efisien. Meskipun begitu, industri manufaktur tetap masih
membutuhkan sumber daya manusia untuk proses produksi. Sebab untuk mengendalikan mesin dan
peralatan membutuhkan tenaga manusia yang sudah profesional. Selain itu, perlunya mengatur
jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam proses produksi yang juga membutuhkan
perencanaan agregat.
3. Biaya Produksi yang Besar
Produk yang dihasilkan oleh industri manufaktur tidak hanya harus banyak, tapi juga harus
berkualitas. Kuantitas dan kualitas harus seimbang supaya tidak mengecewakan para customers. Tapi
untuk mencapai keduanya tentu saja tidaklah mudah karena membutuhkan biaya produksi yang
sangat besar. Biaya atau model tersebut digunakan untuk membeli bahan baku, membayar tenaga
kerja, perawatan mesin, dan sebagainya. Meskipun begitu, keuntungan yang akan didapatkan oleh
pihak industri tentu saja juga sangat besar. Tapi hal itu bisa terjadi jika pihak perusahaan
mengelolanya dengan baik.
4. Proses Produksi Kompleks
Karakteristik perusahaan manufaktur yang lainnya yaitu memiliki proses produksi yang sangat
kompleks. Supaya bisa menghasilkan produk, banyak orang atau divisi yang bekerja sama di
dalamnya. Setiap divisi memiliki jobdesk masing-masing dan harus bisa bekerja sama dengan baik
antar divisinya. Misalnya tenaga operator hanya bertugas untuk memastikan kinerja mesin supaya
bisa bekerja sesuai dengan fungsinya. Sementara untuk memastikan apakah produk yang dihasilkan
sudah sesuai dengan standar dan layak untuk dijual ke pasar adalah tugas dari Quality Control (QC).
5. Pemasaran dan Penjualan
Setiap proses produksi tentu saja sangat berkaitan erat dengan proses pemasaran atau penjualan
produk. Tentu saja akan menimbulkan masalah yang sangat besar jika tidak ada proses pemasaran
dan penjualan. Karena tujuan dari produksi industri manufaktur tidak lain yaitu untuk penjualan.
Perusahaan manufaktur pada umumnya sudah memiliki pemasaran yang maksimal agar penjualan
produknya bisa meningkat pesat. Bahkan mereka rela menggocek biaya yang tidak sedikit untuk
melakukan promosi secara gencar-gencaran. Promosi tersebut bertujuan untuk memperkenalkan
produk mereka supaya dikenal oleh masyarakat luas. Semakin luas jangkauan promosi, kemungkinan
untuk mendapatkan customers juga akan lebih besar.
Tipe-tipe industri apa yang paling cocok untuk Chase, Flexibility dan Level Strategy ?
1. Chase strategy – menggunakan kapasitas sebagai pendukung: menyelaraskan laju produksi
dengan laju permintaan.
Chase strategy lebih cocok dijalankan pada industri yang bergerak dibidang jasa seperti perhotelan,
restoran dan pendidikan. Contohnya ketika pada waktu liburan, di sebuah restoran atau hotel
sedang kedatangan banyak customer tentunya laju permintaan meningkat sehingga laju produksi
pun ikut meningkat. Untuk dapat memenuhi permintaan customer yang banyak pada saat itu, maka
perusahaan harus menambah lebih banyak tengaja kerja, begitu juga sebaliknya apabila customer
yang datang sedikit maka tenaga kerja yang dibutuhkan pun akan dikurangi. Dalam Industri ini
sepertinya akan lebih cocok jika menggunakan freelancer atau tenaga kerja lepas yang sesuai
dengan bidang keahliannya untuk menghindari pengaruh negatif terhadap moral tenaga kerja
akibat pengurangan tenaga kerja.
2. Time flexibility strategy – menggunakan utilitas sebagai pendukung: mengubah waktu kerja dan
lembur untuk menyelaraskan produksi dengan permintaan.
Strategi ini akan cocok di setiap industri baik industi yang memproduksi barang ataupun jasa.
Kelebihan strategi ini yaitu jadwal kerja dan tenaga kerja yang lebih fleksibel sehingga dapat
menghindari masalah moral pekerja seperti pada chase strategy. Alasannya karena pada strategi ini
jumlah tenaga kerja tetap, tetapi jumlah jam kerja yang diubah untuk menyelaraskan produksi dan
permintaan.
3. Level strategy – menggunakan persediaan sebagai pendukung: penggunaan/kapasitas mesin dan
tingkat tenaga kerja dibuat tetap, permintaan dipenuhi dari persediaan.
Strategi ini akan cocok dengan industri manufaktur yang bergerak dibidang consumer good industry
(industri barang konsumsi). Permintaan barang konsumsi cenderung cepat habis/laku, sehingga
perusahaan harus memiliki persediaan atau safety stock untuk menghindari kelangkaan dan
terhentinya penjualan. Selain itu, dengan adanya persediaan dapat mengantisipasi permintaan
konsumen yang fluktuatif dari waktu ke waktu serta menjaga stabilitas kapasitas dan tenaga kerja
dengan laju output konstan sehingga strategi ini lebih baik untuk moral pekerja.
Jika sebuah perusahaan sekarang menggunakan Chase Strategy, kemudian biaya training meningkat
secara dramatis, bagaimana pengaruhnya terhadap strategi perencanaan agregat ?
Melakukan perencanaan agregat dengan mengunakan strategi pilihan kapasitas dengan melakukan
beberapa hal perubahan :
Melakukan perubahan tipe atau model pembelajaran misalnya waktu pembelajaran di
persingkat namun tetap focus pada tujuan dan pengembangannya.
Mengunakan tenaga subkontrak selama permintaan tinggi.
Mengkaryakan karyawan senior sebagai trainer atau mengunakan tenaga trainer internal
Mengubah tingkat persediaan selama periode permintaan rendah untuk memenuhi permintaan
yang tinggi dimasa datang.
Pengunaan karyawan paruh waktu, Karyawan paruh waktu bisa mengisi kebutuhan tenaga tidak
trampil.
no reviews yet
Please Login to review.