Authentication
495x Tipe PDF Ukuran file 0.12 MB Source: media.neliti.com
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 3, September 2012 ISSN 2087-9334 (153-162)
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB PEMBENGKAKAN BIAYA
(COST OVERRUN) PERALATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI
DERMAGA DI SULAWESI UTARA
Raymond David Pandey
Alumni Program Pascasarjana S2 Teknik Sipil Unsrat
Bonny F. Sompie, Huibert Tarore
Dosen Pascasarjana Teknik Sipil Unsrat
ABSTRAK
Kompleksitas suatu proyek seringkali menyebabkan perbedaan pada apa yang telah direncanakan
dan pelaksanaannya dilapangan, sehingga terjadi keterlambatan dan pembengkakan biaya.
Kontribusi biaya peralatan terhadap total biaya proyek dermaga cukup besar (15-20%), sehingga
jika terjadi pembengkakan biaya pada peralatan dapat mengakibatkan pembengkakan biaya proyek.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sumber resiko yang menyebabkan pembengkakan biaya
pada manajemen biaya peralatan dan menganalisis hubungan dan pengaruh kelompok sumber risiko
pembengkakan biaya terhadap biaya peralatan.
Penelitian dilakukan pada 10 lokasi proyek pembangunan dermaga di Sulawesi Utara pada tahun
anggaran 2010-2011. Survey dilakukan dengan sampel 100 staff teknik di 10 lokasi proyek tersebut.
Penentukan penyebab utama cost overruns menggunakan metode analisis risiko dan metode AHP.
Hubungan dan pengaruh antara variabel sumber risiko terhadap biaya peralatan diperoleh
menggunakan analisis korelasi dan analisis regresi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya 20 sumber utama yang sangat berisiko menyebabkan
pembengkakan biaya pada manajemen biaya peralatan. Kelompok faktor penyebab terbesar ada
pada Perencanaan dan Penjadwalan dengan 9 indikator sangat berisiko atau berisiko besar.
Besarnya pengaruh secara simultan antara faktor sumber risiko pembengkakan biaya terhadap Biaya
Peralatan tergolong sangat kuat. Sedangkan kontribusi secara bersama-sama (simultan)
Perencanaan dan Penjadwalan (X1), Pengadaan (X3), Operasional (X4), Pemeliharaan (X5),
Perbaikan (X6), Faktor Eksternal (X9) terhadap Biaya Peralatan adalah 96,6% sedangkan sisanya
3,4% dipengaruhi oleh faktor lain yaitu pengorganisasian dan personil inti, change order dan
pengawasan dan pengendalian. Kelompok faktor sumber risiko utama penyebab pembengkakan
biaya peralatan adalah faktor Perencanaan dan Penjadwalan R = 0,781 dan KP = 71,8%.
Kesalahan dalam memprediksi kondisi lapangan, kesalahan penyusunan WBS dan kesalahan
penggunaan peralatan merupakan indikator high risk yang berdampak pada keterlambatan proyek
dan cost overruns. Faktor Perencanaan dan Penjadwalan merupakan sumber utama penyebab cost
overrun
Kata kunci : biaya peralatan, pembengkakan biaya, analisis risiko, perencanaan, penjadwalan.
PENDAHULUAN tujuan dan harapan awal, dan kesemuanya
harus dilaksanakan dalam jangka waktu
Latar Belakang yang terbatas.
Karena kompleksitas maupun karakteristik
Pelaksanaan proyek pada hakekatnya adalah
proses merubah sumber daya alam (SDA) suatu proyek yang memerlukan suatu
dan sumber daya manusia (SDM) tertentu manajemen yang tepat, terkadang apa yang
secara terorganisasi menjadi hasil pem- telah direncanakan pada pelaksanaannya
bangunan yang bermanfaat sesuai dengan dilapangan bisa berbeda. Ini bisa dilihat
pada indikator pengendalian suatu proyek,
153
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 3, September 2012 ISSN 2087-9334 (153-162)
yaitu kinerja biaya, mutu, waktu dan 3. Seberapa besar sumber risiko cost
keselamatan kerja. Untuk itu diperlukan overrun pada biaya peralatan proyek?
Perencanaan (Planning), Pengendalian
(Controlling), Pengorganisasian (Organi- Tujuan Penelitian
zing), Penempatan (Staffing), Pengarahan Tujuan penelitian ini adalah :
(Directing) secara baik dan matang. Apabila 1. Untuk menganalisis sumber risiko cost
salah satu kegiatan diatas tidak dilaksanakan overrunyang high risk.
dengan baik maka dapat menimbulkan 2. Untuk menganalisis hubungan dan
keterlambatan (schedule overrun) dan pengaruh kelompok sumber risiko cost
pembengkakan biaya (cost overrun). Cost overrun terhadap biaya peralatan.
overrun adalah suatu yang sangat penting
dalam proses pengendalian biaya karena
cost overrun dapat menambah biaya akhir TINJAUAN PUSTAKA
proyek dan meminimalkan keuntungan
(Asiyanto, 2010). Sistem Manajemen Proyek Konstruksi
Sistem manajemen konstruksi adalah suatu
Dalam proyek konstruksi cost overrun
digolongkan dalam 2 komponen biaya, yaitu proses pembangunan dengan empat
komponen biaya langsung (direct cost) dan komponen, dimana tiga diantaranya yaitu
komponen biaya tidak langsung (indirect pemilik proyek, perancang dan kontraktor
cost). Dari hasil wawancara kepada merupakan komponen tradisional, sedang-
pimpinan proyek menyatakan bahwa kan komponen yang keempat yaitu
penyebab keterlambatan dan cost overrun manajemen konstruksi yang fungsinya
proyek salah satunya adalah masalah mengendalikan seluruh proyek sejak awal
peralatan. Kontribusi biaya peralatan perencanaan atau sampai pada peng-
terhadap total biaya proyek dermaga adalah operasian proyek itu.
sekitar 15-20%, selain biaya pengadaan 35- Manajemen Biaya Proyek
40% dan biaya pekerjaan Sipil 35-40%. Manajemen biaya proyek termasuk dari
Dalam proyek konstruksi dermaga, peralatan proses yang diperlukan untuk memastikan
sangat diutamakan karena peralatan bahwa proyek telah lengkap dan sesuai
digunakan pada bagian awal pekerjaan, dengan biaya yang disetujui. Menurut
dalam hal ini pekerjaan pemancangan yang Project Management Body of Knowledge
dilakukan pada areal laut. Apabila pekerjaan Guide (PMBOK), manajemen biaya proyek
pemancangan telah selesai maka pekerjaan ini meliputi :Resource Planning, Cost
sipil lainnya baru bisa dilaksanakan. Estimatin, Cost Budgeting, Cost Controling.
Resource Planning ialah penentuan dari
Rumusan Masalah
Keterlambatan pekerjaan dan pembengkak- sumber daya fisik (orang, peralatan,
an biaya adalah konsekuensi yang terjadi material) dan berapa jumlah dari masing-
dalam proyek konstruksi dermaga apabila masing harus digunakan dan kapan sumber
risiko tidak diidentifikasi dan dikelola secara daya fisik itu akan dibutuhkan untuk
baik. Risiko dapat saja muncul dari kondisi menyelenggarakan aktifitas proyek.
lapangan yang tidak menentu dan pemilihan Pembentukan sebuah pendekatan (estimasi)
peralatan yang kurang tepat. Dengan dari biaya-biaya sumber daya yang
demikian perumusan masalah pada dibutuhkan untuk melengkapi aktifitas
penelitian ini adalah: proyek, disertakan dalam perhitungan Cost
1. Sumber risiko apa saja yang high risk? Estimating. Dalam pendekatan biaya,
2. Adakah pengaruh signifikan faktor estimator menganggap penyebab variasi dari
sumber risiko cost overrun terhadap estimasi final bertujuan untuk membuat
biaya peralatan proyek? lebih baik dalam pengelolaan proyek.Cost
estimate, diperlukan untuk menetapkan
154
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 3, September 2012 ISSN 2087-9334 (153-162)
harga jual (dari kontraktor), diperlukan Sebagai salah satu fungsi dan proses
untuk penyajian kepada pihak-pihak luar kegiatan dalam manajemen proyek yang
perusahaan (ekstern) dan menggunakan sangat mempengaruhi hasil akhir proyek
format bermacam-macam sesuai permintaan adalah pengendalian yang mempunyai
pemilik proyek (pengguna jasa). tujuan utama meminimalisasi segala
penyimpangan yang dapat terjadi selama
Menurut Asiyanto (2010), kegunaan dari
cost budget adalah untuk mematok biaya proses proyek berlangsung. Sebab-sebab
pelaksanaan, atau memberikan batasan uang penyimpangan biaya peralatan terhadap
yang tersedia untuk keperluan bahan, upah, budget-nya, untuk masing-masing unsur
alat, subkontraktor, dan lain-lain dalam total biaya dapat dirinci, baik dari faktor
biaya proyek. Oleh karena itu, cost budget kuantitas, maupun dari faktor harga satuan,
harus realistik, bila dibandingkan dengan antara lain sebagai berikut (Asiyanto, 2010).
kenyataan yang diharapkan dari biaya Penyimpangan biaya peralatan ditinjau dari
proyek tersebut. Cost Budgeting, diperlukan faktor kuantitas dapat disebabkan oleh hal-
untuk menetapkan biaya produksi (biaya hal dibawah ini:
pelaksanaan), diperlukan untuk pedoman - kelemahan pengelolaan bahan bakar dan
pembelanjaan dalam pelaksanaan proyek, pelumas
diperlukan untuk keperluan sendiri (intern) - kelemahan pengadaan dan pengelolaan
dan menggunakan format satu macam, suku cadang
sesuai yang ditetapkan sendiri secara - kelebihan menghitung hour meter (jam
internal. kerja alat) untuk alat yang disewa
Tindakan pengendalian pada dasarnya berdasarkan jam kerja alat
adalah mencegah terjadinya penyimpangan - kesalahan memilih metode pelaksanaan
pada semua unsur biaya, termasuk yang menyebabkan kelebihan atas
melakukan tindakan perbaikan, apabila kebutuhan alat
terjadi penyimpangan (Asiyanto, 2010). - kelemahan pengaturan alat dilapangan,
Tugas dari pada cost controlling bukan sehingga menimbulkan idle cost
hanya mengawasi arus biaya dan
Penyimpangan biaya alat ditinjau dari faktor
menyimpan sejumlah besar data, tetapi juga harga satuan dapat disebabkan oleh hal-hal
melakukan suatu analisa data untuk dibawah ini:
mengambil tindakan koreksi sebelum - kelemahan dalam negosiasi dengan
terlambat. Semua personel yang terlibat pemilik alat yang disewa, dan supplier
dengan biaya harus dapat melakukan cost suku cadang
controlling, bukan hanya oleh kantor - kelemahan dalam pasal-pasal dalam surat
proyek. Menurut Kezner (2009) di dalam perjanjian sewa alat dan pembelian suku
pengendalian biaya diperlukan manajemen cadang
biaya yang baik meliputi: estimasi biaya, - kesalahan dalam memilih jenis alat
akuntansi biaya, arus kas proyek, arus kas - kesalahan dalam menetapkan kombinasi
perusahaan, biaya pekerja, biaya overhead, dan jumlah komposisi alat yang bekerja
dan biaya lainnya seperti insentif, denda dan dalam kelompok (group)
pembagian keuntungan. - kesalahan atau kelemahan dalam
Manajemen Peralatan pengaturan alat dilapangan
Secara umum, faktor-faktor penting yang - kondisi alat yang produktivitasnya
merupakan permasalahan pokok dalam rendah.
manajemen peralatan konstruksi mencakup:
Indikator cost overrun pada biaya peralatan
pemilihan alat, kepemilikan alat, pengope- yaitu: biaya kepemilikan, biaya operasional,
rasian / penggunaan alat, rencana pemeliha- biaya pemeliharaan, biaya perbaikan, biaya
raan dan perbaikan alat serta penggantian pengelolaan (overhead).
komponen peralatan.
155
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 3, September 2012 ISSN 2087-9334 (153-162)
Menurut Yudiansyah (2002), sumber risiko antara variabel-variabel yang diteliti serta
penyebab terjadinya penyimpangan biaya menguji hipotesa yang telah dirumuskan
(cost overrun) pada biaya peralatan dibagi sebelumnya ( Sugiyono, 2010).
menjadi sembilan kelompok, yaitu:
Populasi dan Teknik Pengambilan
Perencanaan dan penjadwalan, pengorgani- Sampel
sasian dan personil inti, pengadaan, Populasi adalah wilayah generalisasi yang
operasional, pemeliharaan, perbaikan, terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
change order, pengawasan dan pengen- kualitas dan karakteristik tertentu yang
dalian, dan faktor eksternal. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
Manajemen Risiko kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
Manajemen risiko menurut Project 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah
Management Body of Knowledge Guide staff teknik pada kontraktor pelaksana
(PMBOK) adalah proses sistematis untuk pekerjaan dermaga di 10 lokasi penelitian.
mengidentifikasi, menganalisis, dan me- Berdasarkan data jumlah staf teknik dari
nanggapi risiko proyek. Ini termasuk kontraktor pelaksana pekerjaan dermaga ini,
memaksimalkan probabilitas dan konse- didapat jumlah populasi sebesar 130.
kuensi peristiwa positif dan meminimalkan
Menurut Sugiyono (2011), sampel adalah
probabilitas dan konsekuensi yang merugi- bagian dari jumlah dan karakteristik yang
kan dalam pencapaian tujuan proyek. dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representative (mewakili).).
METODOLOGI PENELITIAN Ukuran sampel menggunakan tabel
penentuan jumlah sampel dari populasi yang
Tempat dan Waktu Penelitian dikembangkan oleh Isaac dan Michael.
Penelitian dilakukan pada perusahaan yang Dengan jumlah populasi 130 dan yang
melaksanakan proyek konstruksi dermaga dikehendaki tingkat kepercayaan sampel
penyeberangan yang dikelola oleh Dinas terhadap populasi sebesar 95% atau tingkat
Perhubungan Propinsi Sulawesi Utara kesalahan 5%, maka jumlah sampel
dengan dana Anggaran Pembangunan ditetapkan adalah 100.
Belanja Negara (APBN) pada tahun 2010-
2011. Waktu penelitian adalah 3 bulan yaitu Instrumen (Alat Pengumpul Data)
dari bulan April ± bulan Juli 2012. Alat ukur penelitian ini berbentuk kuesioner,
dengan tingkat pengukuran dalam kuesioner
Jenis Penelitian adalah ordinal, kategori jawaban terdiri atas
Jenis penelitian ini adalah survey sedangkan 5 tingkatan. Untuk analisis secara kuanti-
metodenya yaitu deskriptif analisis. Menurut tatif, maka alternatif jawaban tersebut dapat
Effendi (2003) dalam buku Riduwan (2010), diberi skor dari 1 sampai 5, atau
menjelaskan bahwa metode survey menggunakan Skala Likert.
deskriptif adalah suatu metode penelitian
yang mengambil sampel dari suatu populasi Metode Pengumpulan Data
dan menggunakan kuesioner sebagai alat Pada penelitian ini pengambilan data primer
pengumpulan data. Dalam penelitian ini data dilakukan dengan metode survey, dengan
dan informasi dikumpulkan dari responden mengambil sampel dari suatu populasi dan
dengan menggunakan kuesioner. Setelah menggunakan kuesioner sebagai alat
data diperoleh kemudian hasilnya akan pengumpulan data.
dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir Deskripsi Operasional Variabel
penelitian akan dianalisis jenis korelasional Penelitian
untuk menguji hipotesi yang diajukan dalam Variabel penelitian terdiri dari dua variabel
penelitian ini. Penelitian korelasional yaitu yaitu variabel bebas (independent) dan
penelitian untuk mengetahui hubungan variabel terikat (dependent).
156
no reviews yet
Please Login to review.