Authentication
356x Tipe DOCX Ukuran file 0.09 MB Source: sc.syekhnurjati.ac.id
1
Korelasi Manajemen Kelas Dan Motivasi Belajar Terhadap Nilai Mata
Pelajaran SKI Siswa Kelas VII di MTs Al-Wathaniyah Wargabinangun
Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon
Tahun Pelajaran 2015/20161
A. Pendahuluan
Tujuan Pembangunan Nasional Indonesia adalah untuk mewujudkan
cita-cita bangsa menuju masyarakat adil dan makmur serta sejahtera.
Pembangunan Nasional dilaksanakan dalam rangka membangun manusia
seutuhnya dan membangun seluruh masyarakat Indonesia. Untuk mewujudkan
pembangunan nasional tersebut diperlukan manusia-manusia yang terampil,
berpengetahuan luas, memiliki mental tangguh serta mempunyai dedikasi
tinggi terhadap tugas-tugasnya, karena pembangunan adalah suatu gerak untuk
menciptakan kehidupan yang lebih baik dengan partisipasi aktif dari
masyarakat. Jika inisiatif itu tidak muncul maka diperlukan teknik-teknik
tertentu untuk menimbulkan dan mendorong inisiatif tersebut.
Dalam perspektif pendidikan nasional, sesuai dengan Pasal 2 Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa
pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pada Pasal 3 ditegaskan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab2.
Firman Allah dalam Al Qur’an tentang pentingnya pendidikan salah
satunya terdapat dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 :
1 Tesis, oleh : Sanusi, NIM 14146310015, Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, 2016.
2 Lampiran Permendikbud No 54 Tahun 2013 Tentang SKL Dikdasmen
2
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS
3
58:11)
Pada surat Thoha ayat 114 Allah SWT juga berfirman,
Artinya: “Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah
kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan
mewahyukannya kepadamu, dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah
kepadaku ilmu pengetahuan."(QS 20:114)4
Salah satu upaya untuk memperoleh ilmu pengetahuan adalah melalui
suatu pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan
manusia, melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang
secara maksimal, sehingga dapat melaksanakan tugas sebagai khalifah
dimuka bumi ini. Pendidikan bukan hanya dapat mengubah manusia dari
ketidaktahuan menjadi tahu akan tetapi juga berfungsi mengubah moral
manusia dari tidak baik menjadi baik. Bagaimanapun tujuan pendidikan
bukanlah sekedar terbatas untuk menguasai pengetahuan tertentu saja, tetapi
lebih penting dari itu adalah kemampuan menggunakan hasil pembelajaran
5
dalam kehidupan sebenarnya .
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia
adalah masalah lemahnya proses pembelajaran, karena siswa kurang didorong
untuk mengembangkan kemampuan berfikir.6 Padahal seorang tenaga
pendidik harus menjaga keseimbangan antara mengarahkan anak didik
3 Al Qur’an, edisi 2, Lestari Books Jakarta & Islamic Book Service New Delhi India, 2009
4 Al Qur’an, Ibid, 2009
5 Wahidin, Sains dan Agama – Rekonstruksi Integrasi Keduanya, Penerbit Ombak
Yogyakarta, 2015, 97
6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, KPM
Group Jakarta, 2013, 1.
3
dengan memberikan kesempatan berkembang sesuai dengan kondisi peserta
didik masing-masing7.
Pengkondisian kemampuan berfikir peserta didik jelas menghendaki
adanya kondisi kelas yang efektif yang dibangun melalui pembinaan disiplin
bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Seorang guru dalam
melaksanakan tugas di kelas, sering dihadapkan kepada masalah prilaku
peserta didik yang menyimpang dan merusak kondisi bagi terciptanya proses
pembelajaran yang sedang berlangsung. Tindakan seorang guru untuk
memodifikasi tingkah laku ke dalam bentuk tuntutan kegiatan pembelajaran,
sehingga tidak muncul prototipe pada diri peserta didik tentang peniruan
perilaku yang kurang baik8. Pada kondisi demikian seorang guru hendaknya
segera melakukan tindakan pencegahan, yaitu tindakan yang dilakukan
sebelum munculnya tingkah laku menyimpang yang berpotensi dapat
mengganngu kondisi berlangsungnya proses pembelajaran yang optimal dan
efektif. Salah satu tindakan pencegahan tersebut adalah menyangkut
peningkatan kesadaran sebagai peserta didik, karena bagaimanapun interaksi
positif antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat terjadi
apabila kesadaran guru dan peserta didik menemui titik temu9.
Manajemen kelas atau pengelolaan kelas menurut Suharsimi Arikunto
dalam Pupuh10 adalah upaya yang dilakukan guru untuk membantu
menciptakan kondisi belajar yang optimal. Lebih lanjut Donni11
mengemukakan bahwa manajemen kelas adalah usaha sadar untuk
merencanakan, mengorganisasikan, mengaktualisasikan dan melaksanakan
surpervisi terhadap program dan kegiatan yang ada di dalam kelas sehingga
proses belajar mengajar dapat berlangsung secara sistematik dan mampu
7 Hartina, Siti, Pengembangan Peserta Didik, PT Refika Aditama, Bandung, 2008, 16
8 Donni Juni Priansa, Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran, cv Alfabeta,
Bandung, 2015, 92.
9 Euis Karwati, Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas, cv Alfabeta, Bandung, 2014,37
10Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Refika Aditama,
Bandung, 2007, 103
11Donni Juni Priansa, Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran, cv Alfabeta,
Bandung, 2015, 75
4
mengoptimalkan segala potensi peserta didik. Tugas dan tanggungjawab
utama seorang guru adalah mengelola pengajaran serta lebih efektif, dinamis,
efisien dan positif yang di tandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan
aktif diantara dua subyek pengajaran; guru sebagai penginisiatif awal dan
pengarah serta pembimbing, dan siswa sebagai peserta didik yang mengalami
dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.
Pada dasarnya seseorang berperilaku karena didorong oleh adanya
keinginan untuk memperoleh pemenuhan dalam bermacam-macam
kebutuhan. Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek
dinamis yang turut menentukan keberhasilan. Motivasi peserta didik akan
membangkitkan dirinya untuk melakukan tindakan dalam rangka memenuhi
kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi dapat tumbuh dari dalam
diri peserta didik karena pengalaman dan kebutuhan yang telah diketahuinya,
meskipun motivasi juga dapat dibangkitkan oleh orang lain seperti oleh
seorang guru.
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah Tsanawiyah Al-
Wathaniyah Wargabinangun Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon tahun
pelajaran 2015/2016 adalah mata pelajaran Tarikh atau Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI). Berdasarkan dokumen penilaian semester pertama di MTs Al
Wathaniyah, prestasi hasil belajar siswa kelas VII dalam mata pelajaran SKI
masih kurang memuaskan, yaitu 52% dari KKM klasikal 75%. Hal tersebut
dapat dijadikan indikator bahwa belum tercapainya penguasaan kompetensi
siswa bagi mata pelajaran tersebut. Dalam hal ini penulis menyakini perlunya
perlakuan terhadap peserta didik berupa pengaturan posisi siswa ketika duduk
dalam mengikuti pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sebagai aplikasi
suatu manajemen kelas.
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang membahas tentang ada atau tidaknya hubungan atau korelasi
antara manajemen kelas khususnya pengaturan tempat duduk dan motivasi
belajar terhadap nilai mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam bagi siswa
no reviews yet
Please Login to review.