Authentication
577x Tipe PDF Ukuran file 0.46 MB Source: repository.unmuhjember.ac.id
PENGARUH JENIS PENGERING DAN LAMA PENGERINGAN
TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG UMBI GANYONG
(Canna edulis ker.)
ARTIKEL
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Sarjana
Program Studi Teknologi Pangan
Oleh :
Armitha Dianty
12.302.0265
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2017
2
2
1
PENGARUH JENIS PENGERING DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP
KARAKTERISTIK TEPUNG UMBI GANYONG
(Canna edulis ker.)
)
Armitha Dianty 123020265 *
)
Dr. Tantan Widiantara, ST. MT. ** Prof. Dr. Ir. Wisnu Cahyadi, M.Si.***)
)
*Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Pasundan
)
**Pembimbing Utama, ***)Pembimbing Pendamping
ABSTRACT
The purpose of this research were to know the effect of drying machine types and drying
time for ganyong tuber flour processing. The benefit of this research were to informed the public
about the proper type of drying machines and drying time for ganyong tuber flour processing.
The research methods were Physical Response which was rendement calculation.
Chemical responses which were water content analysis, fiber and organoleptic test for color and
texture aspect. The experimental design used was Randomized Block Design (RAK) with 2 (two)
factors, dryer machine types and drying time with 3 (three) replications. One product was tested
for ash, fat and carbohydrate level.
Result of the research on ganyong tuber flour product with dryer type factor had no
significant effect on water content, fiber, yield and texture, but had significant effect on color for
organoleptic test. The drying time factor had significant effect on water content but it had no effect
on fiber content, rendement, organoleptic test for color and texture. Interaction factors had no
effect on all responses. The best treatments were drying which used cabinet dryer and 7 hours of
drying time. With the result of chemical analysis which were ash content 3,67%, protein content
0,782%, fat content 2,196%, and carbohydrate 89,252%.
I. PENDAHULUAN sebagai bahan baku industri pangan.
Perkembangan pemanfaatannya dapat
1.1 Latar Belakang ditingkatkan dengan cara penerapan
Indonesia merupakan negara yang teknologi budidaya yang tepat dalam
kaya akan potensi alamnya, seperti kaya upaya peningkatan produktivitas serta
akan potensi hutan, perkebunan dan tersedianya jaminan pasar yang layak.
persawahan yang di dalamnya banyak Peningkatan produksi tersebut harus
ditemukan tumbuhan serta tanaman diikuti dengan teknologi pengolahan
yang dapat dimanfaatkan hasilnya oleh yang dapat menumbuhkan agroindustri.
masyarakat. Indonesia juga tercatat Industri yang mempunyai prospek untuk
sebagai salah satu negara penghasil dikembangkan adalah pengolahan
umbi-umbian, antara lain : ubi kayu, ubi produk setengah jadi seperti tepung
jalar, kentang, talas, dll. Berbagai umbi- (Nurul, 2016).
umbian ini dapat diolah menjadi Potensi umbi minor cukup baik
berbagai jenis makanan yaitu dengan untuk dikembangkan. Dan Komoditas
cara direbus, digoreng, dibakar dan umbi-umbian potensial yang dapat
sebagainya. (Riwanto,2016) dijadikan bahan pangan pokok,
Umbi-umbian merupakan sumber diantaranya umbi ganyong, Produksi
karbohidrat yang mempunyai potensi umbi ganyong di Indonesia dapat
untuk dikembangkan dan memiliki mencapai 2,5 -2,84 kg/ tanaman. Satu
prospek dan peluang yang cukup besar hektar lahan bisa menghasilkan umbi
1
2
ganyong kurang lebih 30 ton (Faathir, steam atau udara panas. Pengeringan ini
2012). Produksi umbi ganyong memiliki kelebihan misalnya: tinggi
mencapai 10 ribu ton per tahun baik di rendahnya temperatur, kecepatan aliran
Jawa Timur maupun di Jawa Tengah dan udara maupun kelembaban dapat diatur,
meningkat setiap tahunnya dalam skala tidak tergantung pada panas matahari
nasional (Tri, L, 2009). atau cuaca. Dengan demikian kecepatan
Menurut Eni H dkk (2011), pengeringan pun dapat diatur sesuai
ganyong berpotensi sebagai sumber dengan komoditi yang dikeringkan,
karbohidrat dengan total karbohidrat tidak memakai tempat atau lokasi yang
mencapai 93,79 % berat kering. Umbi luas, kapasitas dapat dipilih sesuai
ganyong umumnya digunakan untuk keinginan, tidak memerlukan tenaga
produksi pati atau tepung. Bagian umbi kerja yang banyak, selain itu karena
yang dapat dikonsumsi sebesar 68,54 % proses pengeringan dilakukan dalam
dari total berat umbi. ruangan yang tertutup maka kebersihan
Teknologi tepung merupakan maupun kualitasnya dapat lebih terjamin
salah satu proses alternatif produk (Farel H, 2012).
setengah jadi yang dianjurkan karena Pemilihan jenis alat dan kondisi
lebih tahan disimpan, mudah dicampur pengering yang akan digunakan
(dibuat komposit), diperkaya zat gizi tergantung dari jenis bahan yang
(difortifikasi), dibentuk, dan lebih cepat dikeringkan, mutu hasil akhir yang
dimasak sesuai tuntutan kehidupan dikeringkan dan pertimbangan ekonomi,
modern yang ingin serba praktis (Ditjen misalnya untuk bahan yang berbentuk
PPHP, 2012). pasta atau pure maka alat pengering
Pada umumnya masyarakat yang sesuai adalah alat pengering drum,
masih banyak menggunakan proses sedangkan untuk bahan yang berbentuk
pengeringan konvensional atau lempengan atau jenis bahan padatan
pengeringan alami, seperti dapat menggunakan pengering kabinet.
menggunakan terpal atau hamparan Jenis alat pengering lainnya yang dapat
lantai yang memerlukan tempat yang digunakan untuk bahan pangan adalah
luas ,padahal pengeringan ini memiliki pengeringan terowongan, pengering
kelemahan, di antaranya penurunan semprot, pengering fluidized bed,
kadar air sangat tergantung pada pengering beku dan lain-lain
ketersediaannya sinar matahari, cuaca (Mujumdar, 2000). Untuk penelitian
yang tak menentu, kurang higienis, kali ini alat pengering yang digunakan
mudah terkontaminasi bahan-bahan adalah alat tunnel dryer dan cabinet
asing yang berbahaya dan biasanya dryer.
membutuhkan waktu yang lama. Untuk Pengering kabinet biasanya
mengatasi berbagai kelemahan yang merupakan pengering yang paling
dimiliki pada metode pengeringan murah pembuatannya, mudah
konvensional. Maka pengeringan secara pemeliharaannya, dan sangat luwes
mekanis menjadi salah satu alternatif penggunaanya. Pada umumnya
yang memungkinkan dijalankan pengering ini digunakan untuk
(Riwanto M, 2016). penelitian - penelitian dehidrasi
Semakin canggihnya teknologi, sayuran, umbi-umbian dan buah-buahan
pengeringan dapat dilakukan di dalam laboratorium, dan di dalam
menggunakan alat pengering yang lebih skala kecil digunakan secara komersial
cepat praktis dan efisien, serta lebih yang bersifat musiman (Mutia, 2012)
terjaga kualitasnya diantaranya adalah dalam (Jaffarudin J W, 2013)
menggunakan pengeringan buatan Keuntungan jenis pengering
(artificial drying) yang merupakan tunnel merupakan pengering yang
pengeringan memakai media pemanas gerakannya searah dengan aliran udara
2
no reviews yet
Please Login to review.