Authentication
406x Tipe DOCX Ukuran file 0.08 MB
LAPORAN PRAKTIKUM 4 ILMU FISIOLOGI TERNAK KADAR HEMOGLOBIN DARAH SAPI KELOMPOK 1: GEDE ADITYA CANDRA (1703511043) SINTYA DWIYANI PRAMUJI (1703511044) WAYAN YOGI NANDA WP (1703511046) BERMIN DRIANI (1703511047) IZZA AFKARINA SA’ADAH (1703511048) GEDE AGUS ADI PUTRA (1703511049) AJI LESTARIANTO (1703511052) FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA 2018 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat beliau lah penulis dapat menyelesaikan“LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI KE 4 KADAR HEMOGLOBIN DARAH SAPI ” dengan baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Laporan ini dibuat dengan sedemikian rupa dengan tujuan agar mudah mempelajari dan memahami pelajaran yang ada di dalamnya. Dan penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini, dan yang telah memberikan banyak saran, petunjuk dan dorongan dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga segala yang telah kita kerjakan merupakan bimbingan yang lurus dari Tuhan Yang Maha Kuasa.Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat berguna bagi pembuatan dan penyempurnaan selanjutnya. Sekian dan terima kasih. Denpasar, Oktober 2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyebab warna merah darah adalah hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit, dimana senyawa ini merupakan suatu protein yang terdiri dari protoporfirin, globin, dan besi bervalensi ** dua (Fe = Ferro) Kadar hemoglobin darah dapat diukur dengan beberapa cara, antara lain cara shall, kertas tallqvist, dan cara sianmethemoglobin. Pada cara sahli, hemoglobin (berwarna merah cerah) dengan HCl 0,1 N akan membentuk standar, dengan jalan menambahkan air suling (aquadest). Volume yang terbaca dalam skala menunjukkan kadar Hb. Sedangkan degan cara kertas Talqvist berpedoman pada intensitas warna merah darah yang disebabkan oleh kadar hemoglobin. Dengan membandingkan warna tersebut dengan warna standar dari talqvist akan diketahui kadar Hb dalam darah. 1.2 Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui kadar hemoglobin sapi berdasarkan cara sahli dan talqvist. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hemoglobin Hemoglobin adalah protein majemuk yang tersusun atas protein sederhana yaitu globin dan radikal prostetik yang berwarna, yang disebut heme. Protein ini terdapat dalam butir-butir darah merah dan dapat dipisahkan daripadanya dengan cara pemusingan. Berat molekulnya yang ditentukan dengan ultrasentrifuge sebesar 68.000. Ini adalah protein pertama yang diperoleh dalam bentuk hablur. Hemoglobin merupakan protein pembawa oksigen dalam darah. Tiap liter darah mengandung kira-kira 150 gr hemoglobin (Damin Sumardjo, 1990). Kadar hemoglobin adalah jumlah K Fe (CN) akan diubah menjadi methemoglobin yang kemudian diubah menjadi 3 6 hemoglobin sianida (HiCN) oleh KCN dengan batas ambang berat bila Hb < 8 gr/dl, anemia ringan jika Hb > 8 – 11 gr/dl dan normal pada ibu hamil Hb > 11 gr/dl (Prawirohardjo, 2000). Kadar hemoglobin pada darah dikatakan anemia apabila kadar Hb dasar pada pria <13 gr/%, wanita < 12 gr/% dan pada ibu hamil < 11 gr/% (Agus, 2012) Hemoglobin merupakan suatu senyawa kompleks globlin yang dibentuk 4 sub unit, masing- masing mengandung suatu gugusan hem yang dikonjugasi ke suatu polipeptida. Hem adalah turunan porofirin yang mengandung zat besi (Fe). Hemoglobin menjadi satu dengan oksigen udara yang terdapat di dalam paru-paru hingga terbentuk yaitu oksihemoglobin, yang nantinya melepaskan oksigen menuju sel-sel jaringan tubuh. Proses oksihemoglobin memerlukan besi dalam bentuk ferro di dalam molekul hemoglobin. Oksigen yang terikat jumlahnya sama dengan jumlah atom besi. Tiap gram hemoglobin akan mengangkut sekitar 1,34 ml oksigen. (Frandson, 1993). Maka dari itu besi penting dalam pembentukan hemoglobin, mioglobin, dan substansi lainnya seperti sitokrom, sitokrom oksidase, peroksidase, dan katalase (Sawali, 2013). Menurut Guyton (1997), sintesis hemoglobin diawali dari dalam proeritoblast kemudian dilanjutkan dalam fase retikulosit dalam sumsum tulang. Tahap dasar kimiawi pembentukan hemoglobin yaitu suksini KoA yang dibentuk dalam siklus Krebs berikatan dengan glisin untuk membentuk senyawa pirol yang menyatu membentuk senyawa protoporfirin. Kemudian senyawa tersebut berikatan dengan besi menggunakan bantuan enzim ferokelatase membentuk molekul heme. Setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang (globin) membentuk suatu subunit hemoglobin. Menurut Campbell (1995) menyatakan bahwa padaberbagai jenis
no reviews yet
Please Login to review.