267x Filetype PDF File size 0.65 MB Source: library.uir.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ENHANCED OIL RECOVERY
Enhanced oil recovery merupakan teknik perolehan minyak dengan injeksi
material yang tidak biasa ke dalam reservoir (Lake, 2017). Perolehan cadangan
migas terbagi atas 3 tahap yang diperlihatkan pada gambar 2.1 yang meliputi,(1)
Primary recovery yang menggunakan energi alam seperti gas drive dan water drive
atau menggunakan pengangkatan buatan untuk memproduksi migas. (2) Secondary
recovery merupakan tahap di mana menggunakan energi buatan seperti injeksi
fluida ke reservoir untuk mendorong minyak ke lubang sumur. (3) Tertiary
recovery merupakan teknik yang diaplikasikan untuk meningkatkan mobilitas
fluida di reservoir selain pada tahap kedua. Pada tahap ini dilakukan injeksi material
yang mengubah sifat reservoir itu sendiri (Speight, 2009).
Gambar 2.1 Metode perolehan minyak (Speight, 2016)
2.1.1 EOR di Dunia
Total produksi minyak dunia yang disumbangkan dari metode EOR relatif
meningkat selama bertahun-tahun kira-kira sebesar 3 juta barel minyak per hari,
dari total produksi harian lebih kurang 85 juta barel, atau sekitar 3,5 persen dari
produksi harian. Sebagian besar produksi ini berasal dari kontribusi metode termal
yaitu lebih kurang 2 juta barel minyak per hari. Ini termasuk minyak berat di
Kanada (Alberta), California (Bakersfield), Venezuela, Indonesia, Oman, China
dan lain- ain. EOR-CO , yang telah meningkat akhir-akhir ini menyumbang sekitar
2
sepertiga dari satu juta barel minyak per hari, umumnya berasal dari Permian Basin
di AS dan Lapangan Weyburn di Kanada. Injeksi gas hidrokarbon menyumbang
satu sepertiga dari satu juta barel per hari dari berbagai proyek di Venezuela, AS,
Kanada dan Libya. Produksi dari chemical EOR hampir semuanya berasal dari
China dengan produksi di seluruh dunia sepertiga juta barel per hari. Metode
lainnya, seperti mikroba hanya diuji di lapangan tanpa ada jumlah signifikan yang
diproduksi dalam skala komersial (Kokal & Al-Kaabi, 2010).
Gambar 2.2 Evolusi proyek EOR di Amerika Serikat (Alvarado & Manrique,
2010)
Pada gambar 2.2 ditunjukkan bahwa di Amerika Serikat proyek EOR kimia
dan termal telah turun secara konstan sejak pertengahan tahun 1980an sampai
dengan 2005. Pada tahun 1978 injeksi gas EOR mulai diterapkan dan konstan
sampai tahun 2000, terutama dengan naiknya penggunaan proyek CO2. Bahkan,
sejak tahun 2002 jumlah proyek injeksi gas EOR melebihi proyek termal untuk
pertama kalinya sejak 3 dekade. Namun, proyek termal telah mengalami sedikit
peningkatan sejak tahun 2004 karena peningkatan proyek High Pressure Air
Injection (HPAI) di reservoir minyak ringan (Alvarado & Manrique, 2010).
2.1.2 EOR di Indonesia
EOR telah diaplikasikan di lapangan minyak Indonesia sejak 1985. Metode
steam flooding sukses memperpanjang umur lapangan minyak sampai sekarang.
Steam flooding merupakan metode yang membuat peningkatan recovery minyak
berat di Lapangan Duri. Namun, metode lainnya masih dalam beberapa tahap uji
coba lapangan, pilot proyek, dan dalam pekerjaan laboratorium. Penelitian ini
menyajikan metode untuk meningkatkan perolehan minyak dari lapangan migas
(Abdurrahman, Novriansyah, & Khalid, 2016).
Tabel 2.1 Hasil Screening di Lapangan Indonesia
Reservoir/Fluid FIELD
properties Tempino Kenali Asem Duri Duri Minas Minas Ledok Klamono Handil
Oil Gravity [◦API] 43.2 42.2 22.7 22.7 36 36 43 17.5 34
Oil viscosity [cP] 0.9 0.9 100 100 3.5 3.5 7 68 0.6
Porosity [%] 27.1 23.7 36 36 32.3 32.3 34.1 23.4 25
Oil Saturation [%] 23 11 10 10 20 20 50 50 20
Depth [ft] 1270 1753 1680 1680 2342 2342 610 929 6070
Temperature [◦F] 154.4 154.4 100.4 100.4 199.4 199.4 84.2 125.6 258
Permeability [mD] 239 170 500 500 343-1500 343-1500 140 400 30-2000
Formation Type Sandstone Sandstone Sandstone Sandstone Sandstone Sandstone Sandstone Carbonate Sandstone
success in success in Success in Failure in Success in Failure in Success in Success in Success in
Application remarks Laboratory Laboratory Full field Field Trial Field Trial Field Trial Field Trial Field Trial Full field
Scale Scale Scale Scale
Chemical Chemical Chemical Chemical
Type of Application Injection Injection Steam Flood Injection Injection Steam Flood MEOR Thermal Lean Gas
(surfactant- (surfactant- (Alkaline) (surfactant- Induction Injection
Polymer) Polymer) Polymer)
Executing Year 2015 2015 1983-2014 1975 2000 1998 1999 2014 1995-1999
Sumber : Hartono, Hakiki, Abdullah, & Syihab (2017)
Berdasarkan evaluasi screening criteria penggunaan EOR di lapangan migas
di Indonesia, ada 3 kasus screening EOR yang dievaluasi dan didiskusikan: (1)
proyek yang sukses dan direkomendasi oleh algoritma, (2) proyek yang sukses
tetapi sedikit bertentangan dengan hasil algoritma (3) proyek gagal dan tidak
didukung oleh algoritma. Tabel 2.1 merekap hasil screening untuk lapangan yang
dipilih di Indonesia (Hartono, Hakiki, Abdullah, & Syihab, 2017).
2.2 EOR TERMAL
EOR termal biasanya diaplikasikan untuk minyak yang kental, dan
melibatkan energi termal atau panas untuk meningkatkan temperatur minyak dan
menurunkan viskositas minyak (Kokal & Al-Kaabi, 2010). Pada umumnya proyek
termal merupakan steam flooding yang menyumbangkan kontribusi terbesar dari
produksi EOR, tetapi laju pertumbuhannya terhenti pada tahun 1988. Faktanya
produksi termal EOR menurun 16 persen sejak 1988 (Stosur, 2003).
Injeksi steam (atau air panas) dan in-situ combustion merupakan metode
recovery termal yang umumnya digunakan. Metode ini meliputi cyclic steam
stimulation (huff and puff), steam flooding dan steam assisted gravity drainage
(SAGD). In-situ combustion termasuk injeksi udara, dengan prinsip kerjanya
minyak dibakar, menghasilkan panas internal dan juga menghasilkan gas
pembakaran yang meningkatkan perolehan minyak.(Kokal & Al-Kaabi, 2010).
Metode recovery termal telah diaplikasikan di Indonesia sejak tahun 1967.
Proyek recovery termal pertama adalah teknik huff and puff. Pendekatan ini
merupakan awal proyek steam flooding yang telah memperpanjang produksi
Lapangan Duri sampai sekarang (Abdurrahman, Permadi, Bae, & Masduki, 2017).
2.2.1 Konduktivitas Termal
Studi mengenai konduktivitas termal pada media berpori semakin penting
dengan perkembangan sains dan teknik terkini. Perhitungan disipasi panas dari
ledakan nuklir di bawah tanah dan laju kehilangan panas dari bumi akibat gradien
panas bumi bergantung pada karakteristik batuan termal. Penentuan kehilangan
panas di pipa bawah tanah dan pipa air panas membutuhkan pengetahuan tentang
konduktivitas tanah dan batuan.
Secara umum, konduktivitas termal media berpori dipengaruhi oleh faktor
berikut: (a) porositas, (b) ukuran pori dan bentuk pori, (c) suhu, (d) emisivitas pada
pori-pori, (e) konduktivitas termal dari konstituen padatan dan saturasi fluida, dan
(f) kadar air (Sugawara & Yoshizawa, 1962).
no reviews yet
Please Login to review.