Authentication
467x Tipe PDF Ukuran file 0.76 MB Source: indahnya Dun!4
indahnya Dun!4 | budi daya kepiting
Copyright fitriya pi3fit_d4f@webmail.umm.ac.id
http://fitriya.student.umm.ac.id/2010/07/30/budi-daya-kepiting/
budi daya kepiting
Kepiting cangkang lunak akan menjadi tren budidaya kepiting di masa depan
seribu satu rintang masih menghadang usaha budidaya kepiting. Tetapi, ini bukan
pertanda bisnis kepiting bisnis yang merugi. Sebaliknya, bisnis ini menawarkan
berlembar-lembar dolar yang bisa menggemukkan tabungan. Dan usaha budidaya
kepiting yang diramal bakal jadi tren masa depan adalah budidaya kepiting
soka/lunak (soft shell).
Kepiting soka adalah kepiting yang memiliki cangkang (karapas) lunak. Inilah
jawaban atas keengganan sebagian orang mengkonsurnsi kepiting karena harus
berjuang mendapatkan daging di bawah kulitnya yang keras. Dengan sedikit
perlakuan khusus kulit kepiting bisa dibuat lunak sehingga bisa ikut dimakan.
Permintaan Naik
Usaha ini terbilang masih baru sehingga belum banyak yang menggelutinya. Satu
di antara segelintir orang yang mengusahakan kepiting soka adalah Waryoto.
Lelaki 45
tahun asal Purwokerto tersebut sejak lebih dari 3 bulan lalu memulai usaha
budidaya kepiting soka yang dikerjasamakan dengar pengelola Tambak Pandu
Karawang (TPK), Jawa Barat dan seorang pengusaha dari Batam.
Meski baru seumur jagung, namun usaha budidaya kepiting soka Waryoto sudah
membuahkan hasil lumayan. Betapa tidak, harga kepiting Waryoto mencapai Rp 60
ribu per kg. Harga ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kepiting soka di
Sulawesi Selatan yang berada pada kisaran Rp 40 sampai Rp 42 ribu per, kg.
"Biaya produksinya juga mahal, sekitar Rp 20
ribu per kg," kata Waryoto yang mengaku menentukan sendiri harga jual
kepitingnya.
Walau demikian, kepiting soka Waryoto selalu habis diborong eksportir. Bahkan
mereka terus meningkatkan jumlah permintaannya karena kebutuhan untuk
ekspor terus naik. Jika di awal usahanya Waryoto mencari-cari pasar, kini justru dia
page 1 / 2
indahnya Dun!4 | budi daya kepiting
Copyright fitriya pi3fit_d4f@webmail.umm.ac.id
http://fitriya.student.umm.ac.id/2010/07/30/budi-daya-kepiting/
yang diuber pembeli. Permintaan terbanyak datang dari Amerika Serikat dan
Jepang yaitu mencapai 3 ton per bulan. "Tapi saya baru bisa memproduksi sekitar
20 sampai 30 kg per hari," ujar Waryoto. Karena hal ini, bapak dua anak ini
mengatakan belum berani menandatangani kontrak dengan eksportir. "Lahan dan
pasokan belum pasti."
Lebih Menguntungkan
Prinsip budidaya kepiting soka ala Waryoto sangat sederhana. Yakni dari bahan
baku kepiting bakau ukuran 10 - 12 (10 sampai 12 ekor per kg) diadaptasikan dulu
selama satu hari, kemudian dipotong kedua capitnya. Demikian pula dengan
keenam kaki jalannya juga dipotong dan hanya disisakan satu bagian yang dekat
dengan kaki renangnya. Sementara kedua kaki renang tetap dibiarkan utuh.
Setelah pemotongan itu lalu dipelihara lagi di tambak (kolam tanah) selama 15 hari
atau sampai mengalami ganti kulit (molting). Saat molting inilah, kepiting akan
menghasilkan cangkang baru yang lunak dan siap dipanen. Ukuran kepiting akan
bertambah sekitar 2 size.
Fungsi pemotongan capit dan kaki
jalan kepiting adalah untuk membuat stres
kepiting sehingga proses moltingnya juga akan lebih cepat," Waryoto berbagi
ilmu. Menurut dia, budidaya kepiting soka jauh lebih menguntungkan dibandingkan
dengar budidaya kepiting biasa di keramba. Tingkat kematiannya paling banter
hanya 20%. Sementara budidaya kepiting di keramba mortalitasnya mencapai
40%, Selain itu rasa kepiting soka yang dipanen dari kolam lumpur juga lebih
manis dibandingkan dengan kepiting yang dipelihara di keramba.
Kepiting yang dipelihara di keramba, kalau panas tak ada tempat berlindung
sehingga mempengaruhi kondisi tubuhnya dan tak jarang berujung pada kematian.
Sedangkan kepiting yang dipelihara di kolam lumpur (tambak) akan masuk dan
bersembunyi di dalam lumpur ketika panas. Dia juga akan mengambil nutrisi dari
lumpur sehingga rasanya menjadi manis, Dan biaya produksi kepiting soka di
tambak 30% lebih irit daripada biaya produksi di keramba. Waryoto mengaku, ia
khusus mempelajari teknik produksi kepiting soka ini dari sebuah perusahaan
pengolahan.
page 2 / 2
no reviews yet
Please Login to review.